Sah

Waktu yang ditunggu-tunggu oleh semua orang pun tiba terkecuali Brian dan Disya, hari ini adalah hari ikatan suci yang akan mereka lakukan berdua.

Disya menggunakan kebaya berwarna putih senada dengan baju yang dikenakan oleh Brian.

Setelah acara ijab kabul terlaksana dan bergema diseluruh ruangan dengan kata “sah”, mempelai wanita dituntun untuk duduk disamping mempelai pria.

Disya mencium tangan Brian dan Brian mencium kening Disya, terlihat sangat romantis tetapi tidak dengan isi hati kedua pasutri tersebut.

Disya ingin segala rangakaian cara ini segera berakhir, dia tidak mau terus berpura-pura dihadapan keluarganya.

Setelah acara akad selesai mereka langsung menuju kamar untuk segera beristirahat, karena pada malam hari mereka akan mengadakan resepsi.

Disya sangat lelah ditambah dia yang sedang hamil muda, membuatnya sangat lemas. Sesampainya dikamar dia langsung membaringkan tubuhnya diatas kasur.

Brian mengikuti Disya dari belakang, karena mereka istirahat dikamar yang sama. Setelah sampai Brian segera mengganti bajunya dengan pakaian santai, sedangkan Disya karena sangat kelelahan dia ketiduran dan tidak sempat mengganti bajunya.

“Disya….Disya….bangunlah ganti dulu pakaian mu setelah itu kamu tidur kembali.” Ucap Brian memegang pundak Disya dan mengguncangnya.

“Eughhh…iya pak nanti saja saya masih sangat lelah.” Ucap Disya dengan mata yang masih terpejam.

“Baiklah kalau begitu terserah kamu saja.” Brian langsung beranjak dari samping Disya kemudian menuju sofa untuk segera mengistirahatkan tubuhnya.

Brian tidur disofa sedangkan Disya tidur dikasur, mereka memang tidak sedekat itu hingga harus tidur bersama.

Setelah cukup lama tertidur akhirnya Disya terbangun dengan tenaga yang sudah full kembali, dia kemudian menuju arah kamar mandi kemudian membersihkan tubuhnya dan berganti baju.

Saat keluar dari kamar mandi dia kasihan melihat kondisi Brian yang tertidur disofa dengan keadaan tidak nyaman sehingga dia berisiatif menyuruhnya pindah kekasur.

“Pak…sebaiknya bapak pindah kekasur, soalnya disofa tidak nyaman nanti leher bapak sakit.” Ucap Disya sambil berusaha membangunkan Brian.

Melihat Disya yang berada didepannya Brian segera menuju kekasur untuk melanjutkan kembali tidurnya.

🌑🌑🌑

Malam pun tiba, Disya telah dirias oleh MUA terkenal, walaupun tompelnya masih ada serta giginya terlihat tonggos, setidaknya mukanya tidak dibuat kusam dan kacamatanya juga dilepas, sehingga membuat aura kecantikan Disya keluar.

Bagi mereka yang memperhatikannya secara seksama pasti akan langsung terpukau dengan wajah Disya walaupun ada tompel yang menghiasi wajahnya dan gigi yang tonggos, karena Disya mepempunyai hidung yang mancung mungil, mata bulat dihiasi bulu mata yang lentik, serta bibir tipis menjadikan Disya bak Barbie hidup.

“Wahh…cantik sekali kamu, jika kamu menghilangkan tompel dan gigi tonggosmu ini, aku yakin pasti suamimu akan selalu betah dirumah dan kamu akan dikurung didalam rumah, karena takut akan ada yang rebut kamu.” Ucap MUA itu sambil memperhatikan wajah Disya dengan seksama karena tergolong sangat cantik.

“Ahh…anda bisa saja, biarkan aku seperti ini supaya aku tau apakah suamiku bisa menerimaku apa adanya.” Ucap Disya tersenyum kearah MUA tersebut.

Setelah selesai didandani dan dibaluti gaun berwarna peach yang sangat indah, Disya didampingi oleh ibunya turun kemudian menyerahkannya kepada Brian, Disya lalu menggandeng tangan Brian kemudian mereka berjalan bersama-sama menuju pelaminan yang telah dihias sangat mewah.

Bak ratu dan raja Brian dan Disya tampak sangat serasi dengan pakaian yang mereka kenakan. Banyak tamu undangan yang kagum akan pernikahan mereka.

Brian yang melihat kearah Disya sempat terpaku beberapa detik, tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya, dan mencoba mengembalikan kesadarannya. Disela-sela langkah mereka tanpa Disya sadari Brian selalu mencuri pandang kearahnya.

Banyak rekan kerja serta teman Brian yang hadir, sedangkan Disya hanya mengundang Dina karena hanya Dina lah yang sudi berteman dengan dia.

Dina naik keatas pelaminan dan bersalaman dengan pengantin baru tersebut.

“Selamat ya Sya, gila geruntung banget lo bisa nikah sama pak Brian, idola sejuta umat.” Dina iri dengan keberuntungan Disya yang mendapatkan suami yang perfect.

“Entah ini keberuntungan atau musibah buatku Din, gue udah malas membahasnya.” Ucap Disya lesu karena kenyataannya tidak seperti yang Dina ucapkan.

Dina hanya cekikikan saja mendengar jawaban Disya, karena memang dari awal Dina tau bahwa Disya sangat tidak meyukai Brian.

Tak lama setelah Dina turun, teman-teman Brian pun naik untuk memberikan ucapan selamat kepada Brian dan Disya.

“Wah….sepertinya teman kami sebentar lagi akan melepaskan gelarnya yang masih berstatus perjaka.” Ucap Niko sambil tertawa dan diikuti oleh teman-teman Brian yang lain. Mereka tidak mengetahui tentang kejadian Brian dan Disya, karena Brian belum sempat membicarakannya.

“ Iya dan juga sepertinya sebentar lagi, dia juga bakalan jarang datang ke acara yang kita buat.” Timpal Andre.

“Apaan sih.” Ujar Brian ketus tidak suka dengan candaan yang dilontarkan teman-temannya.

“Bro sepertinya lo nggak suka sama istri lo.” Bisik Digo ditelinga Brian karena takut terdengar oleh Disya. Dari tadi dia memperhatikan kedua pasutri tersebut tapi mereka tidak menunjukkan raut bahagia sama sekali, bahkan mereka seperti saling menjaga jarak.

“Ya gitu deh.” Ujar Brian acuh.

“Kalau lo mau main-main sama dia sebaiknya lepas dia dari sekarang, karena gue siap kok buat menerimanya.” Seketika Brian langsung menatap kearah Digo dengan tajam, dia tidak mengerti kenapa bisa Digo berkata seperti itu, apakah Digo tertarik dengan Disya?

“Apa maksud lo bicara seperti itu? Lo tertarik dengan dia?” Tanya Brian, entah kenapa setelah mendengar penuturan Digo muncul perasaan yang tidak biasa.

“Gue suka sama dia, jadi kalau lo nggak suka lebih baik lo serahkan dia ke gue.” Ujar Digo to the point, karena dari awal dia melihat Disya dia sudah tertarik. Digo langsung berpindah tempat karena sudah banyak yang antri untuk berjabat tangan dengan pasangan baru itu.

Digo beralih ketempat Disya, dia menjabat tangannya lalu menciumnya, Brian yang melihatnya seketika muncul aura mencekam di sekeliling tubuhnya. Untungnya kejadian itu hanya disaksikan oleh mereka saja karena yang lain lagi sibuk dengan urusan masing-masing.

Sedangkan Disya yang diperlakukan seperti itu seketika langsung mematung, apa maksud dari teman suaminya memperlakukan dia seperti itu. Dia langsung menatap wajah Digo dan Digo hanya membalasnya dengan senyuman menawan.

Digo membisikkan sesuatu ditelinga Disya “Selamat atas pernikahanmu, jika kamu diperlakukan tidak baik oleh Brian maka jangan sungkan-sungkan untuk menceritakannya kepadaku agar aku bisa menggantikan posisinya disisimu.” Digo menatap mata Disya sambil tersenyum dan Disya yang diperlakukan seperti itu seperti tidak percaya karena ternyata masih ada yang menerimanya walaupun mukanya tidak cantik-cantik amat.

Disya sangat terharu dengan ungkapan tulus dari teman suaminya, dan dia hanya membalasnya dengan senyuman.

Brian yang melihat mereka terlihat akrab dan saling membalas senyuman satu sama lain langsung membuang mukanya, dia tidak mengerti dengan perasaannya saat ini.

Jangan lupa like yaaa manteman 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!