*Flashback Kepada waktu dimana acara sayembara di laksanakan di lapangan istana kerajaan.
Waktu itu Putri Kadita baru di antarkan oleh Arka.
Di waktu itu pangeran memerintahkan untuk terus melanjutkan acara tersebut sampai akhir.
Masa pembuktian diri. Cepot dan Dawala menghadapi semua pendekar-pendekar hebat di tanah pasundan. Terbukti bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan Cepot dan Dawala.
Dan pada akhirnya Cepot dan Dawala di angkat oleh Pangeran menjadi komandan untuk perajurit kerajan.
Itu adalah keputusan yang di berikan atas saran patihnya Malinkundang.
*Setelah Mereka berdua menjadi komandan kerajaan pajajaran, dan sekarang pitung di ajak mereka untuk menjadi pasukan perajuritnya.
"Kawan, kau harus bisa membuktikan diri agar bisa mendapatkan pangkat yang lebih tinggi lagi, apa kau paham." Ucap Dawala pada Pitung.
"ya, ane paham." Saut Pitung.
"Dan perlu kau tahu bahwa kerajan sedang mencari informasi tentang Perampok bertopeng. Jika kau mengetahui tentang mereka, segera laporkan kepada kami." Ucap Cepot memberitahukan pada Pitung.
"Rebeslah. [Beres]" Saut Pitung.
Setelah itu Pitung diajak patroli di ibukota pajajaran, bersama salahseorang Ketua dari perajurit.
[Pitung adalah perjurit biasa.]
*Sementara itu, di tempat Arka berada sekarang. Di dalam kantor penyewaan tempat untuk berdagang.
Arka sedang bernegosiasi dengan petugas penjaga pasar.
"Ayolah itu terlalu mahal, turunkan sedikit harga sewanya." Ucap Arka kepada petugas tersebut.
"Itu sudah harga standar dari kerajaan. Jika aku menurunkan harga sewanya aku akan di hukum." Saut petugas tersebut pada Arka.
"Aku ini pribumi sini, masa tidak ada kebijakan sedikit pun untuk ku." Ucap Arka pada petugas tersebut.
"Baiklah ku turunkan harga sewanya sedikit saja." Saut petugas tersebut pada Arka.
Kesepakatan telah di setuju. Sekarang Arka telah mendapat tempat untuk ladang usahanya.
Kemudian Arka pergi ke seorang Juragan Sawah yang sangat terkenal di desanya. [Kita sebut saja juragan itu Pak Jamaludin.]
Setelah tibanya Arka di rumah Pak Jamal.
"Silahkan duduk di sini tuan." Ucapnya Pak Jamal pada Arka setelah melihat kedatangannya.
Arka mulai menawarkan permintaan untuk membeli beberapa hektar sawah yang pak Jamal miliki.
Pak Jamal menyebutkan harga sawahnya kepada Arka dengan harga yang lumayan mahal.
Arka mencoba menawar harga tersebut, tapi Pak Jamaludin menolaknya.
"Kenapa tuan ingin sekali membeli sawah saya." Tanya Pak Jamal pada Arka.
"Saya ingin bisa membangun mata pencaharian untuk rakyat kecil." Saut Arka pada Pak Jamal.
"Kenapa tuan ini ingin membantu orang-orang kecil itu, apa untungnya tuan membantu mereka." Tanya lagi Pak Jamal pada Arka.
"Hanya ingin saja. Dahulu terasa sangat menyenangkan melihat mereka berbondong-bondong pergi kesawah untuk memanen padi.
Walau terik panasnya matahari menerpa, keringat bercucuran di tubuh mereka.
Kelelahan itu seperti tidak terlihat oleh senyuman dan ke gembiraan yang terukir di wajah mereka.
Ketika bertemu dengan tetangga atau orang lain. Tutur sapa terucapkan di bibir dan senyuman mereka.
Tapi sekarang. Kehangatan dan kebahagiaan itu menghilang, hanya tinggal kesedihan saja yang terukir di wajah mereka.
Aku ingin melihat momen-momen seperti itu lagi." Ucapnya Arka pada Pak Jamaludin, yang tidak sengaja menjadi curhatannya.
"Ma'afkan saya tuan Juragan, saya tidak bermaksud menceritakan hal tersebut." Ucap lagi Arka pada pak Jamal.
"Sungguh keinginan yang sangat menyentuh hati ku yang gelap ini." Saut Pak Jamaludin.
Setelah mendengar keinginan Arka yang membuat hati Pak Jamal luluh. Lalu Pak Jamal memberikan harga murah kepada Arka, bukanhanya itu saja. Diapun menawarkan beberapa lahan perkebunan yang ia miliki dengan harga murah.
Harapan Pak Jamal, mungkin jika di kelola oleh Arka, itu bisa bermanfaat banyak bagi oranglain.
Arka sangat-sangat berterimakasih kepada Pak Jamal. Arka akan menjaga kepercayaan Pak Jamal itu.
Setelah itu Arka pun berpamitan pada Pak Jamaludin dan langsung pergi dari tempat tersebut.
Kini Arka telah mendapat lahan untuk berdagang di pasar, dan dia juga telah memiliki beberapa hektar sawah dan perkebunan.
Arka kembali kedalam tempat persembunyiannya itu di dalam gua.
Setelah tiba di dalam gua tersebut, segera Arka memanggil Sari dan Dik Aini.
"Aku sudah mendapatkan lahan untuk kita berdagang. Selain itu aku juga telah membeli beberapa hektar sawah dan perkebunan." Ucap Arka memberitahukan hal tersebut pada Sari dan Aini.
"Lalu bagaimana selanjutnya, apa yang akan kita dagangkan. Apa beras, itu butuh waktu lama. Atau sayuran, atau buah-buahan." Ucapnya Sari.
"Dasar kaleng rombeng, nyrocossss... terus kalo ngomong tuh." Saut Arka pada Sari.
"Apa kau bilng, lelaki berengsek. Ingin di hajar ya." Ucap Sari kepada Arka.
"Kita akan buat kedai makan di sana. Dan kau Sari akan menjadi pengurus kedai itu bersama Dik Aini." Ucap Arka pada mereka berdua.
"Aku akan mengurus sawah dan perkebunan." Ucap lagi Arka.
* Di keesokan harinya.
Arka, Sari dan Dik Aini, sedang ada di tempat berdagang yang telah Arka persiapkan kemarin.
Arka sedang membersihkan kursi dan dan meja-meja.
Sari sedang membuat makanan di dapur dan di bantu oleh Dik Aini.
Setelah semua meja dan kursi telah di bersihkan dan di rahipkan oleh Arka.
Seseorang dari istana kerajaan datang menghampiri kedai makan mereka.
Ternyata yang datang ke kedai Arka adalah Putri Mutia adik kandung pangeran Arjuna.
Lalu mereka memberikan sambutan penghormatan kepada Putri Mutia.
"Selamat datang di kedai ku Tuan Putri, Sungguh suatu kehormatan besar, Kedai ku yang sederhana ini di datangi seorang Putri kerajan." Ucap Arka memeberi sambutan penghormatan kepada Putri Mutia.
Setelah Mutia melihat wajah Arka, Dia Seakan-akan sedang terbayang bertemu seseorang Pangeran yang datang untuk melayaninya.
Hati Mutia mulai terpikat oleh pesona Arka yang tampan dan gagah.
"Silahkan duduk tuan Putri." Ucapnya Arka pada Mutia.
"Baik Pangeran." Saut Mutia pada Arka.
"Apa yang Tuan Putri bicarakan itu." Tanya Arka pada Mutia yang masih melamun.
"Akh, tidak, bukan apa-apa." Saut Mutia telah sadar sambil salah tingkah di hadapan Arka.
"Kedaimu bagus juga ya. Ada menu apa saja yang di sediakan di sini." Tanya Mutia pada Arka.
"Ada banyak Tuan Putri. Ada Ikan bakar, ada sate, ada nasi goreng spesial dan seterusnya." Ucapnya Arka menawarkan menu yang ada di kedainya.
Kemudian Putri Mutia memesan beberapa makanan dan minuman.
Lalu Arka menyiapkan pesanan Putri Mutia.
Setelah selesai disiapkan, lalu di antaralah pesanan tersebut oleh Dik Aini, kemeja Tuan Putri Mutia.
"Kenapa jadi kau yang mengantarkan pesananan ku itu. Aku mau lelaki itu yang mengantarkannya." Ucapnya Mutia kepada Aini yang baru tiba di meja Mutia.
"Bukankah sama saja, yang penting makanan mu di antarakan bukan." Saut Aini pada Mutia.
"Kau, berani sekali berkata seperti itu di hadapan ku." Ucap Mutia pada Aini.
"Kau tidak boleh berkata seperti itu Aini kepada pelanggan." Saut Arka.
"Ma'afkan atas kelancangan adik bodoh ku ini Tuan Putri." Ucapnya lagi Arka pada Mutia.
"Jika bukan karena kakang mu itu, kau akan ku hukum." Ucapnya Mutia.
Putri Mutia memiliki sifat agak centil dan keras kepala. Segala keinginannya harus di turuti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments