Berita terbaru

Padahal bagi Brian sendiri, dia memang tidak pernah mau menerima perjodohan itu tapi untuk menghormati kedua orang tuanya dan tidak ingin mereka kecewa Brian akhirnya membiarkan Mona untuk berusaha mengambil hatinya.

Tapi bukannya menjadi tertarik dengan Mona, Brian malah menjadi semakin ilfel karena Mona selalu saja menempel sama dia bahkan mengaku-ngaku menjadi kekasihnya hingga akhirnya Brian selalu menjaga jarak bahkan menjauhi Mona.

Menurutnya lebih baik seperti itu sambil mencari gadis yang cocok dengannya dan bisa dijadikan sebagai pendamping hidupnya.

Matahari sudah terbit dan hal tersebut mengganggu Brian yang sedang tidur dengan pulasnya karena cahayanya mengenai wajah Brian. Tadi malam dia lupa menutup balkonnya dengan gorden sehingga cahaya matahari bisa dengan bebas mengganggu tidurnya.

“Hoam…jam berapa ini?” Ucap Brian sambil menguap kemudian mengambil handphonenya yang berada di atas nakas.

“Ternyata masih jam setengah tujuh.” Ucap Brian lagi kemudian pergi kekamar mandi untuk membersihkan tubuhnya karena pagi ini dia ada jadwal mengajar jam delapan.

Setelah Brian selesai mandi dia kemudian menuju walk in closet untuk memakai baju, dan setelah semuanya beres dia kemudian menuju dapur untuk membuat sarapan sederhana yaitu roti tawar dengan selai nanas.

Ketika sedang menikmati sarapannya sang mama yaitu Fina menelpon Brian.

“Halo ma, ada apa pagi-pagi begini nelpon Brian?” Ucap Brian dengan nada yang datar.

“Kamu ini bukannya senang mama nelpon, malah kamu tanya kayak begitu.” Ucap fina dengan kesal karena sepertinya Brian tidak menyukai pada saat dia menelponnya.

“Ya, pastinya mama kangen lah sama kamu Bry. Sebentar malam kamu ada kegiatan tidak?” Lanjut Fina, yang ternyata mempunyai niat lain, selain untuk kangen-kangenan dengan Brian.

“Kalau ada emangnya kenapa mah?” Ucap Brian yang tidak mau langsung menjawab karena pasti sang mama ada maksud lain dibalik itu semua.

“Begini sebentar malam itu kita bakalan adakan acara makan malam dengan keluarganya Mona, sekalian menanyakan tentang kejelasan hubungan kalian.” Jelas Fina.

Pada malam nanti memang baik kedua orang tua Brian maupun Mona sepakat untuk membuat acara makan malam untuk membahas terkait kejelasan hubungan antara Brian dan Mona, karena mereka sudah terlalu lama memberikan kesempatan kepada Brian dan Mona tapi belum ada tanda-tanda mereka saling suka.

“Kalau gitu nanti aku usahain datang mah.” Ucap Brian yang ingin segera mengakhiri hubungannya dan Mona karena dia memang dari dulu tidak pernah menyukainya.

“Baiklah sayang kalau begitu mama tutup dulu ya, jangan lupa datang, bye.”Ucap Finayang berharap dengan kedatangan Brian.

“Iya mah, bye.” Ucap Brian

Setelah sarapan Brian siap-siap untuk bergegas kekampus, kemudian menuju parkiran untuk mengambil mobilnya lalu dia kemudian melajukan mobilnya menuju kampus.

Saat sampai diparkiran kampus lagi dan lagi dia bertemu dengan Disya, kebetulan Disya juga baru saja sampai dikampus karena ada jadwal mata kuliah jam delapan juga.

Brian menatap Disya yang baru turun dari mobilnya kemudian menyapanya.

“Hai, sepertinya akhir-akhir ini kita sering bertemu ya.” Ucap Brian sambil menelisik penampilan Disya dari atas hingga keatas.

Dia masih heran kenapa dia bisa tertarik dengan gadis didepannya ini padahal jelas-jelas dia bukanlah tipe Brian sama sekali.

“Hai pak, mungkin karena kita satu kampus dan satu fakultas pak, oleh sebab itu kita sering bertemu.” Ucap Disya yang kurang nyaman dengan tatapan yang diberikan oleh Brian, disatu sisi dia takut karena traumanya tapi disisi lain dia juga takut jika Brian sudah curiga dengan dia.

“Hahaha iya bisa jadi seperti itu, karena kalau gara-gara kita berjodohkan nggak mungkin.” Ucap Brian sambil tertawa.

“Iya pak, kalau begitu saya permisi ke kelas dulu ya.” Ucap Disya yang langsung pergi tanpa memperdulikan perkataan yang Brian akan lontarkan lagi.

“Sombong sekali dia, padahal aku ini dosennya.” Ucap Brian dengan kesal sambil meninggalkan area parkiran tersebut.

Saat tiba dikelasnya Disya langsung duduk dibangkunya sambil menyimpankan tempat duduk untuk Dina, karena kebetulan Dina belum datang.

Karena bosan menunggu Dina yang sangat lama, Disya kemudian membuka ponselnya kemudian melanjutkan membaca novelnya disalah satu aplikasi.

Saat sedang asik membaca novel Dina datang sambil mengagetkan Disya yang sedang serius membaca karena dia sedang dipart yang lagi seru-serunya, pasti dia kesal dong.

“Serius amat sih lagi lihat apa?.” Ucap Dina sambil mengintip ponsel Disya yang sedang menampilkan bacaan novelnya yang belum selesai.

“Ah elo mah ngagetin gue, padahal ini lagi seru banget loh.” Ucap Disya dengan kesal karena Dina telah mengganggu dia yang sedang baca novel.

“Tapi Sya gue punya berita yang lebih seru, hot, dan terbaru, lo mau tau nggak?” Ucap Dina yang berusaha menghibur Disya yang sedang bête karena Dina tadi sempat mengagetkannya, untung Disya tidak punya riwayat penyakit jantung.

“Apa?” Tanya Disya, yang sepertinya dia juga penasaran dengan berita yang dimaksud Dina.

“Ye…padahal tadi kesel, pas gue pancing gitu aja langsung hilang betenya.” Ucap Dina sambil tertawa kepada Disya.

Hal itu juga yang membuat Dina menyukai Disya, karena dia tidak pernah berlarut-larut dalam kemarahan, makanya dia tidak terlalu takut bila Disya marah karena itu pasti tidak akan berlangsung lama.

“Ya..abisnya gue juga penasaran, udah cepat jawab berita apaan?” Ucap Disya yang sudah tidak sabar dengan berita yang akan Dina sampaikan.

“Jadi kan sebentar lagi fakultas kita bakalan ultah ini, yang gue dengar para petinggi fakultas dan antek-anteknya bakalan buat pesta yang sangat besar, dimana nantinya akan mengundang mahasiswa, dan para dosen untuk turut meramaikan pesta tersebut.” Jelas Dina dengan wajah bahagia.

“Dan pastinya gue juga bisa sekalian cuci mata dikit hehehe, soalnya Leo nggak pernah ngelirik gue sih, kayaknya gue bakalan cari yang mau sama gue aja deh Sya.” Ucap Dina dengan nada sedih dan dia juga akan berusaha untuk membuka hatinya buat cowok yang bisa nerima dia apa adanya.

“Kalau saran gue sih terserah lo, asalkan lo bisa bahagia sama siapa pun nantinya.” Jelas Disya yang kasihan juga sama sahabatnya tersebut karena tidak pernah dilirik oleh laki-laki yang disukainya.

“Uhh…sweet banget sih, lo emang ter the best sya.” Ucap Dina sambil memeluk Disya.

Tak lama dosen mereka masuk, dan mereka pun fokus memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Setelah dosen tersebut keluar dengan meninggalkan tugas, akhirnya mereka bersiap-siap untuk meninggalkan ruang kelasnya.

Dan mereka menuju perpustakaan untuk mencari buku untuk referensi tugasnya, sekalian menunggu mata kuliah selanjutnya.

“Jadi gimana sya, lo bakalan datang nggak nanti kalau acara itu beneran jadi?” Tanya Dina, karena dia pasti akan memaksa Disya untuk ikut apabila dia tidak mau ikut.

“Hmm…sebenarnya aku nggak tertarik sih Din, jadi kayaknya gue nggak bakalan ikut deh.” Ucap Disya yang menolak untuk ikut, karena dia memang kurang suka dengan menghadiri acara-acara seperti itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!