Malu

Setelah teman-temannya turun, mood Brian langsung hancur.

“Nggak usah ganjen jadi cewek, baru juga menikah ehh udah mau buat ulah.” Sindir Brian kepada Disya, dan Disya yang mendengar penuturan Brian seakan tidak terima.

“Bukannya bapak lihat sendiri bukan saya yang rayu teman bapak, tapi dia sendiri yang datang kepadaku bahkan dia bilang, jika bapak memperlakukanku dengan tidak baik maka dia bersedia untuk menggantikan posisi bapak.” Ucap Disya menggebu-gebu.

“Ahh…tapi buat apa aku menjelaskan semua itu, bukannya bapak sendiri yang bilang jika diantara kita jangan ada yang saling mencampuri urusan pribadi masing-masing, jadi saya harap apapun yang terjadi jangan sekali-kali bapak campuri urusan saya.” Disya geram dengan kata-kata yang Brian ucapkan seperti sedang merendahkannya.

Brian langsung diam mendengar penuturan Disya, dia juga tidak mengerti dengan perasaannya dia sangat benci berada disituasi seperti ini.

Pesta pun akhirnya selesai, Disya dilarang berlama-lama menyambut tamu karena keadaannya yang hamil muda membuatnya rentan mengalami keguguran. Jadi para orang tua sengaja membuat pestanya tidak lama karena takut akan memberikan efek negative kepada kandungan Disya.

“Nak, antar Disya kekamar, biar sekalian kalian istirahat, nanti kami yang hendle keluarga yang masih ada disini.” Ucap Fina lembut.

Disya memang tidak bisa berjalan sendiri karena gaun yang dia kenakan cukup berat dan menjuntai kebelakang, jadi harus ada yang memegang gaunnya.

“Iya ma, kalu gitu kami pamit kekamar dulu.” Ujar Brian langsung berjalan disamping Disya sambil memegangkan gaunnya.

Sepanjang perjalanan menuju kamar mereka hanya terdiam dengan pikirannya masing-masing.

Setelah sampai, Disya langsung menuju kamar mandi untuk membuka gaunnya, tapi dia kesusahan untuk membuka resleting bagian punggungnya.

Sudah satu jam lebih Disya dikamar mandi tapi belum juga muncul tanda-tanda bahwa dia akan keluar, hingga akhirnya Brian pun berinisiatif untuk bertanya dia takut terjadi sesuatu kepada ibu dari calon anak-anaknya.

“Disya, kamu nggak apa-apakan? Kenapa lama sekali.” Ujar Brian cemas.

“Ah…iya pak, bentar lagi saya keluar.” Disya bingung harus mengatakan apa kepada Brian dia juga malu untuk minta tolong kepada Brian.

Dengan terpaksa Disya keluar dengan masih menggunakan pakaian pengantin itu. Dia hanya menunduk ketika Brian memperhatikannya.

“Kenapa kamu belum mengganti pakaianmu, bukannya itu sangat berat?.” Tanya Brian yang heran melihat Disya keluar masih menggunakan pakaian pengantinnya.

“Engg..ini aku mau telpon ibu buat bantu aku melepaskan gaun ini.” Ucap Disya.

“Emang kenapa biar aku yang bantu, ibumu pasti masih sangat sibuk melayani tamunya.” Ujar Brian.

Disya sempat dilema, tapi akhirnya dia setuju karena toh Brian juga sudah menjadi suaminya, bahkan dia sudah pernah melihat tubuhnya.

“Saya tidak bisa membuka resleting gaun yang berada dipunggung saya.” Ucap Disya sambil menunduk.

“Ohh..kenapa kamu tidak bilang dari tadi, sini saya bukakan.” Ucap Brian. Tidak tau saja Brian bahwa Disya masih sangat malu dengan dia.

Brian menuju kebelakang Disya kemudian menurunkan resletingnya. Karena resletingnya sangat panjang hingga keatas bokong Disya, akhirnya gaun itu langsung jatuh hingga ke bawah, untung saja Disya langsung sigap memegangnya, tapi tubuh bagian atas Disya sudah terekspos dan dia tidak mengenakan bra. Untungnya Brian berada dibelakangnya, jadi dia tidak melihat kedua asetnya.

Brian yang melihat itu seketika bulu kuduknya meremang seketika, dan dengan reflek dia memengang punggung polos Disya mengelusnya hingga menimbulkan gelenyar aneh bagi keduanya.

Tanpa sadar Disya melenguh dan Brian yang mendengar itu memberanikan diri memegang aset Disya bagian depan, sangat pas untuk ukuran tangannya. Mereka berdua terhanyut dengan yang mereka lakukan.

Hingga akhirnya Disya langsung sadar dengan apa yang mereka lakukan, dia langsung memegang tangan Brian untuk menghentikan aktifitasnya kemudian dia dengan kesusahan berlari menuju kamar mandi.

Setelah sampai dikamar mandi Disya langsung memegangi dadanya yang berdetak begitu cepat, dia malu karena sempat terbuai dengan sentuhan Brian.

Sedangkan Brian, dia masih ingin melanjutkan kegiatan mereka tadi tapi Disya malah menghentikannya, apakah dia sudah bisa menerima Disya ataukah ini hanya obsesinya saja kepada tubuh Disya? Brian belum bisa membedakannya.

Disya keluar dengan tubuh yang segar dan rambut basah, karena lupa membawa pakaian gantinya dikamar mandi, dia terpaksa hanya menggunakan bathrobe untuk keluar dari kamar mandi karena dia malu jika harus meminta tolong lagi kepada Brian.

Brian yang melihat Disya dengan rambut basahnya dan air yang menetes ditubuh Disya membuatnya terpana, Disya sangat seksi menurutnya. Baru saja dia sembuh dari gejolak yang dia ciptakan bersama Disya, dia harus kembali menahannya lagi karena melihat Disya yang sangat seksi.

Disya yang sadar diperhatikan oleh Brian mempercepat acara mencari pakaiannya, lalu dia dengan setengah berlari menuju kamar mandi untuk memakai pakaiannya.

Setelah Disya selesai dengan acara mandinya, Brian pun bergegas masuk kekamar mandi dan melakukan ritual membersihkan badannya dan berganti pakaian.

“Bapak mau apa?.” Disya yang sudah ingin tidur langsung menghentikan gerakannya ketika melihat Brian yang akan berbaring dikasur juga.

Karena setaunya tadi siang Brian lebih memilih tidur disofa dibandingkan dengannya, jadi dia heran kenapa tiba-tiba Brian membuka selimut yang ada disampingnya.

“Ya mau tidur lah, memangnya apa lagi?.” Ucap Brian sambil duduk dikasur samping Disya.

“Bukannya bapak akan tidur disofa ya, seperti tadi siang.” Ucap Disya

“Kapan aku bilang gitu, lagipula aku malas tidur disofa, nanti badanku sakit semua seperti tadi siang.” Sanggah Brian.

“Yaudah, kalau gitu aku buat pembatasnya dulu.” Disya langsung mengambil guling yang ada disitu kemudian membuatnya menjadi pembatas diantara mereka, dia tidak mau dekat-dekat dengan Brian, terlau menyakitkan jika harus berharap sedangkan ujung-ujungnya akan sakit hati.

Brian hanya memperhatikan Disya, dia tidak menyanggah ataupun mengiyakannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!