Kepala Suku tersebut menceritakan kepada Arka kejadaian di desanya itu.
Kepala Suku mengatakan kepada Arka. Dia ingin memiliki seorang keturunan, untuk menjadi penerusnya kelak. Akan tetapi dia sudah mencoba berbagai macam ritual kepada Sang Dewa, tapi masih juga belum di karuniai keturunan.
Lalu kepala suku mendatangi sebuah gua, dia melakukan pemujaan kepada mahluk setan yang ada di dalam gua, yang ia datangi tersebut.
Beberapa saat kemudian muncul seorang makhluk gaib bertubuh besar, memiliki warna kulit hijau kehitam-hitaman.
Kemudian kepala suku menanyakan kepada mahluk tersebut, "Siapa kau ini". Mahluk itu menjawab kalau ia bernama Buto Ijo.
Buto Ijo mengatakan kepada Kepala Suku, bahwa dia bisa mengabulkan keingin kepala suku tersebut.
Buto memberikan biji mentimun kepada kepala suku. "Tanamlah biji mentimun itu di rumah mu, jika nanti akan tubuh mentimun yang sebesar bayi, yang memiliki warna emas. Mentimun itu akan terdapat bayi yang kau inginkan." Ucapnya Buto menjelaskan kepada Kepala Suku.
"Benarkah itu. jika benar, maka aku sangat berterimakasih kepada mu." Saut Kepala Suku pada Buto Ijo.
"Tapi dengan Syarat, kau harus mengirimkan seseorang untuk di jadikan tumbal kepada ku. Jika tidak, Anak itu akan ku ambil lagi, dan seluruh penduduk mu akan ku jadikan tubal. Apa kau paham." Ucap Buto Ijo, memperingatkan kepada Kepala Suku.
* "Seperti itulah kejadiannya." Ucap Kepala Suku menjelaskan Kepada Arka.
"Karena kau telah melawan anak buahnya Buto Ijo, entah apa yang akan di lakukannya kepada desa ini nanti." Ucap lagi Kepala Suku pada Arka.
"Apa ada obat yang bisa menghilangkan kutukan itu." Saut Kadita bertanya kepada Kepala Suku.
"Aku mendengar dari suku lain ada buah yang mampu menyembuhkan penyakit kutukan setan. Buah itu bernama Tunas Kelapa, akan tetapi buah tersebut tumbuh di dekat gua yang di huni oleh Buto Ijo." Saut Kepala Suku pada Kadita.
"Baiklah aku dan orang ini akan mengambil buah itu." Ucap Kadita pada Kepala Suku.
"Tunggu dulu, Kenapa harus aku juga. Kau saja sama penduduk suku ini. Itukan bukun urusan ku." Saut Arka pada Kadita.
"Kau berani melawan perintah Putri Raja." Ucap kadita Kepada Arka.
"Tapi ini bukan di wilayah kerajan." Saut Arka pada Kadita.
"Ya sudah kalo gitu, aku sendiri saja yang akan melakukannya. Aku tidak butuh bantuan lelaki pengecut seperti mu, Hem." Saut Kadita merasa kesal kepada Arka.
"Tapi kenapa anda ingin membantu penduduk ini, bahkan kami mencoba menumbalkan anda kepada mahluk-mahluk itu. Dan kami tidak sanggup memberikan apaun kepada anda." Ucapnya Kepala Suku pada Kadita.
"Hanya ingin saja. Lagian membantu sesama itu akan di cintai oleh Dewata." Saut Kadita pada Kepala Suku.
"Baiklah, Aku juga akan ikut. Lagipula ini sudah jadi tanggung jawab ku sebagi Kepala Suku." Ucapnya Kepala Suku Pada Kadita.
Lalu mereka berdua, Kadita dan Kepala suku, segera pergi dari kediamannya sekarang, menuju ke tempat buah kelapa itu berada.
"Semoga kalian selamat sampai tujuan, Jangan sampai mati ya." Ucapnya Arka kepada Mereka berdua.
Lalu tiba-tiba muncul bayangan Dewi Purbasari di kepala Arka.
"Jika anak ku mati oleh mahluk itu, kau bukan hanya ku kirim keneraka, kau juga akan ku ulek-ulek hingga menjadi kredok dan akan ku makan." Ucap ancaman Dewi Purbasari dalam bayangan di kepala Arka.
"Ampun Ratu setan, ampun." Saut Arka dalam bayangannya.
Dan pada Akhirnya Arka pergi menyusul Kadita dan Kepala Suku.
*Setelah Mereka bertiga sampai di depan gua tempat kediamannya Buto Ijo berada.
"Kau masuk duluan Arka." Ucap Kadita menyuruh Arka.
"Kenapa harus aku duluan yang masuk. Kepala suku saja duluan yang masuk, aku menunggu di luar." Saut Arka.
"Tidak akh, Atut." Saut Kepala Suku.
"Pengecut sekali sih kamu jadi lelaki." Ucapnya Kadita pada Arka.
"Ha.., Aku mulu sih yang jadi kena marah." Ucap Arka pada Kadita.
"Bilang saja kalau kau itu tidak punya nyali. Dasar kaleng banci." Ucapnya Kadita pada Arka.
"Banci kaleng kali." Saut Arka pada Kadita.
"Baik lah, akan ku tunjukkan pada kalian. Aku ini lelaki perkasa bukan kaleng banci yang kalian duga." Ucap Arka pada Kadita.
"Banci kaleng kali." Saut Kadita.
"Itu maksudnya." Saut Arka.
Lalu Arka mendekat dan masuk kedalam gua tersebut.
"Ayo masuk ke dalam. Di dalam sangat bagus pemandangannya." Ucap Arka pada Kadita.
Kadita sangat heran dengan ucapannya Arka, bagaimana mungkin gua yang menyeramkan itu bisa dikatakan olehnya indah.
Lalu Kadi dan Kepala Suku menyesul Arka kedalam gua tersebut.
Setelah mereka menyusul Arka masuk kedalam gua tersebut, mereka melihat hutan yang seperti surga benar-benar sangat indah di dalam sana.
[Dari lubang gua tersebut adalah pitu dimensi ke dunia palsu yang di ciptakan Buto.]
Mereka sangat kagum dengan dunia yang baru mereka lihat itu, Dan sekakan-akan mereka seperti berada di alam surga.
Lalu tidaklama kemudian Kadita melihat ada pohon yang sangat amat tinggi. Lalu Kepala suku itu mengatakan kepada mereka berdua, itulah pohon yang di sebutkan tunas kelapa.
"Bagaimana cara kita mengambil buah itu, pohonya sangat-sangat tinggi." Saut Arka.
"Ya kau panjat lah." Sautnya Kadita.
"Sebelum sampai puncaknya aku pasti sudah mati duluan karena kelelahan dan jatuh kebawah." Ucap Arka pada Kadita.
Tidak Lama kemudian mahluk yang bernama Buto Ijo muncul di hadapan mereka.
"Aku mencium bau manusia di dekat sini, ternyata itu adalah kau kepala suku. Lalu dimana anak timun yang ku berikan kepada mu itu, cepat serahkan dia kepada ku. Atau kau yang akan ku makan." Ucapnya Buto pada Kepala Suku. Yang baru tiba di hadapan mereka.
"Aku sudah memberikan banyak tumbuh kepada mu. Tapi kenapa kau masih menginginkannya, kau ini licik sekali." Saut Kepala Suku pada Buto Ijo.
"Kalo tidak licik, bukan setan namanya." Ucap Buto Ijo pada kepala suku.
"Boleh juga ucapan mu itu mahluk jelek." Saut Arka.
"Tapi itu tidak boleh di biarkan, aku akan menghukum dan menghajar mu. Karena kau telah menghasut penduduk suku Papua." Ucap lagi Arka pada Buto Ijo.
"Kau mahluk sekecil kutu, berani melawan monster besar seperti ku ini. Ulah sok ngabodor sia. Ku Aing tenggel oge sia anying." Ucap Buto kepada Arka.
"Ulah sok jadi budak ngabangor ka aing sia setan." Saut Arka menegaskan pada Buto Ijo.
Lalu Arka menggunakan topengnya itu, kemudian langsung melompat dan menyerang Buto Ijo.
[Karena ada Kadita, mahluk setan yang ada di tubuh Arka tidak berani melukai kepala suku.]
Pertarungan Buto dengan Arka, terlihat seperti,
Buto Ijo sedang memukul lalat.
Gerakannya sangat lambat, Arka dengan sangat mudah menghindari serangan Buto Ijo.
"Hanya ini saja ini saja kemampuan mu. Tubuh saja besar, tapi kau itu payah. Kau tidak pantas jadi mahluk setan yang di kenal menakutkan." Ucapnya Arka yang dalam mode kerasukan, kepada Buto Ijo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Keredok atau lotek bang. Gue pesen lotek aja lah.
2023-03-08
0
Kaje
top
2023-03-04
0