'Guk guk guk'
'Guk guk guk'
'Guk guk guk'
'Tidakk!!! Hentikan itu-Arghhh!!!!'
"Oekk oekk oekk"
Aku terbangun dari mimpi burukku dan mulai menangis tanpa sengaja, mimpi yang sangat mengerikan di mana kejadian itu terulang kembali di dalam mimpi.
Mimpi di malam Aku dibunuh oleh sekawanan anjing. Rasanya sudah lama sekali kejadian itu terjadi sampai Aku mulai melupakannya akhir-akhir ini.
Bagaimana Aku bisa sampai lupa kejadian itu? Karena hal itulah Aku bisa ada di sini.
Karena tangisan yang Aku keluarkan cukup kencang hal itu membuat Ibuku menghampiriku karena khawatir dengan apa yang terjadi padaku.
Dia mengangkatku dan menggendongku sambil berusaha menenangkanku, kemudian Dia menyodorkan 'itu' lagi kepadaku, Apakah Dia mengira Aku lapar?
Tetapi Aku menolaknya sambil berusaha menghindari 'itu', Setelah itu Aku berusaha menenangkan diriku agar tidak menangis lagi dan membuat Ibuku khawatir denganku.
Terdengar suara helaan nafas dari Ibuku yang lega karena Aku tidak menangis lagi.
Kemudian Dia berjalan ke arah jendela sambil membawa Aku, membuka gorden yang menutupi jendela terlihat sinar matahari yang menerobos masuk melalui kaca jendela.
Sinar yang menyilaukan mataku tetapi kemudian mataku dapat menyesuaikan dan dapat kembali melihat.
Terlihat pemandangan di luar jendela, pemandangan gedung-gedung dan bangunan rumah, cahaya matahari melewati setiap celah-celah bangunan, angin sepoi-sepoi berembus membelai wajahku yang terpana dengan pemandangan yang sudah lama tidak Aku lihat.
Awan-awan silih berganti menutupi matahari yang bersinar riang di atas lembaran langit biru.
'Apakah ini Bumi yang Aku kenal?'
Pertanyaan itu kembali muncul di benakku, tapi saat ini Aku tidak terlalu memedulikannya.
Aku hanya bersyukur dapat melihat pemandangan ini sekali lagi dan mendapatkan sebuah kehidupan yang baru.
Aku akan berusaha yang terbaik agar kehidupan ini tidak berakhir sia-sia, dan Aku dapat menikmati hidup yang diberikan ini.
Saat ini sepertinya Ibuku sedang menjemurku di bawah sinar matahari pagi, ini terasa hangat dan nyaman bagiku.
Sesekali, Ibuku menjulurkan jarinya ke arahku seperti ingin bermain denganku, Aku meresponsnya dengan menggenggam jari Ibuku.
Ibuku juga sesekali berbicara denganku, sayangnya Aku tidak mengerti apa yang Dia bicarakan, tetapi ada satu kata yang terus Dia ulang beberapa saat dan itu menganggukku, sepertinya Dia memanggilku dengan kata itu, kata itu adalah "Yuna", apakah itu namaku? Aku bertanya kepada diriku sendiri mengenai itu.
Aku juga tidak yakin, "Yuna"? Itu terdengar seperti nama seorang perempuan?
'Apakah? Jangan-jangan!'
Untuk saat ini Aku tidak dapat memastikannya tetapi Aku punya firasat buruk dengan ini.
Tiba-tiba saja Aku merasakan sesuatu yang hangat di antara kakiku, Ibuku terkejut dan membawaku pergi ke tempat tidur.
'Apakah Aku mengompol? Aku bahkan tidak menyadarinya!'
Ini memalukan dan melukai harga diriku, tetapi aku segera ditelanjangi oleh Ibuku, Aku belum cukup bersiap dan ketika itu terjadi Aku melihatnya...
'Itu tidak ada!!! Hilang!'
Sesuatu yang Aku miliki sebelumnya telah hilang pada tempatnya dan Aku menangisi apa yang telah terjadi, seketika Aku menangis tanpa sadar dan Ibuku kemudian menenangkanku, sepertinya tubuh bayi ini sangat mudah mengeluarkan perasanku, Aku belum dapat mengendalikannya dengan sempurna.
'Selamat tinggal temanku.'
Aku mengucapkan salam perpisahan kepada temanku yang sudah tiada.
Meskipun begitu Aku memutuskan, saat ini Aku telah diberikan kesempatan kedua untuk hidup, Aku tidak akan pernah menyia-nyiakannya, Aku akan menjalaninya apa pun yang terjadi, dan berusaha menerima setiap keadaan yang ada.
Itu adalah janji dengan diriku sendiri.
Setelah kejadian kehilangan itu, saat ini sepertinya Aku sudah berada di rumah keluargaku saat ini.
Saat hari sudah siang, ayahku datang menjemput Ibuku dari tempat yang seperti rumah sakit, sepertinya Ibuku telah diizinkan untuk pulang.
Setelah berkonsultasi sebentar dengan dokter atau perawat yang merawat Ibu dan Aku, Ayahku kemudian membawa Ibu dan Aku keluar rumah sakit, saat mencapai depan sepertinya sudah ada mobil yang menunggu.
'Hmm... Sepertinya di dunia ini juga ada mobil?'
Di atas mobil itu ada sebuah papan nama yang tidak dapat Aku baca. Itu seperti papan nama taksi di kehidupanku sebelumnya, sepertinya ayahku memesan taksi sebelum datang ke rumah sakit, Dia telah mempersiapkannya.
Di dalam mobil sudah ada seseorang yang menunggu, orang itu sepertinya sudah cukup tua, terlihat dari rambutnya yang sudah memutih.
Setelah itu suara mesin mobil terdengar dan mobil sudah mulai berjalan, Kami keluar dari area rumah sakit dan mulai menuju ke arah jalan raya di mana sudah banyak kendaraan mulai terlihat.
Kendaraan terlihat ramai seperti bumi yang Aku kenal dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi dan berbagai papan iklan dan televisi besar di sana-sini.
Itu membuatku nostalgia teringat kehidupanku sebelumnya, jika diingat-ingat sepertinya sudah banyak waktu berlalu di mana Aku terjebak di dalam ruang kosong yang hampa, Aku hampir menjadi gila di sana.
Di dalam mobil penuh dengan canda tawa, Ayah dan Ibuku yang terlihat rukun bersama dan suara Bapak sopir yang menenangkan.
Ini sangat menyenangkan, andai saja kehidupanku yang dulu juga seperti ini, mungkin akan sangat menyenangkan.
Sesekali mereka juga sepertinya mencoba bermain denganku, dan selalu menyebutkan kata yang sama saat memanggilku, yaitu "Yuna". Sepertinya tidak salah lagi itu adalah namaku saat ini. Aku akan menerima nama itu dengan senang hati.
Setelah beberapa saat gedung-gedung mulai terlihat sepi dan berganti dengan rumah-rumah penduduk, sepertinya kami sudah mulai memasuki ke dalam area pemukiman di Kota ini.
Tidak lama kemudian mobil berhenti dan sampai di depan rumah dua tingkat yang cukup mini malis.
Setelah itu Ayah dan Ibuku sepertinya mengucapkan terima kasih kepada Bapak sopir yang telah mengantarkan kami, menerima ucapan itu Bapak sopir pergi dan mobilnya mulai menjauh dari sini.
Kami mulai masuk ke dalam rumah, ketika pintu dibuka terlihat rumah yang cukup rapi dan terawat, ayahku sepertinya merawat rumah dengan baik karena Ibuku sedang mengurusku di rumah sakit.
Saat kami berjalan ke dalam ruang tamu terlihat beberapa foto Ayah dan Ibuku, salah satu fotonya menunjukkan mereka mengenakan pakaian seperti jas dan sebuah gaun pernikahan berwarna putih. Sepertinya itu merupakan foto pernikahannya.
Lalu saat sedang asyik melihat foto mereka, terlihat foto seorang anak laki-laki yang sepertinya berumur lima tahun.
'Hmm? Siapa ini?' Aku bertanya kepada diriku
Di beberapa foto terlihat mereka bersama anak laki-laki itu.
'Apakah Mungkin...?'
Itu hanya dugaan, apakah itu salah satu keluargaku saat ini? Kakak laki-lakiku? Tetapi Aku tidak melihatnya sejak Aku datang kesini dan di rumah sakit juga Aku tidak melihatnya.
Sekarang kami sampai di depan sebuah pintu, ketika pintu terbuka pemandangan kamar yang biasa terlihat.
Ibuku langsung masuk ke dalam, setelah pertukaran singkat dengan ayahku kemudian Dia meninggalkan kami di kamar.
Setelah itu Ibuku menawarkanku ASI lagi dan kali ini Aku menerimanya karena sudah mulai lapar.
Setelah selesai Aku mulai mengantuk dan kemudian Ibuku membaringkan Aku di ranjang bayi yang ada di kamar ini.
Hal terakhir yang Aku lihat sebelum memejamkan mata adalah wajah Ibuku yang tersenyum.
Aku tertidur cukup pulas sampai ada suara yang cukup berisik yang menggangguku tidur, Aku membuka mataku dan melihat wajah seorang anak laki-laki.
'Hmm? Siapa ini?'
Wajahnya terlihat mirip dengan foto yang Aku lihat saat digendong ke sini.
Terdengar suara Ibuku yang seperti memarahi anak laki-laki ini.
'Sepertinya Aku memang mempunyai kakak laki-laki.'
Rambut serta matanya berwarna hitam gelap bagaikan gelapnya malam, tetapi sangat indah, wajahnya juga terlihat mirip dengan Ayahku tetapi sedikit dicampur dengan beberapa kelembutan dari Ibuku, sepertinya ini memang kakak laki-lakiku.
Setelah itu dia menjulurkan jarinya kepadaku, Aku kemudian hanya membalasnya dengan menggenggam jarinya sambil tersenyum.
Entah kenapa wajahnya terlihat merah setelah itu, setelah itu Dia mengatakan sesuatu ke Ibuku.
Terdengar lagi kata 'Yuna' saat dia mengucapkannya.
Ibuku membalas dengan suara lembut, kemudian kakakku pergi menanggapi kata-kata Ibuku.
Karena sudah tenang Aku memejamkan mataku dan tidur kembali.
'Sepertinya akan menyenangkan.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
よぎり
Mana belom pernah dimasukin ke sarungnya lagi 🗿
2025-02-06
0
Niku'π...π"
🐦 : icibosss 😞
2024-12-14
3
Niku'π...π"
sudah - sudah, tenang yaa🗿
2024-12-14
1