BAB 4

BAB 4.

Sementara itu, di tempat Arka dan Sari berada sekarang yaitu di dalam hutan.

Mereka berdua berjalan di pinggiran sungai yang ada di dalam hutan tersebut.

Sampai mereka tiba di sebuah tempat yang terdapat Sebuah Gua. Arka merasakan Suatu energi di dalam Gua tersebut, ia penasaran dan mencoba mencari tahu ke dalam Gua tersebut.

"Hei mau kemana kau." Tanya Sari pada Arka.

Arka masuk kedalam gua itu. Semakin dalam ia masuk ke tempat itu, hingga pada akhirnya ia melihat ada sebuah senjata golok pusaka yang tertancap di sebuah batu.

"Apa itu adalah golok, tapi aneh sekali golok itu ada di dalam gua ini. Jangan-jangan golok itu adalah golok setan, ikh.. menakutkan." Ucapnya Sari.

"Kamu beris sekali, bisa diam tidak. Mulut mu itu seperti kaleng rombeng berisik banget." Ucap Arka pada Sari.

Sari cemberut mendengar ucapan Arka. Dalam pikirannya ia ingin sekali menghajar Arka, Karena dia itu ngejengkelin banget.

"Seperti ada yang aneh dengan golok itu." Ucap Arka.

Tidak lama kemudian muncul sosok seperti seorang malaikat pencabut nyawa dan dia memakai jubah berwarna merah, wajahnya tidak terlihat, dia juga memegang tombak sabit. Kemudian sosok tersebut memasuk kedalam tubuh Sari.

"Kau tidak pantas menjadi pewaris golok milikku." Ucap Sari dalam mode kerasukan mahluk tersebut.

"Aku tidak bermaksud mengambil senjata itu. Jadi tolong lepaskan wanita itu ok." Ucapnya Arka kepada Sari.

Tanpa berkata apapunlagi, Sari langsung menyerang Arka dengan tombak sabit milik sosok misterius itu.

Arka sedang bergerak menghindari serangan yang Sari berikan kepadanya.

Topeng setan milik Arka tiba-tiba berkedip-kedip, Seakan-akan dia tidak suka jika tubuh untuk wadahnya dalam keadaan terancam, karena di dalam Gua adalah tempat yang tidak ada sorotan cahaya matahari. Akhirnya topeng Arka langsung menempel pada wajahnya, kemudian ia pun berada dalam mode kerasukan setan.

"Huahahaha." Tertawa menakutkan Arka dalam mode kerasukannya.

"Kau. Mahluk setan, berani sekali kau mengancam tubuh yang menjadi wadah ku ini." Ucapnya Arka sambil menujuk jarinya ke Arah Sari.

"Setan ko manggil setan, sesama mahluk setan jangan ribut." Ucapnya Sari pada Arka.

"Ulah sok loba bacot sia anying, ku aing tengelan oge sia." Saut Arka pada Sari.

"Setan alas yeh jalma, bacot na ngaberung ka aing anying." Ucapnya Sari.

Dengan saling menatap tajam dan berkobar-kobar api semangat dalam jiwa mereka masing-masing, bertarung lah mereka berdua.

Arka tidak memiliki senjata, dia hanya bisa menghindari serangan yang di berikan Sari. Arka mencoba memukul Sari dan Sari menangkis pukul itu dengan tangannya. Lalu Sari mengayunkan tombak tombak kepa Arka dia menghindari lalu melompat ke belakang.

Kemudian Arka mengeraskan kepalan tinjunya itu, lalu keluar asap hitam dari tangannya yang membentuk kepalan tinju.

Seakan ia seperti theFlASH yang berlari dengan sangat cepat ke hadapan Sari.

Sangat terkejut Mahluk yang ada dalam tubuh Sari, tiba-tiba saja Arka langsung ada di depan mata. Kemudian Arka mencekik leher Sari dan menariknya ke atas. Sari merasakan kesakitan, perasaan kasihan Arka muncul dan membuat ia sedikit tersadar. Arka mencoba mengambil kesadaranya itu dari mahluk yang merasuki tubuhnya.

Setengah kesadaranya kembali, ia melepaskan sari. "Ohok ohok" Batuk Sari setelah di lepaskan oleh Arka.

dan tangan kanan Arka mencoba untuk melepaskan topeng yang di pakainya itu.

Sambil merasakan sakit kepala, Arka terus melawan dan mengambil kendali atas tubuhnya sendiri.

Setelah topeng tersebut berhasil di lepaskan, kesadaranya kembali normal dan dia mendapatkan kendali atas tubuhnya sendiri.

"Apa kau tidak apa-apa." Ucap Arka yang baru mendapatkan kesadaranya itu pada Sari.

"Tolong aku Arka." Ucapnya Sari pada Arka.

Dan Sari kembali dalam mode kerasukan, kemudian Sari menyerang Arka lagi dengan pukulan.

Arka menepis semua gerakan pukulan Sari yang mengarah kepadanya, sambil berpikir bagaimana cara untuk mengembalikan kesadaran Sari dan melawan mahluk itu.

Arka terkena pukulan Sari. Sari terus memukul-mukul perut Arka hinga Arka muntah darah dan jatuh terkapar ketanah.

Arka yang terbaring tidur di tanah. Kemudian Sari menduduki perut Arka dan Sari mengeraskan kepalan tangannya, bersiap untuk memukul wajah Arka.

Ketika hendak ia akan menghajar wajah Arka, tiba-tiba saja kalung yang terbuat dari kain hitam yang ada di leher Arka mengeluarkan sebuah cahaya yang membentuk bayangan seekor burung garuda.

Dari cahaya tersebut membuat mahluk yang ada di dalam tubuh Sari terlempar keluar dari tubuhnya.

Akhirnya Sari tersadar dari kerasukaannya itu.

"Arka, kenapa kau jadi bonyok gitu. Apa karena aku kau jadi seperti ini." Tanya Sari yang baru mendapatkan kesadarannya.

"Panjang ceritanya, lebih baik kau segera menyingkir dari ku. Kau itu berat sekali tau." Saut Arka kepada Sari.

"Oh ma'afkan aku." Saut Sari lalu berdiri.

Mahluk tersebut sangat terheran, kenapa di kalung yang di gunakan Arka muncul caya burung legenda itu.

"Kau itu sipa sebenarnya." Tanya Mahluk misterius itu pada Arka.

"Tentu saja aku ini manusia, bukan mahluk gaib seperti mu." Saut Arka pada mahluk yang baru keluar dari tubuhnya Sari.

"Eh bocah kunyuk, apa kau tahu Dewa Garuda." Tanya mahluk tersebut pada Arka.

"Garuda?. Oh maksud mu burung legendaris yang memiliki bulu berwarna emas itu." Saut Arka.

"Kau bilang burung, dia itu Dewata Agung. Kau tahu." Saut dari mahluk tersebut.

"Jadi menurutmu burung itu Dewa. Kau memiliki pandangan dan keyakinan mu sendiri, dan aku pun sama, memiliki pandangan ku sendiri. Mau di bilang Dewa atau pun monster tentang burung itu, tapi entah kenapa aku merasa kagum dan bangga kepada burung itu. Dari tatapan matanya yang menatap tajam, cakar kukunya yang runcing, dan bulunya yang berwarna emas, Membuat burung tersebut terlihat sangat gagah, menakutkan dan terhormat. Dan aku bangga, juga terkagum dengan burung tersebut.

Entah kenapa setiap kali aku memandang matanya yang tajam itu, membuat jiwaku berkobar-kobar api semangat.

Seperti itulah pandangan ku terhadap burung emas itu.

"Ha. Ha ha ha ha, kau bocah kunyuk tak tau diri. Tapi ucapanmu itu tentang Dewa Garuda itu benar, karena kau memiliki rasa bangga kepada Dewata Garuda, akan ku serahkan golok pusaka Terisatya itu kepada mu. Dengan Sayar kau harus mengucap janji kepada ku." Ucapnya Mahluk tersebut pada Arka.

"Memang apa hebatnya golok itu, seperti biasa-biasa saja menurut ku." Saut Arka pada mahluk itu.

"Hei mahluk lemah tidak tau diri. Golok pusaka itu mampu membelah 7 lautan dan 7 samudra." Ucapnya Mahluk itu pada Arka.

"Hebat sekali, baiklah aku ingin memilikinya." Saut Arka.

Kemudian Arka mengucapkan sebuah janji.

TERI SATYA. DEMI KEHORMATANKU AKU BERJANJI AKAN BERSUNGGUH-SUNGGUH.

Menjalankan kewajibanku terhadap Tuan yang esa dan negara kesatuan Republik dan menjalankan pancasila.

2.Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat.

Menepati Dasa Darma.

Kemudian Arka mencabut Golok Pusaka tersebut dan ia menjadi Pewaris golok pusaka Terisatya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!