Keesokan paginya, Andro sudah datang menjemput kami, sudah menjadi rutinitas Andro menjemput kami sejak saat di Sekolah Dasar.
Meskipun kami lebih sering berjalan bersama, tetapi sejak kakakku lulus, kami jadi lebih sering menaiki mobilnya karena sekolah kakakku yaitu SMP Casolie cukup jauh dari rumah.
Seperti kelihatannya, hubungan Andro dan kakakku cukup dekat, mungkin sudah dikatakan sahabat, bahkan Andro mengikuti kakakku dan melanjutkan sekolahnya ke SMP Casolie.
Bahkan sopirnya saja yang bernama Sebas, sudah sangat mengenali kami berdua, meskipun aku sepertinya belum pernah bertemu dengan orang tua Andro, aku belum pernah melihatnya, mungkin karena aku juga belum pernah berkunjung ke rumah Andro.
Orang tuaku telah mengenal Andro, dan Pak Sebas, jadi orang tuaku mempercayai kami berdua kepada mereka.
Kemudian jendela kaca depan mobil terbuka, dan di sana keluar wajah Andro yang menatap kami berdua.
"Apa yang kalian tunggu? Naik...lah..." Kata-kata Andro sempat berhenti saat melihatku.
"Heee... bukankah kau sangat cocok dan terlihat cantik dengan seragam itu Yuna." Kemudian dia mengatakan itu dengan wajah yang seakan-akan seperti menggodaku, dan itu seperti membuatku merasakan dejavu.
"Berisik, kalian berdua sama saja." Mereka berdua memang sama-sama menyebalkan.
"Ehhh! Kenapa aku juga?!" Ucap kakakku karena menyamakan mereka berdua.
"Hahaha, ternyata kau juga sama menyebalkannya." Ucap Andro sambil menertawakan kakakku.
"Diam! Aku tidak ingin mendengarnya darimu." Balas kakakku tidak terima kepada Andro.
Mengabaikan mereka berdua, aku membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya kemudian diikuti oleh kakakku di belakang.
Setelah masuk ke dalam mobil, mesin mobil dinyalakan dan mulai melaju ke arah sekolah.
Kami melaju ke arah pusat kota, dan pemandangan gedung-gedung pencakar langit mulai terlihat.
Tetapi sekolah kami tidak berada di salah satu gedung tersebut, kami melaju sedikit lebih jauh dari pusat kota yang padat dan penuh dengan gedung-gedung pencakar langit ke arah daerah yang sedikit lebih sepi dibandingkan dengan pusat kota, dan gedung-gedung di sana tidak setinggi gedung di pusat kota, hanya sekitar 1 sampai 4 lantai.
Di antara gedung-gedung yang kami lewati terdapat gedung yang cukup besar dan sedikit lebih tinggi di antara gedung-gedung di sekitar.
Di depan gedung tersebut terdapat gerbang yang cukup besar dengan tulisan di atasnya yang bertuliskan 'SMP Casolie'.
Ya, itu merupakan sekolah yang akan kami masuki sekarang.
Setelah sampai di depan pintu gerbang, kami pun kemudian turun dari mobil, tidak lupa aku dan kakakku berterima kasih kepada Andro dan Pak Sebas.
Kemudian kami bertiga pun berjalan masuk ke dalam sekolah.
Aku cukup kagum saat pertama kali melihat sekolah ini, ini benar-benar sangat luas, saat memasuki sekolah ini terdapat lapangan yang sangat luas dengan tiang bendera di tengah depannya, lalu di depan, kanan dan kirinya terdapat gedung sekolah setinggi 3 lantai.
Setelah itu kami sampai di lobby utama sekolah ini, ini cukup luas, terdapat kursi tunggu di dekat tembok, vending machine, papan pengumuman besar serta terdapat kantor staf sekolah.
Kami pergi melihat papan pengumuman, di sana terdapat cukup banyak orang yang penasaran akan sesuatu, sepertinya mereka berada di tahun pertama sama sepertiku, karena ikut penasaran aku pergi melihat ke sana dan diikuti oleh kakakku dan Andro.
Ternyata di sana terdapat pengumuman mengenai hasil tes dan penempatan kelas.
Aku pergi menelusuri namaku, dan tidak memakan waktu lama, aku menemukan namaku terdapat di kelas 1-1, setelah itu aku mengecek lembar pengumuman satunya lagi yang berisi mengenai peringkat hasil tes, dan hasilnya aku berada di peringkat 2.
Aku tidak percaya ternyata ada yang dapat menyaingiku, setelah aku lihat ternyata aku kalah 5 poin dalam mata pelajaran Bahasa Astor, aku memang sedikit lemah dalam mata pelajaran itu, sepertinya aku harus belajar lebih giat lagi.
Di peringkat 1 terdapat nama Russel Travis di sana, dengan nilai 100 poin di semua mata pelajaran.
Seperti yang di harapkan dari SMP Casolie, sekolah ini benar-benar mengumpulkan orang-orang hebat.
"Hee... aku tidak menyangka ada yang berhasil mengalahkan Yuna." Ucap Andro yang juga sepertinya terkejut dengan itu.
"Ya, sepertinya kau harus belajar lagi Yuna, meskipun begitu hasil ini sudah cukup bagus kau tahu." Ucap kakakku sambil berusaha menghiburku dan menyemangatiku, sepertinya dia mengira aku kesal dengan ini.
Tetapi aku tidak merasa kesal sama sekali, dan tidak peduli mengenai hal itu, aku hanya perlu belajar lagi.
Aku cukup penasaran dengannya jadi aku mencoba mencari namanya di informasi kelas.
Setelah kutelusuri, dia berada di kelas 1-12, aku cukup berharap dia berada di kelas yang sama denganku.
Karena Violet, Astra dan Steve juga masuk sekolah ini, aku juga menemukan nama mereka di kelas yang sama denganku.
Saat kami sedang asyik melihat papan pengumuman, terdengar suara dari pengeras suara.
[Diharapkan agar seluruh murid baru agar segera pergi ke aula sekolah, sambutan penerimaan murid baru akan segera dimulai]
"Sepertinya akan segera dimulai, kalau begitu aku pergi dulu kakak, kak Andro."
Aku mengucapkannya dan bergegas untuk pergi, tetapi setelah aku berjalan pergi aku dipanggil oleh kakakku."
"Tunggu sebentar, kami berada di kelas 3-1, jika kau perlu sesuatu pergi ke arah ujung sana dekat kantin sekolah dan kau akan menemukan kami." Ucap kakakku sambil menunjukkan letak kelasnya berada.
"Haha, jika ada yang mengganggumu aku akan mengurusnya, jadi kau tidak perlu khawatir." Ucap Andro dengan wajah yang percaya diri.
"E-ng... terima kasih, kalau begitu aku akan pergi ke Aula dulu, sebentar lagi akan ada sambutan penerimaan siswa baru." Aku mengatakannya dan pergi berjalan menuju aula.
Jujur saja aku cukup gugup sekarang, karena aku diminta untuk memberikan pidato juga sebagai perwakilan siswa baru.
Aku berjalan mengikuti tanda papan jalan menuju aula sekolah.
Cukup banyak orang yang berjalan menuju ke sana, dan sepertinya mereka juga murid baru sama sepertiku.
Ngomong-ngomong aku belum bertemu Violet, Astra dan Steve, aku cukup penasaran mereka berada di mana.
Sebelumnya saat di rumah, aku sudah mengirimkan Go-mail menggunakan komputer kepada violet untuk bertemu, tetapi tidak ada balasan darinya.
Mungkin dia belum mengecek kotak masuknya, mereka semua menggunakan LAINE untuk berkomunikasi jarak jauh dengan HandPhone mereka.
Violet bercerita dia telah membuat grup LAINE dengan beberapa teman sekelas kami di Sekolah Dasar.
Aku belum diizinkan untuk memakai HandPhone oleh kedua orang tuaku, jadi terkadang Aku meminjam HandPhone kakakku atau menggunakan komputer di rumah.
[Bukk] *sfx suara menabrak orang
"Awh..." Saat melamun aku tanpa sengaja menabrak orang di depanku.
"Maaf, apa kau baik-baik saja?" Ucap orang yang di depanku.
Dia merupakan seorang anak laki-laki dengan rambut berwarna biru gelap dan mata berwarna hitam.
"Aku baik-baik saja, dan seharusnya aku yang minta maaf karena tidak sengaja menabrakmu." Ucapku dan meminta maaf kepadanya karena sudah tidak sengaja menabraknya.
"Tidak apa-apa, tetapi lain kali berhati-hatilah saat berjalan karena di sini cukup ramai." Dia tersenyum kepadaku dan kemudian berjalan pergi menuju aula, sepertinya dia juga merupakan salah satu murid baru sama sepertiku.
Setelah itu terdapat pemberitahuan kembali agar para murid baru segera menuju aula, kemudian aku berhenti melamun dan kemudian mempercepat langkahku menuju aula.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments