Sudah setahun berlalu sejak aku memasuki sekolah dasar, aku telah selesai melaksanakan ujian kenaikan kelas, dan saat ini sedang liburan panjang setelah ujian kenaikan kelas.
Saat ini aku dan keluargaku sedang berada dalam perjalanan menuju ke kampung halaman ayahku untuk bertemu nenek dan kakekku.
Kami biasa pulang setahun sekali selama liburan panjang, dan ayahku mengambil cuti selama seminggu di kantornya.
Kami menggunakan pesawat untuk ke sana, karena perjalanan kami akan sangat jauh. Butuh waktu hampir satu setengah jam untuk sampai ke sana.
Kampung halaman ayahku berada di kaki gunung pegunungan Slur, di sana cukup sejuk dan menenangkan, rasanya aku tidak akan bosan jika aku tinggal di sana, tetapi di sana tidak ada internet sama sekali, jadi mungkin sulit bagi orang-orang yang sudah terbiasa hidup di kota untuk tinggal di sini, tapi itu bukan masalah untukku.
Setelah turun dari pesawat, kami melanjutkan perjalanan dengan menggunakan taksi untuk pergi ke kaki gunung.
Pemandangan dari dalam mobil sangat indah, itu tidak berhenti membuatku kagum, barisan pegunungan yang dapat terlihat dari jauh dan pepohonan-pepohonan di samping jalan dan jarak antar rumah di sini juga cukup jauh.
Lalu kemudian kami telah sampai di rumah kakek dan nenekku.
Terlihat kakek dan nenekku sedang berkebun di tamannya, mendengar suara mobil dia menoleh kepada kami.
Mereka tidak tampak terkejut sepertinya mereka sudah menduga kami akan datang, mungkin orang tuaku sudah mengabari mereka sebelumnya.
Turun dari mobil dan kemudian kami menghampiri mereka.
"Sepertinya kalian sehat-sehat saja, ayah... ibu..." Ayahku memberikan salam kepada mereka dengan senyuman di wajahnya.
"Lama tidak bertemu ayah, ibu, aku senang melihat kalian baik-baik saja." Lalu di lanjutkan dengan ibuku yang memberikan salam kepada mereka.
"HA HA HA, tidak perlu terlalu formal, sepertinya kalian juga baik-baik saja." Nenekku tertawa dengan keras dan membalas sapaan ayah dan ibuku.
"Ya... lama tidak bertemu, sepertinya kalian selalu bertambah dewasa saat ke sini." Lalu dilanjutkan dengan sapaan yang santai dari kakekku.
Nenekku sangat aktif dan bersemangat, sifatnya yang seperti itu membuat dia mudah bergaul dengan orang-orang di sekitarnya, tetapi walaupun seperti itu dia cukup jahil.
Berbeda dengan nenekku, kakekku merupakan orang yang santai dan tenang, sifatnya yang seperti itu membuat nyaman semua orang yang berada di dekatnya termasuk diriku.
Sifat mereka saling melengkapi satu sama lain, jadi mereka cukup akrab di rumah.
Setelah itu pandangan kakek dan nenekku beralih kepada kami berdua.
"Oya... cucu-cucuku tampak imut seperti biasa." Ucap nenekku setelah dengan tersenyum setelah melihat kami.
"Sepertinya kalian sudah tumbuh sejak terakhir datang ke sini, anak-anak memang tumbuh dengan cepat." Dilanjut dengan kakekku dengan suara dan dialek khasnya.
""Halo, nenek... kakek..."" Ucap kami bersama dan dengan riang menyapa mereka.
"Ya! Cukup sambutannya, tidak baik di luar terus menerus, mari kita masuk ke dalam."
Nenekku berkata sambil menuntun kami untuk masuk ke dalam rumah.
Kami pun mengikutinya masuk ke dalam rumah. Rumah mereka terbuat dari kayu dan hanya memiliki satu lantai tetapi cukup luas untuk menampung kami semua.
"Taruh barang-barang kalian di kamar, dan setelah itu kita akan makan, aku sudah menyiapkannya sebelumnya." Ucap kakekku sambil berjalan menuju dapur bersama nenekku.
Kami pun menaruh barang-barang kami di dalam kamar yang telah di siapkan dan makan bersama setelah itu.
Kami membicarakan banyak hal saat makan, mereka menanyakan banyak hal mengenai kehidupan kami di kota, dan kami juga menceritakan berbagai hal kepada mereka.
Mereka juga menceritakan banyak hal kepada kami, dan waktu makan saat ini sungguh sangat menyenangkan dan terasa hangat.
Aku terus berharap hari-hari seperti ini akan selalu datang dan agar waktu tidak cepat berlalu.
Setelah kami sekeluarga selesai makan, aku, kakak, ayah dan ibuku memutuskan untuk pergi ke rumah pamanku di sekitar sini.
Tidak terlalu jauh dari rumah kakek dan nenekku, hanya sekitar lima menit dengan berjalan kaki.
Setelah sampai di rumah paman, kami di sambut dengan hangat, selesai menyapa mereka saat ini orang tuaku sedang mengobrol di ruang tamu dengan paman dan bibi.
Saat ini kami sedang bermain di kamar anak perempuannya yang seumuran dengan kakakku.
Dia bernama Adelia Halliwell, kami adalah sepupu jadi mempunyai nama belakang yang sama, dan aku biasanya memanggilnya kak Adel.
Di dalam kamarnya kami menceritakan dan membicarakan banyak hal, dan sepertinya kak Adel sangat tertarik dengan kehidupan di kota, jadi kami memberitahunya banyak hal mengenai kota.
"Hei... apa yang biasa kalian lakukan saat bosan di kota?" Kak Adel menanyai kami mengenai hal itu.
"Meskipun kau menanyakannya kepada kami yang aku lakukan hanyalah belajar di dalam kamarku atau membaca beberapa buku." Jawab kakakku kepadanya.
"Uhh... seperti biasa kau sangat membosankan, lalu apa yang biasa kau lakukan Yuna?" Kemudian kak Adel menatapku dan menanyakan itu kepadaku.
"Erm... Biasanya aku akan menggambar sambil mendengarkan musik ataupun membaca beberapa buku." Aku pun menjawab dengan jujur apa yang biasanya aku lakukan.
"Haaa... kalian berdua sama-sama membosankan, apakah kalian tidak pergi jalan-jalan seperti pergi ke Mal atau pergi minum di Kafetaria?" Tanya kak Adel sambil mengatakannya dengan nada yang sepertinya tidak terima dengan apa yang biasanya kami lakukan.
Aku dan kakakku pun saling menatap dan hanya bisa tertawa kosong atas sikap kak Adel.
Kak Adel pun kemudian menceritakan betapa membosankannya dia berada di sini, tidak ada jaringan internet, tidak ada Mal tidak ada kafetaria, tidak ada tempat hiburan-hiburan lainnya seperti di kota, dan yang biasanya dia lakukan di sini hanyalah membantu orang tuanya merawat kebun dan ketika bosan dia biasanya bermain di sekitar gunung tetapi tidak terlalu jauh dari desa.
Tetapi bagi kami, apa yang dikatakan kak Adel membosankan, bagi kami yang terbiasa tinggal di kota itu adalah hal yang cukup menyenangkan, suasana di desa sangat menenangkan dan suhu di sini juga cukup sejuk tidak seperti di kota yang cukup panas dan suasana di kota juga cukup bising dan penuh dengan orang.
Setelah lama di rumah pamanku, hari sudah mulai gelap dan kami memutuskan untuk kembali ke rumah kakek dan nenekku, dan sepertinya besok mereka juga berencana untuk pergi ke sana, dan kami akan pergi ke sumber mata air panas dekat sini bersama.
Saat pulang ibuku langsung membantu nenekku menyiapkan makan malam, kakek dan ayahku sedang mengobrol di ruang tamu dan sambil menunggu makan malam kami memutuskan untuk mandi terlebih dahulu, tentu saja kita mandi secara terpisah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments