Chapter 19. Arti dari Teman

Aku berjalan turun dari atas podium, dan kemudian kembali ke kursiku, setelah itu pembawa acara melanjutkan acaranya dan dilanjutkan dengan penampilan beberapa ekstrakurikuler di atas podium.

Seperti band, vokal solo, dance, tari, paduan suara, drama dan beberapa pameran seni lainnya yang memakan waktu selama 1 jam penuh.

Jujur saja aku cukup bosan, dalam 1 jam aku tidak melakukan apa-apa dan hanya diam duduk menonton, serta sesekali memberikan tepuk tangan kepada beberapa penampilan yang menurutku luar biasa.

Setelah pameran seni atau mungkin teater, kemudian dilanjutkan dengan tur mengelilingi sekolah dengan dipandu salah satu staf sekolah yang menjelaskan setiap bagian-bagian sekolah ini dengan sangat terperinci.

Seperti dia membanggakan betapa bernilainya ini dan itu dan betapa bersejarahnya barang dan tempat-tempat di sini, bahwa orang-orang hebat pernah sekolah di sini dan masih banyak lagi penjelasan yang dikeluarkan dari mulutnya.

Sungguh hebat melihat dia menjelaskan semuanya tanpa membuat mulutnya berbusa dan tidak kehilangan nafasnya, mungkin jika itu diriku aku sudah pingsan di tempat.

Setelah semua tur selesai dilakukan semuanya, aku duduk di salah satu kursi di taman karena lelah dan meminum air yang aku bawa dari rumah.

Menurut jadwal yang diberikan sekolah, setelah tur dilakukan, semua murid diperintahkan untuk menuju ke kelas yang telah mereka dapat.

Sepertinya setelah ini akan ada pengenalan lingkungan kelas yang merupakan tempat belajar murid, dan guru pembimbing kelas atau biasa disebut wali kelas.

Aku berjalan mengikuti tanda papan jalan yang mengarah ke arah kelas 1-1, tempat kelasku berada, ngomong-ngomong sampai saat ini aku belum sempat bertemu dengan teman-temanku.

Setelah itu aku sampai di sebuah ruangan yang merupakan kelas tempatku berada, dengan tanda papan bertuliskan 1-1 di atas pintu, jadi aku cukup yakin bahwa ini merupakan kelas ku.

Menggeser dan kemudian aku membuka pintu sambil berharap bahwa ada teman-temanku di dalam kelas ini.

Pintu terbuka dan harapanku hancur, tidak ada teman-temanku di kelas ini.

Yang ada hannyalah beberapa orang yang tidak aku kenal, dan sepertinya semua orang belum datang ke sini.

Ini mungkin salahku karena datang sedikit lebih awal dari waktu yang ditentukan, masih ada sedikit banyak waktu sebelum waktu istirahat setelah tur tadi habis, mungkin teman-temanku membuat janji di suatu tempat tanpa memberitahuku.

'Urgh... entah mengapa aku merasa dikhianati.'

Tidak, itu tidak baik berpikir seperti itu, mereka adalah teman-temanku aku harus percaya mereka, tadi pagi aku juga lupa mengecek Go-Mail, mungkin saja mereka sudah memberitahuku, aku harus meminta maaf nanti.

Berusaha melupakan masalah itu, aku berjalan ke dalam kelas sambil melihat ke sekeliling mencari tempat di mana aku akan duduk.

Kemudian aku memutuskan untuk duduk di bawah kipas tepat di tengah ruangan kelas, kebetulan itu masih kosong dan aku tidak menyukai panas, karena itu membuatku tidak nyaman terutama di musim panas.

Sekolah ini menerapkan sistem cinta lingkungan, jadi wajar saja kelas-kelas di sini tidak di lengkapi dengan pendingin ruangan dan hanya beberapa ruangan saja yang dilengkapi dengan pendingin ruangan, seperti ruang guru, ruang staf sekolah, ruang, ruang kepala dan wakil sekolah, ruang konseling, ruang komputer dan beberapa laboratorium sekolah.

Tetapi sepertinya duduk di samping jendela juga tidak begitu buruk, kau dapat melihat pemandangan di luar jendela dari lantai 2 sekolah ini dan menikmati angin sejuk dari jendela

Ya, kelas ini berada di lantai 2 sekolah, jadi sepertinya sia-sia jika tidak duduk di samping jendela dan menikmatinya, jadi aku berubah pikiran dan duduk di samping jendela dan barisan ketiga dari depan, karena barisan di depannya telah diisi oleh orang lain.

Ya, tempat ini sempurna, kau dapat menikmati angin sepoi-sepoi dari jendela serta pemandangan taman di luar, tempat ini juga tidak seperti di depan di mana kau akan lebih sering diperhatikan oleh guru, dan juga tidak seperti di belakang di mana kau akan kesulitan mengikuti pembelajaran kelas selain itu tempat ini juga dijangkau oleh kipas angin yang berada di atas ruangan ditambah dengan angin sepoi-sepoi di luar jendela.

'Ini ada kombinasi yang hebat, aku sangat Jenius.' Entah mengapa sepertinya aku bangga dengan diriku sendiri yang berhasil menganalisis semua informasi ini dan mendapatkan hasil yang terbaik untuk kepuasan diriku.

Kemudian aku menggantung tasku di samping meja dan duduk di kursiku, sambil berharap bahwa temanku akan segera datang.

Aku terus menunggu sambil menatap ke luar jendela, sesekali ada beberapa orang yang sedang berjalan menyadari tatapanku, jadi ketika dia menoleh kepadaku, aku buru-buru memalingkan pandanganku karena malu, jadi aku memutuskan untuk tidak menatap keluar jendela dulu sebelum suasana cukup sepi di luar.

Jadi aku menopang daguku dengan punggung tanganku sambil menatap kosong ke depan dan berharap bahwa teman-temanku akan segara datang.

Saat aku melamun orang-orang sudah mulai memasuki kelas, sepertinya waktu istirahat telah habis, jadi mungkin itu sebabnya banyak orang yang memasuki kelas, dan di antara orang itu terdapat teman-temanku.

'Akhirnya...' Itu cukup lama, beberapa menit.

Mereka melambaikan tangannya kepadaku, jadi aku membalas dengan melambai dan tersenyum.

Kemudian mereka datang menghampiriku.

"Hei, hei Yuna, aku tadi melihatmu di podium, kau sangat luar biasa tadi." Ucap Violet dengan kagum.

"Ya aku juga melihatnya tadi." Ucap Astra kepadaku menanggapi ucapan violet.

"Ya, seperti yang diharapkan darimu, tetapi aku juga tidak menyangka ada yang mengalahkan mu di ujian masuk." Ucap Steve yang sepertinya masih tidak percaya dengan itu.

Karena cukup kesal aku ditinggalkan sendirian di sini, saat mereka datang aku memalingkan wajahku dan mengabaikan mereka meskipun aku tahu itu bukan salah mereka, mungkin saja mereka telah mengirimkan ku pesan tadi pagi.

"Hmph!" Apakah mereka tahu betapa kesepiannya aku sendirian ditinggalkan?

Melihat ekspresiku yang kesal, mereka jadi bingung sesaat tetapi kemudian mereka sepertinya menyadari sesuatu setelah itu.

"Kenapa denganmu?" Ucap Astra yang masih bingung denganku.

"Awawawa, maafkan kami Yuna telah meninggalkanmu, kami telah mencarimu setelah kau turun dari podium tetapi terhalang dengan kerumunan kemudian kehilangan jejakmu." Ucap Violet dengan khawatir dan sedikit panik, ekspresinya cukup lucu sekarang.

"Ya, tadi pagi kami juga telah mencoba menghubungimu lewat Go-Mail tetapi tidak ada balasan, itu juga kesalahan kami mengirimkannya pagi-pagi saat ingin berangkat ke sekolah." Ucap Steve dengan panik juga sambil memberikan alasannya.

Ya, aku juga tidak terlalu kesal dengan itu, dan entah mengapa sifat kekanak-kanakanku muncul saat ini.

Melihat mereka panik dan meminta maaf saja sudah cukup menurutku, bahwa mereka memang tidak sengaja meninggalkanku.

"Y-ya, aku juga minta maaf karena lupa mengecek kotak masuk tadi pagi, jadi ini juga merupakan kesalahanku." Aku juga meminta maaf kepada mereka, dan merasa sedikit malu karena telah bersifat kekanak-kanakan.

"Pfft.." Setelah itu aku mendengar violet mengeluarkan sedikit suara tawa, dan entah mengapa setelah itu kami tertawa bersama-sama.

""""Hahahahaha"""""

"Ya, lain kali kami akan mengirimkan pesan lebih awal kepadamu." Ucap Violet setelah tertawa, dan di lanjutkan dengan Astra dan Steve yang setuju dengan Violet.

"Ya, terima kasih..." aku berterima kasih kepada mereka.

Aku sangat bersyukur memiliki teman-teman seperti mereka.

Terpopuler

Comments

Nana

Nana

Biasa, mendongeng momen

2023-03-27

2

矢kaguyume冬

矢kaguyume冬

ttp semangat thor updatenya

2023-03-25

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!