Cerai

"Baiklah Ma, kalau itu yang Mama mau." Pasrah Arhan, kemudian atensinya beralih pada Berlian.

Arhan menatap Berlian lekat-lekat. "Berlian husein, saya Arhan Pratama detik ini menjatuhkan talak kepada kamu, dengan talak satu. Mulai hari ini, kamu bukan lagi istriku."

Berlian mengusap perutnya pelan, seolah memberitahu pada bayinya bahwa ia telah dicampakkan.

Berlian terdiam. Rasanya percuma lidahnya mengucapkan pembelaan, karna itu tak.akan berguna sama sekali. Rasanya kata talak tadi cukup menjelaskan seberapa besar cinta Arhan padanya.

Puas? Tentu saja itu hanya dirasakan oleh Bu Maharani dan Aurelia, sebab yang mareka inginkan telah terwujud, terbukti dari bibir marekayang mengembangkan senyum. Bu Maharani harus di ucapkan selamat, karna beliau telah sukses memisahkan sepasang insan yang saling mencintai.

Sedangkan Arhan memandangi istrinya lekat-lekat, upss ralat mantan istri tentunya. Berlian masih berdiri mematung, kaget. Ia masih tak menyangka kata talak begitu mudah keluar dari bibir Arhan.

Arhab telah bersiap-siap jika Berlian akan mencacinya, ia menerima. Arhan akan menerima jika pun Berlian ingin marah, atau sekedar mengucapkan pembelaaan, atau bahkan menangis, Arhan telah mempersiapkan matanya menonton kebrengsekannya.

Namun anehnya, Berlian malah tak bereaksi apa-apa. Bahkan tak ada tanda-tanda Berlian menangis. Berlian hanya berdiri dengan tatapan mata kosong.

Sebenarnya ingin sekali Berlian mengeluarka. isi hatinya, dan berteriak pada Arhan menanyakan kesalahannya. Tapi entah mengapa bibir dan lidahnya menjadi kelu. Jangankan untuk berbicara, menangis pun ia tak bisa, padahal ia sudah begitu hancur.

lama semua terdiam dalam keheningan, mungkin menunggu reaksi Berlian.

"Baik Mas, aku terima." Akhirnya dua patah kata keluar juga dari bibir Berlian.

Tidak! Bukan! Bukan itu yang hendak Berlian katakan. Ia ingi meminta penjelasan pada Arhan, apa kesalahannya hingga ia pantas di ceraikan.

Bukankah selama ini ia sudah menjadi istri yang baik? Sudah melayani Arhan semampunya? Lalu inikah balasan Arhan untuknya? Ingin sekali Berlian berucap begitu.

Tak jauh berbeda dengan Berlian, Arhan pun tak berharap Berlian menerima perceraian ini begitu saja. Yang Arham ingin, Berlian berontak, memohon, atau mengatakan bahwa ia mencintai Arhan, dengan begitu Arhan akan menurutinya.

"Aku izin naik ke atas, aku bereskan barang-barang ku." Ucap Berlian masih sopan seperti biasanya, tidak dengan nada sedih, atau pun marah. Seolah tak terjadi apa-apa.

Terluka. Pasti Berlian terluka. Lagi pula siapa yang tak terluka hatinya dalam keadaan seperti ini. Begitu batin Arhan.

Pasti setelah ini tuhan akan mengutuknya karna telah menyia-nyiakan perempuan sebaik Berlian.

Berlian berlalu dari hadapan Arhan menaiki tangga, dan Arhan hanya mampu menatap punggung perempuan itu. Berlian begitu rapuh.

Entah mengapa Arhan mendapatkan bisikan bahwa ia telah membuat kesalahan besar. yang akan membuatnya menyesal. Cepat atau lambat.

...****************...

Berlian duduk di sisi ranjang. Ia masih belum bisa percaya dengan apa yang terjadi barusan. Arhan menjatuhkan talak kepadanya. Rasanya baru kemarin Arhan mengucapkan ijab qabul menyebut namanya, tapi hari ini namanya kembali dilafazkan dalam lafaz talak.

Berlian menggeleng mengusap mukanya kasar. Ingin sekali ia menangis, tapi air matanya tak bisa keluar. Padahal ingin sekali ia bertanya di mana letal kesalahannya hingga ia dibuang begitu saja.

Ah percuma saja, semuanya telah berakhir.

Tiba-tiba suara derit pintu terbuka, Arhan masuk dengan langkah pelan, Berlian hanya melirik sebentar saja.

"Are yuo ok?" Arhan menaikkan sebelah alisnya.

"Tidak ada wanita yang baik-baik saja setelah ditalak Mas. Kata itu adalah hantu bagi setiap perempuan." Ketus Berlian.

Enak saja, setelah tadi ia menceraikannya, tapi dengan percaya dirinya ia bertanya 'baik-baik saja', apa dia tidak waras? Batin Berlian.

Memang pertanyaan itu tidak pantas Arhan lontarkan, tapi sebenarnya ia sedang khawatir terhadap Berlian.

"Aku akan mengirimi uang untuk nafkah kamu selama masa iddah, kamu juga bisa mengajukan permintaan apa saja yang kamu inginkan, termasuk rumah, mobil atau apa saja. Aku akan mengabulkannya."

"Apa aku terlihat seperti itu?" Tanya Berlian dengan memandang Arhan.

"Apa di mata Mas Arhan aku wanita uang demikian? mengharapkan-"

"Lian, aku gak bermaksud-"

"Sudahlah Mas, setidaknya aku tahu apa alasan dibalik perceraian ini." Berlian berdiri menghadap Arhan.

"Aku hanya minta satu hal Mas. Dan aku harap Mas Arhan mengabulkannya."

"???"

"Pulangkan aku ke rumah Ibu, sebagaimana dulu Mas Arhan menjemputku untuk di jadikan istri Mas. Dan katakan pada Ibu bahwa Mas Arhan telas melepaskanku. Itu sudah lebih cukup bagi ku. Mas menjemputku secara baik-baik, maka pulangkan aku secara baik-baik pula."

...****************...

Malam sudah semakin larut. Mata Berlian tak bisa terpejam barang sedetik pun. Ia masih betah duduk di sofa kamarnya.

Sedangkan Arhan pastinya sudah terlelap sedari tadi. Ia juga heran. Mareka sudah bukan lagi suami istri, kenapa Arhan tak keluar untuk tidur di kamar lain malam ini.

Berlian melihat Arhan yang sangat nyaman dengan tidurnya. Bisa-bisanya pria itu tidur tenang setelah apa yang terjadi tadi. Apakah ia memang tak menganggap itu masalah? Atau bahkan sebenarnya ia bahagia berpisah dari Berlian?

Banyak pertanyaan berseliweran dalam otak Berlian. Alhasil Berlian jadi over thinking sendiri.

Akhirnya Berlian bangkit berdiri, ia melihat sekeliling kamarnya, mengabsen setiap sudut. Bahkan ia mengingat semua kenangan di tempat ini, dan ranjang itu. Ranjang itu adalah saksi bahwa Arhan selalu malafakan kata cinta ketika mencumbunya.

Tak tahan lagi Berlian masuk ke kamar mandi, lalu di sana ia bersandar di pintu kamar mandi dengan memeluk kedua lututnya. Barulah di sini Berlian bisa menangis.

Berlian menangis sejadi-jadinya, menumpahkan segala sesak di dadanya tadi. Segala kesedihannya ia tumpahkan sekarang, bahkan ia sekarang tak peduli lagi jika Arhan terbangun dan mendengarnya menangis. Hatinya benar-benar hancur berkeping-keping.

"Apa salahku Mas? Kamu malah dengan tega tidak memberitahukan kesalahan apa tang telah aku lakukan hingga aku tidak pantas dimaafkan. Kamu dengan tega memutuskan membuangku." Raung Berlian.

"Mas Arhan.." Isak Berlian, "Kenapa kamu tega Mas? Kenapa kamu tega memperlakukan aku bagaikan sampah?"

Tak jauh berbeda dengan Berlian, Arhan yang diketahui oleh Berlian sedang terlelap tenyata tak benar-benar tidur. Bagaimana mungkin ia bisa tidur sedangkan esok hari ia tak lagi bisa melihat Berlian.

Arhan tak kalah tersiksa dari Berlian. Jika Berlian merasa di campakkan dan dikhianati, sedangkan Arhan menyesalinya.

Demi memuaskan hati Mamanya yang terus mendesaknya setiap saat, akhirnya tadi sore ia melafazkan kata talak kepada pujaan hatinya.

Dan setelah itu, apakah Mamanya puas? Tentu. Bak merayakan perceraian mareka, sang Mama memasak berbagai macam hidangan malam tadi. Alih-alih senang, Arhan malah muak dengan sikap Mama dan Adiknya tadi.

Suara tangisa Berlian masuk ke dalam indera pendengaran Arhan. Arhan segera bangkit dari tempat tidur, lalu mendekat ke arah kmar mandi.

Dan benar saja, itu suara tangisan Berlian. Padahal sedari tadi ia tak menagis, tapi sekarang?

Arhan duduk bersandar di pintu kamar mandi yang tertutup lalu memeluk lututnya. Ia lesu.

"Maafkan aku Berlian, Aku tidak bisa menempati janji kita." Lirih Arhan.

"Kamu pantas membenci aku setelah ini. Aku siapa, aku menerima segala karma yang telah menunggu ku, Aku siap akan karma yang datang setelah ini."

Arhan dan Berlian saling mencintai. Tapi entah bagaimana setelah ini.

Hay jgan lupa, like juga komen ya? Biar aku semangat up nya. Aku akan usahakan up sehari paling enggak satu bab.

Terpopuler

Comments

Syifaa رباني

Syifaa رباني

situ sehat nanya bgtu??? inginku berkata kasar 😠

2023-02-09

1

Diana Wiyono

Diana Wiyono

arhan sungguh tega hatimu membuang istri dan anakmu..kenapa kau tdk pisah rmh sj dgn mama dan adikmu..

2023-02-09

1

Syifaa رباني

Syifaa رباني

potek hatiku thor 😭😭😭 berlian semoga kebahagiaan menjemputmu sesegera mungkin ❤❤❤

2023-02-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!