Sekarang Pitung sedang patroli di dalam ibukota.
Sudah lumayan lama ia dan perajurit-perajurit lainnya patroli, dan sepertinya tidak ada yang perlu di khawatirkan.
Lalu pimpinannya mengajak ketempat hiburan pesinden jaipong.
Di tempat tersebut sangat di kenal akan sindennya yang sangat cantik-cantik, selain itu pesindennya juga bisa di bayar untuk menjadi wanita penghibur.
Setelah tiba di tempat tersebut, mereka memasuki ke tempat hiburan itu. Lalu terlihat ada penari jaipong yang berlenggak-legok, lengan dan pinggul para sinden sedang bergoyang sangat sexy dan anggun.
Kemudian Juragan pemilik dari tempat hiburan itu mendatangi pimpinan Pitung.
[Kita panggil saja pimpinan para perajurit itu dengan sebutan, bang Jaong.]
"Selam datang tuan di tempat ku ini." Ucapnya Juragan pada Jaong.
Jaong dan Juragan tersebut pergi ke ruang diskusi kusus mereka berdua.
Di dalam tempat tersebut Jaong meminta uang pajak dan juga jatah keamanan.
Sementara itu, paraperajurit bawahan jaong termasuk Pitung, mereka sedang menikmati para penari sinden jaipong yang sedang berjoget, Selain itu ada yang sedang minum tuak, ada juga yang maju untuk menyawer sinden penari, dan masih banyak lainnya lagi.
Mereka para perajurit sangat menikmati tempat hiburan tersebut.
*Di tempat Arka berada sekarang.
Arka berada di pesawahan yang telah ia beli dari Juragan Jamaludin.
Sebagian rakyat kecil sekarang di pekerjaan oleh Arka di sawahnya.
Arka melihat dari kejauhan ada seorang kakek yang sedang menanam padinya terjatuh karena kelelahan. Di karnakan paktor usianya, tenaganya sekarang sudah tidak seperti dulu lagi ketika ia masih muda.
Ketika Arka menghampiri kakek tersebut, kakek itu sangat ketakutan sekali melihat Arka.
"Ampun Juragan. Ma'afkan atas kecerobohan saya ini, saya mohon jangan hukum saya." Ucapnya kakek itu pada Arka.
"Kek, tenanglah. Kenapa kau seperti sangat ketakutan melihat ku.
Ayo aku bantu bangun, istirahat lah dulu jika kau lelah.
Memang hari ini terik matahari sangat panas sekali, janglah terlalu memaksakan diri." Ucapnya Arka pada kakek tersebut.
"Terimakasih atas kebijaksanaan tuan ini. Kenapa Tuan ini sangat baik sekali kepada orang kecil seperti saya ini." Ucap Kakek itu Pada Arka.
"Aku ini bukanlah orang baik yang seperti kakek pikirkan, aku hanya tidak mau repot saja. Jika kakek pingsan di sana, kan aku juga yang repot.
Jadi kalo memang lelah istirahat saja dulu, kan bisa di teruskan lagi nanti." Saut Arka sambil menegaskan kepada Kakek itu.
Setelah itu Arka pamit kepada pekerjanya dan langsung pergi ke tempat perkebunannya itu.
Setelah tibanya Arka di tempat perkebunan yang sekarang menjadi miliknya.
Arka mengambil lagi beberapa orang dari rakyat kecil untuk di pekerjakan olehnya, di perkebunan miliknya.
*Arka sekarang sedang memerintahkan kepada pekerjanya untuk menyiapkan lahan yang nanti akan di tanam sayuran dan juga rempah-rempah.
"Tolong di bagian ini di cangkul, untuk nanti akan di tanam tomat, cabai, dan juga terong.
Dan di bagian sebelah sini. Nanti akan di tanam kunyit, kemiri dan jahe." Ucapnya Arka memerintahkan para pekerjanya yang baru mulai bekerja dengannya.
Lumayan banyak orang-orang dari rakyat kecil yang Arka tarik untuk di ajak bekerja dengannya.
Sebelum mengenal sifat Arka. Awalnya mereka sangat takut melihat wajah Arka, Karena expresi wajahnya terlihat sangat serius.
Ketika mengetahui hal tersebut, Arka mulai merubah gaya bicaranya.
Setiap ia berkunjung ke tempat para pekerjanya, Arka menyapa mereka dengan gaya santai sambil melakukan senyuman palsu, agar para pekerjanya tidak berpandangan kalau dia itu semenakutkan seperti yang mereka kira.
Setelah tiga sampai enam hari. Mereka mulai mengenal sifat Arka. Ternyata Arka tidaklah semenakutkan yang mereka kira.
"Selamat siang kalian semua. Apakah kalian nyaman bekerja dengan ku." Ucap sapa dan tanya dari Arka pada pekerjanya.
"Siang tuan. Tentu saja kami sangat senang bekerja dengan tuan." Saut salah seorang pekerjanya.
"Hai, sekarang sudah waktunya untuk istirahat. kalian tau aku bawa apa. Aku bawa ikan bakar dan lalap pete, wih.. mantap kan. Ayo kita makan bersama-sama." Ucapnya Arka pada semua pekerjanya.
"Wih... mantap tuan." Saut salah satu pekerja pada Arka.
Terlihat kebahagiaan terukir di wajah mereka ketika makan bersama dengan Tuan mereka.
Dari obrolan mereka pun sudah tidak adalagi dinding pembatas, antara Bos dan pekerjanya.
"Gua kehabisan sambalnya, alah tai akh." Ucap salahsatu pekerjanya.
"Setan alas, Jangan di abisin dong ikan bakarnya." Ucap dari pekerja lainnya.
"Hahaha. Dasar orang-orang tolol, baru nemu makanan enak lo ya." Ucapnya Arka pada mereka yang berebut makanan.
[Memang terdengar ucapan mereka itu sangat kasar sekali.
Tapi dari itu juga sangat-sangat terlihat sekali kedekatan mereka semuanya.
Mereka semuanya tidak ada yang baperan atau merasa di hina.
Terdengar biasa saja dari telinga mereka.
Seperti itulah kebahagiaan yang terlihat dari hubungan antara Bos dan pekerjanya.
Dan dari situasi itu juga, Arka mendapatkan lambang yang ke dua.
Yaitu Lambang rantai, yang di artikan kemanusiaan yang adil dan beradab.
Penjelasan!.
1.Kemanusiaan yang adil : Arka mempekerjakan orang secara kemanusiaan, dan juga adil.
2.Dan beradab: Arka ketika berbicara bisa mengetahui situasi yang layak.
Ketika berbicara kepada Orang terhormat, seperti Putri Kadita dan Putri Mutia, ia sangat sopan-santun.
Ketika berbicara di waktu santai atau di luar jam kerja. Walaupun cara bicara mereka itu terdengar kasar, tapi itu tidak membuat kerugian di antara dia ataupun orang lain. [Bisa menyesuaikan situasi, tempat dan waktu yang tepat.]
Dengan alasan tersebutlah. Arka berhasil menciptakan lambang kedua dari perisai Sang Garuda.
Setelah selesai istirahat, mereka kembali bekerja. Dan Arka akan kembali ke kedai makan miliknya.
Ketika hendak ia akan pergi dari tempat tersebut, lalu muncul lambang rantai tersebut di tangannya.
"Bagaimana bisa, lambang yang kedua muncul di waktu seperti ini." Ucapnya Arka setelah mendapat lambang tersebut.
*Setibanya ia di dalam kedai makan miliknya.
Terlihat sangat ramamai sekali pembeli di kedainya.
Itu semua berkat Arka yang telah mengajarkan Sari dan Aini cara menjadi pelayanan yang di haruskan tersenyum dan bersikap ramah pada pelanggan.
Sekarng pelanggan merasa sangat nyaman berada di kedainya. Selain itu juga mereka merasa puas dengan pelayanan dan makanannya.
"Hai kakang Arka, selamat datang di dalam kedai sederhana ini." Ucap sambutan Dik Aini pada Arka yang baru tiba.
"Hahaha." Arka tertawa sambil memberikan jempol pada Dik Aini.
"Puji aku dong kakang, masa cuma memberikan jempol aja sih." Ucap lagi Aini pada Arka.
"Iya deh, Ade kakang yang manis dan cantik ini memang sangat hebat cara menyambut orang lain." Saut Arka pada Dik Aini.
"Hihihi." Tertawa lucu Dik Aini.
Lalu Arka mendatangi Sari yang berada di dapur bersama beberapa orang pekerjanya.
"Hai Sari." Ucap sapaan Arka pada Sari.
"Ya. Bagaimana keadaan di kebun dan sawah." Saut dan tanya Sari kepada Arka.
"Semuanya berjalan dengan baik." Saut Arka pada Sari.
Jalan yang di tempuhnya sekarang ini penuh dengan kesenangan dan kebahagiaan.
Selain itu mereka juga mendapat keuntungan yang lebih baik dari jalan yang sebelumnya mereka tempuh.
Dari usahanya sekarang ini, manfaat lain. Mereka bisa memberikan sebagian makanannya pada rakyat kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments