Hamil?

Setelah nada diseberang telepon tersambung, Disya langsung menyapa orang tuanya layaknya seperti tak terjadi apa-apa semalam.

“Halo bu.” Ucap Disya.

“Halo sayang, kamu dimana, kenapa semalam nggak pulang kerumah?.” Ucap Sarah dengan sangat khawatir.

“Disya nginap dirumah Dina bu, soalnya semalam acara baru selesai pas larut malam, jadi aku temani Dina biar dia nggak pulang sendiri, kan bahaya bu kalau anak gadis pulang malam-malam sendiri.” Sebenarnya Disya tidak tega membohongi orang tuanya, tapi untuk tidak membuat orang tuanya lebih khawatir lebih baik dia berbohong.

“Oh iya, kalau gitu jangan lama-lama ya Sya tinggal disana, soalnya ibu kesepian kalau sendirian dirumah.” Sarah tidak bisa jauh-jauh dari anaknya karena ia takut kejadian seperti Cantika terulang kembali.

“Iya bu, paling nanti sore baru Disya akan pulang.” Ucap Disya.

“Yaudah, ibu tunggu nanti dirumah, kalau gitu udah dulu ya sayang, bye.” Ucap Sarah setelah itu mematikan panggilannya.

☀️☀️☀️

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, tidak terasa sudah satu setengah bulan yang lalu kejadian itu terjadi. Disya menjalani hari-harinya seperti biasanya, walaupun dia harus berusaha keras untuk itu.

Setelah malam kelamnya bersama sang dosen tampan Disya berusaha untuk bersikap biasa saja setiap kali dia bertemu dengan Brian.

Tapi tidak dengan Brian, dia selalu dihantui rasa bersalah, tapi melihat keadaan Disya yang baik-baik saja, dia berpikir kecemasannya ini sangat tidak beralasan. Dia mencoba untuk bersikap seperti dulu, sebelum kejadian na'as tapi nikmat yang menimpa mereka berdua.

Huekk…huekk..

Entah kenapa pagi ini Disya merasa tubuhnya sangat berbeda sekali, dia muntah setelah mencium masakan sang ibu yang mengandung bawang.

Dia langsung berlari kekamar mandi dapur untuk memuntahkan isi perutnya yang belum terisi apa-apa, karena belum sempat dia makan dia malah muntah.

Sontak kedua orang tuanya langsung bergegas menyusul Disya kekamar mandi, dia khawatir putri mereka satu-satunya mempunyai penyakit serius.

“Sayang kamu kenapa?.” Ucap Sarah yang panik melihat putrinya muntah-muntah.

“Nggak tau bu, kayaknya asam lambungku kambuh, makanya aku merasa mual dan ingin muntah.” Jelas Disya.

“Kalau gitu kamu nggak usah kekampus dulu ya, nanti minta sama Dina buat izinin kamu, biar kamu istirahat aja hari ini.” Ucap Sarah dengan lembut.

“Iya bu nanti aku beritahu Dina, kalau gitu aku kekamar dulu ya, soalnya aku pengen istirahat sebentar.” Ujar Disya yang masih lemas dan ingin segera merebahkan tubuhnya dikasur.

“Iya, kalau ada yang sakit bilang sama kami ya, biar kita kerumah sakit kalau perlu.” Ucap Handoko yang khawatir dengan keadaan putri semata wayangnya itu.

“Iya yah.” Ucap Disya yang langsung pergi menuju kamarnya.

Tubuhnya terasa sangat lemas dan tidak bergairah untuk melakukan apa-apa, dia merasa ada yang aneh dengan tubuhnya, karena tidak biasanya dia mual ketika mencium bau masakan ibunya.

Tidak mau berpikir sendiri akhirnya Disya menghubungi Dina, sapa tau dengan menghubungi Dina dia mendapatkan solusi dari keanehannya pagi ini.

Dertt…dertt…dertt…

Dina yang sedang asik bermain game pun langsung menghentikan gamenya dan beralih untuk menngangkat telpon dari sahabatnya.

“Iya halo sya.” Ucap Dina setelah mengangkat telpon dari Disya.

“Din, hari ini lo izinin gue ya soalnya tiba-tiba gue sakit.” Ucap Disya dengan lemah.

“Hah…sakit apa sya? perasaan kemarin dikampus lo baik-baik aja deh, sya.” Dina seperti tidak menyangka dengan Disya yang tiba-tiba sakit, soalnya kemarin Disya telihat segar bugar bahkan dia menngajak Dina untuk ke mall tapi Dina menolaknya.

“Nggak tau nih Din, gue rasa ada yang aneh deh dengan tubuh gue, tadi pas gue cium aroma bawang yang keluar dari masakan nyokap gue, gue langsung mual terus muntah saking nggak kuatnya dengan aroma bawang, padahal lo taukan kalau gue itu nggak ada masalah apa-apa dengan aroma bawang sebelumnya.Terus badan gue lemes banget nih, kayak males buat lakuin apa-apa.” Jelas Disya.

Sedangkan dari tanda-tanda yang diceritakan Disya kepadanya, Dina takut jika apa yang dipikirkannya ini benar adanya, karena dia pernah mendengar cerita sepupunya yang ketika hamil maka akan mengalami mual-mual dipagi hari.

Terlebih Disya mual ketika mencium bau bawang, yang mana sebelumnya tidak pernah terjadi pada Disya.

“Sya, tamu bulanan lo udah datang belom? Gue khawatir dari kejadian yang lo ceritain tadi, ada sangkut pautnya dengan kejadian malam itu.” Dina sungguh tidak tega jika sahabatnya beneran hamil, apalagi orang yang menghamilinya tidak diketahui identitasnya, lantas sama siapa Disya bisa meminta pertanggung jawaban.

Deg

Disya langsung mematung ditempat, dia tidak pernah berpikir kearah situ, karena terus memikirkan kejadian sang kakak dan keadaan kedua orang tuanya Disya sampai melupakan hal yang seharusnya dia antisipasi lebih awal.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!