Munculnya monster besar

Arka menyerang cutnya yang membunyika suling tersebut. Dengan bola api miliki Arka, yang berasal dari kekuatan golok teri satya yang telah berhasil di aktifkan olehnya.

Cunya dan yang lainnya menghindari bola api tersebut. "Berengsek apa yang kau lakukan." Ucap Cunya yang di serang oleh Arka.

"Kalin ini mengganggu saja, lebih baik kalin pergi dari sini. Atau kalian semua akan ku habisi bersama dengan anak buah penghianat ku ini! [Makhluk dedemit]." Saut arka pada pasukan pitung.

"Bagaimana komandan. Apa kita habisi saja Makhluk itu dan orang sombong ini." Ucap Cunya pada pitung.

"Tidak, biarkan saja dulu. Kita lihat saja dia." Jawabnya pitung.

*Sementara itu, Di kediaman kadita bersama teman-temannya.

Sari yang memiliki pedagang setan, merasakan pirasat yang tidak enak, dari hawa yang di timbulkan oleh pedagangnya itu.

Kadita sedang memikirkan cara untuk membantu Arka.

Dik Aini mengkhawatirkan kakang angkat tercintanya.

Mbak siti sedang bimbang, Apa dia harus pergi menolong Arka atau menunggu di sini, sesuai yang di perintahkan Arka.

Robi mengkhawatirkan sohibnya itu.

"Aku tidak bisa tinggal diam saja di sini, Aku harus membantu kakang bodoh itu." Ucap dari dik Aini.

"Tapi kita di perintahkan untuk menunggunya disini, dan menjaga ibu kota." Saut dari mbak Siti.

"Aku tahu kau sangat mengkhawatirkannya, Kita semua yang ada di sini, merasakan hal yang sama dengan mu.

Jika kau melawan perintahnya, lelaki tolol itu akan memarahi mu nanti." Ucap Sari pada dik Aini.

"Tapi Arka selalu berjuang sendirian, ketika terjadi hal yang berbahaya. Padahal dia itu kapten kita, harusnya kita yang bertindak sebagai bawahannya." Ucap dari Robi.

"Memang dia itu tolol. Dia tidak mau melihat keluarganya menderita, maka dari itu setiap ada hal yang berbahaya seperti ini, dia selalu melakukannya sendirian." Ucap mbak siti yang membanggakan Arka.

"Sebenarnya yang jadi pemimpin itu dia atau kita sih, apa bisa dikatakan waja, seorang pimpinan berjuang sendiri di medan pertempuran." Ucap robi.

"Hai, Arka sudah menganggap kalian adalah keluarga. Bukanlah sebagai bawahannya. Dalam pemikirannya, sebagai pimpinan keluarga dia harus bisa melindungi orang-orang yang berharga baginya.

Kita harus percaya dengannya. " Saut dari Kadita menjadi pencerah bagi mereka semua.

Selagi mereka memperdebatkan hal tersebut.

Sari tanpa sepengetahuan mereka semua, dia telah pergi menuju tempat keberadaan arka.

"Benar bigutukan sari." Ucap kadita setelah selesai menjadi pencerah. Akan tetapi sari sudah tidak ada di tempat.

"Kemana dia." Tanya kadita.

"Huh..😮‍💨, susah sekali mereka di bilangnya." Ucap kadita.

*Di tempat Arka berada.

"Hanya segini saja kekuatan kalian!. Lemah sekali." Ucap Arka yang sedang bertarung dengan mantan perajuritnya.

Lalu para makhluk dedemit tersebut bersatu masuk lagi kedalam tubuh lampir. Dan lampir bertarung dengan arka.

Pertarungan mereka seimbang.

"Kecepatan luarbiasa. Bagaimana bisa dia memiliki kekuatan sahabat itu." Ucap jaka tarub yang melihat arka berputar dengan makhluk tersebut dan Ratu dedemit itu.

"Apa dia itu mendapatkan kekuatan dari seorang dewa, belum pernah aku melihat ajian yang bisa mengeluarkan bola api. Dan senjata golok pusaka miliknya itu, apa seperti kujang pusaka yang di miliki karebet." Ucap pitung dalam pikirannya.

Sementara arka bertarung dengan lampir. Boneka barong tersebut bergerak, atas perintah dari lampir yang melalui komunikasi dalam indra ke6. atau komunikasi lewat pikiran.

Pitung dan para pasukannya mulai bergerak, untuk menghentikan Boneka barong raksasa tersebut.

Cutnya menggunakan serulingnya, Joko menggunakan kujangnya untuk melawan dedemit yang melindungi boneka besar itu. Bersama dengan pitung dan jaka.

Mereka bisa menghancurkan para dedemit tersebut dengan senjata pusaka surgawi yang mereka miliki masing-masing.

Akan tetapi Boneka besar tersebut menghisap para perajurit kerajan. Jumblah tumbahl yang di kumpulkan sudah cukup untuk memanggil Monser buto.

Selamat lampir mendapatkan isyarat dari moster barong miliknya, Lampir menciptakan cahaya perisai yang berbentuk dinding, yang mampu melindunginya dari serangan apapun.

Di dalam perlindungan yang ia ciptakan itu. Ia bersemedi di dalamnya. Arka mencoba menghancurkan perisai tersebut deng bola apinya, tetapi itu tidak bisa menghancurkan dinding tersebut.

"Sialan, Malah bersantai dia di dalam sana." Ucap arka melihat lampir bersemedi di dalam perisai.

Dalam persemedian lampir, membuat monster barong itu membuka mulutnya dengan sangat lebar. Dan dari mulut barong tersebut keluar sebuah batu besar.

Batu besar itu tiba-tiba bergejolak, seperti ada sesuatu di dalam batu tersebut. Batu itu retak, semakin besar retakanya, dan dari celah retakan tersebut mengeluarkan cahaya.

Ketika batu tersebut pecah. Kelurahan sesosok makhluk monster besar bertubuh gendut dan memegang sebuah senjata seperti tongkat besbol. Cuma lebih besar. Monster tersebut terlihat seperti orang jaman purbakala, Wajahnya seperti monyet, tapi dia memiliki 4 gigi runcing yang dua rucing kebawah dan yang duanya lagi runcing ke atas. Layaknya seperti hanoman. Cuma pakaiannya layak orang purbakala.

"Huaaa....🗣👹" lontaran suara Monser dari buto, yang terlahir kembali ke dunia.

"Berisik kampret. Ku aing tegelan oge sia, Gandeng pisan ey." Ucap arka pada monster tersebut.

"Eta si bagong. Maneh teu siyen ka simkuring." Saut dari monster itu pada arka.

"Naha kitu aning mesti siyen ka maneh." Jawab arka pada monster itu.

"Nya maneh kudunamah sien ka simkuring atuh, da abdi teh monster geda menakutkan." Ucap dari buto.

"Gandenglah sia, Ngges ayenamah urang gelut bae. Ulah sok adu congor. pambaca oge eker nungguan urang gelut." Ucap arka menegaskan pada buto.

"Ngartien ketu, para pembaca omongan urang." Tanya Buto.

"Teing akh, titaah neangaan bae sorangan di mbah google teransletna." Ucap arka pada buto.

Bagaimana bisa arka mengalahkan monster besar tersebut. Apakah dia bisa membuat dirinya menjadi besar, atau memanggil bantuan robot raksasa lain.

"Lo kira cerita ini, cerita powereanger apa." Ucap arka pada autornya.

Buto menyerang arka dengan bodem yang di pegangnya, arka hanya bisa menghindari serangan yang di arahkan buto padanya.

Belum ada kesempatan ia melakukan serangan.

atau bisa di bilang ia ingin mengetahui dulu kekuatan lawanya itu.

Buto haya melakukan serangan fisik, belum mengeluarkan ilmu apapun.

"Apa gunanya dia di panggil, kalau tida memiliki ajaian-ajian hebat. Dasar monster tidak guna, hanya tubuhnya saja yang besar, tapi tidak memiliki kekuatan kanuragan sama sekali. Kalau gini caranya tidak seru. Aku ingin dapat lawan yang hebat, bukan badut bodoh ini." Ucap arka dengan sombongnya.

"Kutukupret, kenapa kau tidak melakukan perlawanan. Apa kau takut dengan ku." Ucap buto pada arka.

"Hah, apa kau bilang. Aku. Takut dengan mu. Jangan bercanda kau ini, aku merasa kau ini hanya monster lemah yang tidak memiliki kekuatan hebat, hanya tubuh saja seperti gumpalan kentut." Jawab arka pada buto.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!