KEDATANGAN PENDEKAR BETAWI DI IBUKOTA.

Setelah berhasil mengalahkan Buto Ijo. Dan berhasil mengambil buah ajaib itu, Boto meminta Arka untuk menjadikan dirinya sebagai bawahannya, Karena dia adalah seorang monster. Dia harus memiliki seorang tuan.

Arka menerimanya dengan syarat dia harus bisa mengembalikan Arka dan Kadita ketempat asal mereka.

Buto menerima syarat tersebut, Kemudian buto menanam biji ajaib. Kemudian setelah Buto menanam biji itu Muncul sebuah Akar pohon yang membentuk sebuah lingkungan dan muncul sebuah caya dimensi yang akan mengantarkan Arka dan Kadita kembali ketempat mereka sebenarnya.

Arka mengatakan kepada Buto Ijo, Jagalah para penduduk desa ini dengan baik. dan jika aku perlu bantuan mu, pasti kau akan segera ku panggil.

Kepala Suku sangat berterimakasih kepada Arka dan kadita. "Tuan Putri Kadita terimakasih banyak atas bantuannya, dan ma'afkan atas perbuatan ku waktu itu." Ucapnya Kepala Suku pada Kadita.

Kadita mengerti, kenapa Kepala Suku melakukan itu, karena untuk melindungi desa dan penduduknya.

Kemudian mereka berdua langsung pergi meninggalkan pulau tersebut, lewat lubang yang telah di buat buto Ijo.

Arka kembali ketempat awal ia berada, dan begitu pun Kadita kembali Ke tempat awal keberadaannya.

Setelah itu semua, orang-orang di sekitar Arka kini telah kembali normal. bisa bergerak lagi, setelah dia bisa mendapatkan teri satya.

Dan Arka merjalan pergi ketempat persembunyian itu.

Setelah tiba di dalam gua dan bertemu kembali dengan Sari dan Dik Aini.

"Hei Apa kalin merindukan ku." Ucap Arka kepada Sari dan Dik Aini. [Yang baru tiba di tempat]

"Kau ini bicara apa sih, baru datang sudah bilang kami rindu kepada mu. Dasar aneh." Saut Sari.

"Iya benar. Setelah aku tiba di sini, orang di sekelilingku baru bisa bergerak." Ucapnya Arka dalam hatinya.

"Ayo kang kita curi lagi para saudagar-saudagar kaya." Saut Dik Aini.

"Oh iya, kita akan merubah strategi kita." Ucapnya Arka menegaskan kepada mereka berdua.

Dik Aini dan Sari terheran, kenapa Arka berkata seperti itu. Mereka bertanya-tanya, ada apa sebenarnya.

Arka mengatakan kepada mereka berdua. Jalan hitam yang mereka lewati kini sudah cukup sampai di sini.

"Sekarang Kita harus mengubah pola pikir kita. Aku akan menggunakan hasil jarahan itu, untuk membeli sebidang lahan berkebunan dan peternakan." Ucap Arka Pada Sari dan Aini.

"Jadi kita akan berdagang." Tanya Dik Aini.

"Itu benar." Saut Arka.

"Yang benar saja. Kau kira mudah melakukan itu semua." Ucap Sari.

"Bagaimana kita bisa bertahan. Jika hanya kita bertiga saja itu mungkin bisa, tapi bagaimana dengan penduduk desa." Ucap Sari menegaskan kepada Arka.

"Sudah, tidak usah banyak tanya. Ikutisaja rencana ku." Saut Arka.

*Sementara itu, di perjalanan Pitung menuju ibukota pajajaran.

Di tengah perjalanannya, ia melihat ada seseorang pengembara yang menggunakan delman, membawa banyak barang.

Mereka sedang di hadang oleh makhluk gaib yang berwujud seekor kelelabang besar.

Monster tersebut menyerang orang-orang pengembara itu dengan ekornya yang tajam dan beracun.

Segera Pitung datang menolong. Ia melompat tinggi dan membelah ekor mahluk gaib itu.

"Hebat sekali dia." Ucapnya seseorang dari pengembara tersebut.

Lalu mereka mendekat kepada Pitung dan mengucapkan "Terimakasih."

"Siapak tuan pendekar ini." Tanya mereka pada Pitung.

"Aku adalah pendekar Pitung dari tanah betawi." Saut Pitung kepada Mereka.

Mereka memberikan sedikit koin emas, bermaksud sebagai ucapan terimakasih karena telah menolong mereka dari mahluk tersebut.

"Tidak usah, jangan repot-repot." Ucapnya Pitung sambil tangannya mengambil hadiah tersebut.

Mereka hanya tersenyum melihat Ucapan Pitung berlawanan dengan tindakannya.

Lalu mereka pun berpamitan pada Pitung dan langsung melanjutkan perjalanan mereka.

Setibanya Pitung di depan pintu gerbang membatas ibukota pajajaran.

"Siapa kau, mau apa ke sini." Tanya Petugas penjaga gerbang tersebut pada pitung.

"Ane pengen masuk ke dalem, ane pengen ngedafter jadi perajurit." Saut Pitung pada perajurit tersebut.

"Tidak segampang itu kau masuk ke dalam ibukota." Ucap Perajurit tersebut sambil memberikan sebuah isarat pada pitung.

"Oh entuh. Ane paham, tenang aje, ada ko." Saut Pitung sambil memberi beberapa koin emas kepada penjaga pintu gerbang perbatasan.

Lalu Pitung di berikan sebuah koin perak yang bergambarkan burung kakatua. Koin tersebut menandakan kalau dia adalah pendatang yang ingin mencari pekerjaan di dalam ibukota. [Jika di jaman modern, itu seperti paspor imigran]

Setelah Pitung berada di dalam ibukota. Terlihat olehnya, kerajan yang belumpernah ia lihat sebelumnya.

"Ini yang namanya ibukota entuh, Hebat bener. Apa kaya gini yang di bilang kerajan maju." Ucapnya Pitung setelah melihat bangunan-bangunan yang ada di dalam ibukota pajajaran.

Lalu ia melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat untuk dia bisa mendaftarkan diri menjadi perajurit pajajaran.

Lalu dia menanyakan kepada salahsatu penduduk yang ada di dekatnya.

Setelah di beritahukan tempat pendaftaran untuk jadi perajurit kerajan.

Segeralah Pitung pergi menuju lokasi yang telah di sebutkan oleh orang yang dia tanyakan barusan.

Setelah tibanya Pitung di kantor pendaftaran pekerja kerajan, lalu ia masuk kedalam kantor tersebut dan mendaftarkan diri.

Pitung di perintahkan oleh petugas kerajaan untuk mengisi formulir pendaftaran.

"Tidak usah berlama-lama. Langsung saja kau lihat kehebatan ku ini." Ucapnya Pitung kepada petugas tersebut sambil menodongkan golognya itu kepada petugas tersebut. [Bermaksud untuk memamerkan kehebatannya silat. Agar ia langsung di terima.]

Tapi bukanya langsung di terima, ia malah di usir dari tempat tersebut dan di tendang keluar.

"Sial, Harusnya kalian ingin mengetes kehebatan ku bukan. Kenapa aku di usir." Ucapnya Pitung kepada orang yang menendangnya keluar.

"Akh sial, bagaimana caraku untuk bisa menyelinap masuk kedalam istana pajajaran." Ucapnya lagi Pitung.

Tidak lama kemudian Cepot dan Dawala secara kebetulan sedang melewati jalan tersebut. Mereka berdua melihat Pitung yang sedang di usir dari kantor pendaftaran pekerja.

Mereka berdua mendatangi Pitung.

"Apakah kau ingin menjadi perajurit kerajan." Tanya Cepot yang baru mendekat kepada Pitung.

"Itu benar. Padahal aku ingin menunjukkan kehebatan ku ini, tapi aku langsung di usir begitu saja." Saut Pitung.

"Begitu kah." Saut Dawala.

Lalu tiba-tiba saja Dawala langsung menyerang Pitung dengan pukulannya. Serangan tersebut di tepis oleh gerakan silat tangan Pitung.

Dawala menggunakan tendangan, berhasil di tangkis lagi oleh Pitung.

Lalu gerakan pukulan dan tendangan Dawala semakin cepat. Pitung masih bisa menangkisnya beberapa saat, ia hampir terkena pukulan Dawala, tapi ia melakukan lompatan jungkir balik, dan berhasil menghindari serangan tersebut.

Mendekat lagi Cepot menggunakan parang sakitnya, lalu Pitung menghindari serangan tersebut sambil mengambil goloknya.

"Tering, tering, tering." Suara adu senjata.

Menurut Cepot, dia layak untuk menjadi perajurit kerajan. Pendapat Dawala pun sama dengan kakangnya Cepot.

Dan akhirnya Cepot dan Dawala ingin memasukkan Pitung ke kerajan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!