[Tik-tok-tik-tok] *sfx suara jam
Suara jam berbunyi di dalam kamar yang gelap dan sepi.
Dapat terlihat seorang anak laki-laki dan perempuan tidur di sebuah ranjang bertingkat, anak laki-laki itu adalah Yuno dan anak perempuan itu adalah Yuna, adik perempuan dari Yuno.
Tidak lama kemudian jam pun berdering.
[KRINGGG KRINGGG]
"Ermmm..."
Anak laki-laki itu mengerang dan kemudian berusaha bangun untuk mematikan deringan dari jam tersebut, Dia tidur di ranjang bawah jadi mudah baginya untuk mematikan jam tersebut.
Tadi malam Yuna memintanya untuk berpindah ke ranjang atas, saat dia bertanya kenapa, adiknya malah mengabaikannya dan mulai memindahkan bantalnya ke atas, dia hanya bisa pasrah dengan tingkah laku adiknya.
"Hmm? Sudah pagi?" Ucap anak laki-laki itu sambil menggosok matanya, kemudian Dia memerhatikan jam itu, lalu wajahnya tampak terkejut karena jarum jam sudah menunjukkan pukul delapan pagi.
"Wahhh! Sudah jam delapan?!, Jika tidak cepat maka Aku akan terlambat."
'Apakah Yuna sudah bangun?' Pikir dia bahwa adiknya sudah bangun, untuk memastikan adiknya sudah bangun atau tidak, dia pun mencoba memanggilnya.
"Yunaa!! Bangun!"
'Tidak ada jawaban?' Tetapi tidak ada jawaban darinya.
"Apakah Dia masih tertidur? Atau Dia sudah pergi dan meninggalkanku?!" Dia berspekulasi yang tidak-tidak, karena takut adiknya meninggalkannya.
Dia pun menaiki tangga tempat tidur untuk melihat adiknya, setelah sampai di atas yang dia lihat hannyalah pemandangan malaikat kecil yang sedang tertidur pulas.
'Wahh, ternyata dia masih tertidur.'
Tangan Yuno pun meraih pipi adiknya dan kemudian mencubitnya.
"OIII, BANGUNLAH YUNAA!"
Dia meneriakinya sambil mencubit pipi adiknya.
"Ermmmw, kwakak, bwerhenwti mewncubwit pwipiku..." Yuna pun bangun dan dia kesulitan berbicara akibat pipinya sedang dicubit kakaknya.
"Kalau begitu bangun!" Perintah Yuno yang berusaha membangunkan adiknya.
"5 menit lagi...." Jawab Yuna meminta perpanjangan waktu tidur kepada kakaknya.
"Haa.... apa kau lupa hari ini kau juga akan pergi ke sekolah?" Tanya Yuno yang mengira adiknya lupa bahwa hari ini adalah hari yang pentingnya.
Yuna pun tiba-tiba bangkit dan duduk dan wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut seakan Dia baru ingat bahwa hari ini merupakan hari pertama sekolahnya, benar saja sepertinya dia melupakannya.
"Ermm? BENAR JUGA! Ini hari pertamaku sekolah!!"
"Kalau begitu sana pergi bersiap-siap."
Ucap Yuno, sambil turun dari tangga, tiba-tiba saja adiknya melompat turun dan kemudian mengambil handuknya dan berlari menuju ke kamar mandi.
"HEII!! Jangan melompat turun begitu saja!!! Dan berhenti berlari!"
Terkejut dengan tindakan adiknya Dia pun hanya bisa menghela nafas.
"Hahh... apakah dia benar-benar masih berusia 5 tahun?" Dia bingung dengan tingkah laku adiknya.
Adiknya sangat pintar dibandingkan anak seusianya bahkan dia juga merasa adiknya bahkan lebih pintar darinya.
Tingkah lakunya bahkan tidak seperti anak gadis pada umumnya, dia tidak suka bermain boneka atau pun bermain rumah-rumahan, yang dia lakukan saat waktu senggang hannyalah membaca buku sejarah dan menggambar.
Bahkan hasil menggambarnya tidak seperti anak kecil, hasil gambarnya terlihat seperti orang profesional yang menggambarnya.
Orang tuanya berniat mengikutsertakan Yuna dalam sebuah lomba melukis dan menggambar, tetapi dia tidak ingin melakukan hal itu.
Yuna bilang tidak ingin orang lain melihat karyanya. Dia pun bingung dengan adiknya dan bertanya kepada adiknya, "Lalu kau menggambar untuk apa?" Lalu adiknya pun menjawab kepadanya, "Untuk kepuasanku sendiri."
Yuno bingung dengan jawaban adiknya, tetapi dia memutuskan untuk tidak menanyakannya lebih lanjut.
Sejak kecil Yuna pun bahkan jarang menangis, dia adalah gadis yang tangguh, dia pernah terjatuh saat berlari dan dia bahkan tidak menangis, dia dirundung oleh anak-anak tetangga karena tingkah lakunya terlihat aneh dan bahkan dia juga tidak menangis.
Lalu tanpa sadar di dalam hati Yuno muncul sebuah tekad untuk menjadi lebih kuat dan pintar agar tidak kalah dari adiknya dan dapat melindunginya.
Dia bahkan belajar siang dan malam demi hal itu, dan mulai melatih fisiknya akhir-akhir ini, itulah bukti dari tekad seorang laki-laki.
Sambil menunggu adiknya selesai mandi, dia saat ini sedang membaca salah satu buku pelajarannya.
Tidak lama kemudian adiknya sudah selesai mandi dan sekarang waktunya gilirannya untuk mandi.
Dia mandi dengan cepat karena sudah hampir waktunya masuk.
Setelah itu kami bersama menuju dapur untuk pergi sarapan.
Terlihat di atas meja makan sudah ada makanan yang ibuku siapkan, yaitu nasi goreng.
Kami berdua makan dengan lahap, tidak ada ayah dan ibu yang makan bersama kami, ayah dan ibu sudah berangkat tadi pagi, jadi hanya tersisa kami berdua.
Setelah selesai makan, kami menuju pintu keluar dan memakai sepatu.
Tidak lupa mengunci pintu saat keluar dan mengucapkan "Kami berangkat." Walaupun tidak ada siapa-siapa di rumah.
Perjalanan dari rumah ke sekolah tidak begitu jauh, hanya sekitar lima belas menit dengan berjalan kaki.
Tempat Yuna bersekolah sama denganku, jadi saat ini aku sedang bergandengan tangan dengannya menuju titik kumpul.
Tidak lama kemudian terlihat segerombolan anak sekolah dasar berada di sebuah taman yang tidak jauh dari jalan.
Itu merupakan titik kumpul kami, sudah menjadi kebiasaan kami anak-anak sekolah dasar akan berkumpul dan pergi ke sekolah bersama.
Meskipun tidak semua anak sekolah dasar berkumpul di titik yang sama, beberapa titik kumpul tersebar di sekitar sekolah.
Seorang anak yang paling tua akan memimpin di depan dan di belakang dengan bendera di tangannya.
Anak-anak yang lain akan berada di antara mereka, tujuannya agar anak-anak tidak terpisah dan memudahkan mereka untuk menyeberang jalan.
Tidak lama kemudian setelah berjalan kurang dari sepuluh menit dari titik kumpul, kami semua telah sampai di sekolah.
Terlihat mata adikku yang berbinar-binar dan terlihat antusias. Aku hanya bisa tersenyum kecil melihatnya.
"Heii...Yuno." Kemudian dari jauh terdengar suara yang tidak asing bagiku.
Ternyata itu adalah teman sekelas dan sekaligus orang yang kuanggap sebagai sahabatku, dia seorang anak laki-laki bernama Andro.
"Waahh, apakah itu adik perempuanmu yang sebelumnya kau bilang akan segera masuk sekolah?!" Ucap Andro yang terkejut setelah melihat Yuna.
Yuna hanya diam menatapnya dengan tatapan aneh.
"Yaa... biar kuperkenalkan. Ini adikku, dia bernama Yuna. Yuna, ini teman sekelasku namanya Andro." Yuno pun segera mengenalkan mereka berdua.
"Salam kenal Kak Andro, aku Yuna." Yuna memberikan salam kepada Andro.
"Salam kenal juga, aku Andro. Kalau kau mau aku bisa jadi kakakmu juga loh menggantikan kakakmu ini." Ucapnya dengan nada bercanda.
"Ti-tidak perlu." Jawab Yuna dengan wajah yang sepertinya tertekan.
"Haah, apakah Kau mencari keributan denganku pagi-pagi begini?" Yuno kemudian menjawab dengan wajah yang terlihat seperti akan segera menghabisi Andro.
'Sepertinya, orang di sekitar kakakku aneh semua.' Pikir Yuna di dalam hatinya, tetapi senyuman kecil dapat kita lihat pada wajahnya seakan dia menikmati hal ini.
'Sepertinya akan menyenangkan...'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
よぎり
TikTok 🗿
2025-02-06
0
Silvia
itu enam atau delapan sih kok bisa beda gitu dari yang di atas
2024-11-18
2