Saat aku memasuki aula, sudah banyak terdapat orang yang berkumpul, aulanya cukup besar untuk menampung banyak orang dan terdapat podium di depannya, karena sudah cukup ramai jadi hanya kursi di barisan belakang yang tersisa.
Aku duduk di salah satu kursi di belakang dan ternyata di sampingku terdapat orang yang kutabrak tadi, dan ketika aku menatapnya dia hanya tersenyum kepadaku, kuharap dia melupakan kejadian tadi.
Tanpa menunggu lama, acara penyambutan murid baru pun segera di mulai.
Diawali oleh pembawa acara sebagai pembuka, setelah itu dilanjutkan dengan kata sambutan dari ketua OSIS.
Kemudian seorang perempuan dengan mata dan rambut berwarna coklat yang diikat ekor kuda naik ke atas podium, dan sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat.
Setelah itu dia membuka mulutnya dan memperkenalkan dirinya.
"Sebelumnya, terima kasih kepada pembawa acara yang telah mempersilahkan saya untuk berbicara, kepala sekolah SMP Casolie yang saya hormati, bapak dan ibu guru serta staf yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa hormat saya, dan para murid baru sekalian yang kami banggakan, untuk murid baru, perkenalkan namaku adalah Caroline Cheastar saya sebagai ketua OSIS SMP Casolie mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung dengan keluarga besar SMP Casolie, saya harap kalian dapat nyaman dengan sekolah ini, serta dapat mengharumkan dan membanggakan sekolah ini, sekian kata-kata dari saya dan jika ada kata yang tidak berkenan atau salah mohon dimaafkan, terima kasih semuanya."
[PROK...PROK PROK PROK PROK] *sfx suara tepuk tangan
Aula sekolah langsung dipenuhi oleh suara tepuk tangan, saat ketua OSIS mulai turun dari atas podium suara tepuk tangan mulai mereda dan kemudian acara diambil alih kembali oleh pembawa acara.
"Baiklah... sekarang akan ada sambutan dari kepala sekolah kita yaitu bapak Prof. Dr. Gustave Cheastar S.Pd., M.Pd., untuk bapak Gustave dipersilahkan menaiki podium, waktu dan tempatnya saya persilahkan.”
'Cheastar', itulah yang disebutkan oleh pembawa acara saat menyebutkan nama kepala sekolah, sepertinya kepala sekolah berasal dari keluarga yang sama dengan ketua OSIS atau bahkan mungkin kepala sekolah merupakan ayah dari ketua OSIS karena tampang mereka yang hampir mirip.
Kemudian seorang pria paruh baya berjalan dan menaiki podium, kesan yang diberikan oleh orang itu seperti pria tua yang berwibawa, dengan cara berjalan dan postur tubuhnya yang tegap membuatnya terlihat gagah seperti tampak muda walaupun beberapa ciri fisiknya sudah mulai mengalami beberapa penuaan. Warna rambut dari kepala sekolah juga berwarna coklat tetapi sedikit lebih gelap dari warna rambut ketua OSIS, matanya yang berwarna coklat gelap menatap kami semua dengan tenang, dan dengan sedikit kerutan pada wajahnya justru membuatnya terlihat lebih bermartabat.
Kepala sekolah pun mulai membuka mulutnya dan berbicara.
"Baiklah, seperti yang dikatakan oleh pembawa acara sebelumnya, aku merupakan kepala sekolah SMP Casolie, Gustave Cheastar. Aku ucapkan selamat kepada kalian semua yang berhasil lulus dan masuk ke dalam sekolah ini, mari kita beri apresiasi untuk kita semua."
[PROK PROK PROK] *sfx suara tepuk tangan
Ruangan dipenuhi oleh suara tepuk tangan para murid baru, bahkan ada yang sampai menangis dengan terharu saat ini, sepertinya mereka sangat bangga karena bisa memasuki sekolah ini serta mungkin saja mereka cukup tersentuh dengan pidato dari kepala sekolah tadi.
Suara dari kepala sekolah cukup berat dan terdengar bermartabat, dan suaranya terdengar sangat menenangkan.
Setelah suara tepuk tangan mulai mereda, kepala sekolah pun mulai melanjutkan kembali pidatonya tadi.
"Sekolah ini merupakan SMP terbaik di kota ini dengan berbagai fasilitas yang lengkap dan sekolah ini juga terkenal akan prestasi para muridnya, jadi aku berharap kepada kalian semua yang berada disini juga melakukan hal yang sama, dan Aku akan memberikan hadiah kepada kalian yang berprestasi dan mengharumkan nama sekolah ini, jadi aku harap kalian berjuang sebaik mungkin di sekolah ini dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang telah disiapkan oleh sekolah ini, baiklah sekian saja kata-kata dariku, selamat berjuang!" Kepala sekolah pun mengakhiri kata-katanya dan kemudian suasana hening menyelimuti aula.
[PROK PROK PROK] *sfx suara tepuk tangan
Kemudian suara tepuk tangan menyelimuti seluruh aula, dan bahkan mungkin lebih meriah lagi dibandingkan saat pidato dari ketua OSIS, sebelumnya aku mengira pidato dari kepala sekolah akan cukup memakan banyak waktu dan membosankan ternyata pidatonya cukup singkat dan tidak terlalu membosankan menurutku, biasa saja.
Setelah itu suara tepuk tangan mulai mereda sedikit demi sedikit, kepala sekolah pun mulai berjalan turun dan pergi dari podium menuju ke kursinya.
Acara pun diambil kembali alih oleh pembawa acara setelah itu, setelah ini kemungkinan besar adalah waktuku untuk berpidato, jujur saja aku cukup gugup untuk berbicara di depan orang banyak, dan di depan orang-orang asing yang belum aku kenal.
‘Tenanglah, aku sudah mempersiapkan pidato yang akan aku bacakan dan aku hafalkan, bahkan aku telah berlatih untuk ini, aku pasti bisa melakukannya.’ Aku berusaha menenangkan diriku sendiri dengan memotivasi diriku sendiri.
“Baiklah, terima kasih atas pidatonya yang luar biasa dari Kepala sekolah kita, selanjutnya akan ada pidato dari salah satu perwakilan murid baru, untuk Yuna Halliwell dipersilahkan menaiki podium, waktu dan tempatnya saya persilahkan.”
Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, namaku telah dipanggil oleh pembawa acara yang menandakan aku harus segera menaiki podium.
“Hufft hu...” Aku menghela nafas dan menenangkan diriku sendiri, saat ini aku cukup gugup dan jantungku berdetak cukup kencang kurasa.
Kemudian aku pun berdiri dari kursiku dan mulai berjalan ke arah podium, terus berjalan dan berusaha untuk tidak melihat sekitar karena itu akan membuatku semakin gugup.
Mataku hanya tertuju dan fokus untuk berjalan ke depan, aku tidak peduli dengan orang lain, anggap saja di sini tidak ada orang sama sekali.
‘Arghhh, walaupun aku berusaha semaksimal mungkin aku masih dapat merasakan orang di sekitar yang menatapku dan membisikkan sesuatu.’
Aku berusaha tidak memedulikan mereka, dan tetap berjalan ke depan, dan akhirnya aku berhasil menaiki podium dengan selamat.
Mungkin tidak dapat dikatakan 'selamat' karena apa yang menungguku saat ini merupakan sesuatu yang lebih buruk lagi.
Ini diibaratkan seperti pepatah yang mengatakan ‘lepas dari mulut harimau masuk ke dalam mulut buaya’. Aku kemudian mulai berjalan ke depan mimbar yang berada di tengah podium, melihatku yang telah berada di atas podium pembawa acara menyerahkan mic kepadaku.
Aku tersenyum dan berterima kasih kepadanya, kemudian aku mulai menatap ke depan, ke arah bayak pasang mata menatapku.
Kemudian aku mulai meneguhkan hatiku, dan menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya aku mulai berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Frando Wijaya
Gustave? rasany gk asing deh 🤔
2024-08-25
2
Rasiele Halliwell
bukan ceramah bang
2023-03-28
2
Nana
Para jamaah Sholat Jumat yang berbahagia
2023-03-27
3