Chapter 3. Serangan Anjing Liar

Aku pun berjalan keluar rumah, di luar sanggatlah gelap, Aku hampir tidak melihat apa pun, walaupun begitu aku tetap berjalan dengan penglihatanku yang seadanya.

Selang beberapa lama, setelah aku melewati sebuah rumah, tiba-tiba saja ada anjing yang menggong-gong ke arahku.

[GUK GUK GUK]

Karena cukup terkejut aku pun berteriak.

"HUAA!". 'Anjing sialan, mengagetkanku saja.'

[GUK GUK GUK] Anjing tersebut terus menggong-gong ke arahku untuk waktu yang cukup lama.

(Blekk) Aku menjulurkan lidahku dan mengejeknya.

[GUK GUK GUK GUK GUK] Anjing tersebut lantas menggong-gong lebih kencang.

'Hahaha'. Aku merasa sudah cukup waktu bermainnya, mari kita ke warung segera.

Dari jauh sudah terlihat, lampu dari warung yang menyala remang-remang dengan dikelilingi oleh laron-laron.

Setelah sampai di warung, terlihat seorang nenek-nenek yang menjaga warung tersebut. Setelah melihatku Dia pun menanyakanku sambil tersenyum.

"Mau beli apa Nak?"

"Mie gorengnya satu Bu." Meski terlihat seperti nenek-nenek, Aku tetap memanggilnya dengan sebutan 'Bu'.

"Mie goreng ya... mau yang orisinal atau yang rasa daging bumbu?"

"Yang orisinal saja."

"Baik, tunggu sebentar ya Nak."

"Ok."

Dia pun pergi mencari mie goreng yang Aku butuh kan, terlihat ia sedikit kesulitan mencarinya karena Dia menggunakan sebuah kursi roda sebagai alat bantu berjalan.

Meskipun seperti itu, tidak lama kemudian Dia datang membawa mie goreng yang aku maksud.

"Ini mie gorengnya, ada tambahan yang lain tidak?"

"Tidak Bu, ini saja."

"Harganya jadi Rp 5.000,-."

Aku pun merogoh kantung celanaku dan mengambil uang ku.

"Ini Bu, terima kasih." Tidak lupa tentunya Aku mengucapkan kata terima kasih kepadanya.

"Sama-sama."

"....."

"Hmm? Kenapa nak?" Dia menatapku dengan tatapan bingung.

"Erm... kembaliannya?"

"Itu uang pas..."

(///) "Er-uang pas ya, hehe... Te-te-rimakasihhhh...."

"Y-ya." Nenek-nenek penjaga warung terlihat heran melihat diriku yang langsung keluar setelah kejadian tersebut. "Ada-ada saja anak muda sekarang."

Di luar terlihat Aku yang sedang berlari karena malu karena hal tersebut.

"Hah...hah...hah..." i-itu sangat memalukan! Aku tidak akan mengulanginya lagi.

Setelah menenangkan hatiku sebentar, Aku mulai berjalan seperti biasa lagi dan akan pulang ke rumah, tapi Aku harus melewati rumah tersebut terlebih dahulu, rumah yang memelihara anjing, Aku dengar anjingnya ada lebih dari satu ekor.

Selang beberapa waktu setelah meninggalkan warung, sekarang sudah mulai terlihat rumah yang di terangi cahaya lampu yang remang-remang di bawah sinar rembulan yang menerangi gelapnya langit malam.

Berkat cahaya tersebut Aku masih dapat melihat jalan yang akanku lewati termasuk rumah tersebut.

Tapi ada yang terlihat aneh dari rumah tersebut, rumahnya terlihat cukup sepi dan tidak ada suara gonggongan anjing seperti sebelum Aku akan pergi ke warung membeli mie.

Setelah Aku akan sampai tepat di depan rumah tersebut...

"Hmm?"

Terlihat pagar dari rumah tersebut yang tidak tertutup dengan rapat.

'Bukankah sebelumnya pagarnya tertutup?' Kataku dengan wajah bingung.

"Jangan bilang..." 'Pagar yang tidak tertutup rapat, rumah yang sepi, dan dengan anjing yang menggong-gong sebelumnya...'

[GUK GUK GUK GUK GUK]

Terdengar suara anjing yang lebih dari satu bergema dari dalam rumah tersebut. Kemudian satu persatu anjing tersebut berlari keluar melewati celah pada pagar yang tidak tertutup rapat.

Anjing yang keluar berjumlah tiga ekor, dengan warna yang berbeda-beda, anjing pertama yang paling besar berwarna hitam, kira-kira hampir setinggi 60 Cm, anjing yang kedua berwarna coklat dengan ukuran yang sedikit lebih kecil, dan anjing yang terakhir berwarna putih kekuningan.

Setelah melihatku, anjing tersebut seperti menghadang jalan yang akan Aku lewati. Dengan menunjukkan gigi mereka yang tajam, dan sedikit menggeram seakan mengancam agar Aku tidak berjalan lebih jauh.

Mungkin mereka sedikit dendam terhadapku, karena Aku mengejek mereka sebelumnya, dan mengira bahwa Aku adalah ancaman yang akan memasuki rumah tuannya dan akan menyakitinya. Sepertinya anjing ini dilatih untuk menjaga rumah tuan mereka dengan baik, mungkin terlalu baik.

'Baiklah, bagaimana caraku melewati mereka?'

Aku hanya bergerak sedikit dan mereka akan segera menggonggongiku. Aku memutuskan untuk memanggil orang di rumah tersebut untuk meminta pertolongan agar mengurung anjing mereka dengan baik, tapi tidak ada jawaban dari dalam.

Setelah Aku melihatnya dengan baik, rumah cukup sepi, dan pintu depan tertutup rapat beserta jendela, dan tidak ada lampu yang menyala dari dalam rumah, sepertinya orang di rumah tersebut sedang pergi.

Saat Aku melamun sambil melihat ke arah rumah, tiba-tiba anjing-anjing tersebut menggonggong dan langsung berlari menuju ke arahku.

Aku pun terkejut dan akan mulai lari, tapi tepat saat aku akan melangkah menjauh, salah satu dari anjing tersebut menggigit celanaku dan membuatku terjatuh ke tanah.

Mie goreng dari tanganku terlepas, dan wajahku membentur aspal jalan yang keras, itu cukup sakit sehingga membuatku kesakitan, tapi Aku tidak punya waktu untuk merengek.

Aku berusaha untuk bangun kembali dan melawan, Aku menarik salah satu ekor anjing hingga membuat anjing tersebut meringis, tetapi salah satu anjing menggigit tanganku yang sedang memegangi ekor tersebut.

Lalu kemudian salah satu anjing menggigit leher belakangku, hingga membuatku melepaskan genggaman dari ekor anjing. Aku berusaha melepaskan gigitan di leher belakangku, tetapi anjing yang lain tidak tinggal diam dan mereka mulai menggigit dan mencakar satu persatu hingga membuatku kewalahan.

Terlihat darah yang mengalir akibat gigitan dan cakaran anjing, mulai dari kaki, wajah, kepala, lengan, bahu, kaki, paha, hingga perut.

Darah yang mengalir dari tubuhku, membuat anjing-anjing mulai semakin ganas, mereka menyerangku dengan membabi buta.

Kemudian anjing hitam yang paling besar mencakar dan menggigit perutku, hingga merobek keluar isi perutku.

Aku masih sadar saat itu, tetapi hampir kehilangan kesadaran...

"ARGHHHHH!!!!" Aku berteriak kesakitan dengan sekuat tenaga, untuk melampiaskan rasa sakit ini.

Anjing-anjing yang lain juga melakukan hal yang sama, mereka menggigit dan menarik keluar isi perutku.

Isi perutku berceceran dan darah mulai mengalir dengan deras.

Sunggu keajaiban Aku masih sadar setelah mereka menarik keluar isi perutku, tetapi saat ini Aku hanya berharap bisa mati lebih cepat agar Aku tidak merasakan rasa sakit ini lagi.

Kemudian Aku pun mulai akan kehilangan kesadaran, semuanya mulai menjadi lebih gelap, suhu menjadi lebih dingin, sesak nafas, dan Aku mulai takut dengan apa yang aku alami dan apa yang akan terjadi setelahnya.

Sebelum Aku kehilangan kesadaran terlihat cairan berwarna merah yang sudah menggenangi tubuhku, serta mie goreng yang berwarna merah akibat cipratan dari darahku yang keluar.

Aku menatap ke atas langit, terlihat sinar rembulan yang berwarna merah akibat mataku yang terkena darah.

Aku sudah tidak merasakan apa pun, tidak ada rasa sakit seperti sebelumnya, tetapi rasa dingin yang kurasakan semakin kuat.

Mataku semakin berat, dan akan mulai memejamkan mata, tepat sebelum memejamkan mata terlihat anjing-anjing tersebut masih menggigiti dan mencakarku, mungkin mereka juga memakan beberapa bagian tubuhku.

Kemudian cakar dari anjing besar tersebut menerjang ke arah mataku yang akan mulai terpejam.

[Crekk] Terdengar sesuatu yang lepas dari tubuhku.

Aku sudah tidak peduli lagi dengan apa yang akan terjadi.

Tepat setelah itu Aku kehilangan kesadaran.

Terpopuler

Comments

Niku'π...π"

Niku'π...π"

a a agak bbrutall yaa/Scream/

2024-12-14

2

よぎり

よぎり

Di tempat gua mie goreng 3500

2025-02-06

0

Mashiii

Mashiii

pengalaman kak?/Chuckle/

2024-11-30

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!