Berlian Baik-baik Saja

Arhan sudah tak tahan lagi dengan rasa penasaran yang di deranya. Ia memilih untuk ke rumah Berlian hari ini. Apakah Berlian benar-benar hamil atau tidak?

Kebetulan sekali ini adalah hari libur, jadi Arhan bisa menemui Berlian lebih awal. Begitu harapnya.

Sampai di sana, rumah terlhat agak sepi. Namun ia yakin ada orang di rumah, melihat ada jemuran nangkring di sana, artinya rumah itu masih ada penghuninya.

Arhannturun dari mobilnya. Tak lupa di tangan kanannya ia pegang sebuah kertas, surat perceraian sebagai dalih untuk berkunjung dan butuh tanda tangan Berlian. Ah..., sekarang jika ia datang ke rumah ini ia harus punya alasan yang jelas.

Sampai di depan pintu, Arhan sedikit ragu untuk mengetuk pintu, namun tetap dilakukannya, tak lupa ia juga mengucapkan salam. Nyalinya menciut.

Tak lama seseorang membukakan pintu untuknya. Seorang gadis dengan rambut panjang lurus yang dikuncir kuda. Ia telihat tegas. Ia hampir mirip dengan Berlian, namun bedanya Berlian terlihat lebih lembut. Nautiya.

"Siapa?"

Ketika melihat yang datang, detik selanjutnya Nautiya berubah menjadi masam. Ia mengerutkan keningnya. Ia juga heran, ada apa pagi-pagi mantan Abang iparnya ini berkunjung.

"Siapa Ti?" Tanya Ibu dari dapur, namun Nautiya tak menjawab. Fokusnya masih teetuju pada Arhan.

"Ada apa Mas?" Ketus Nautiya.

"Boleh saya masuk?" Bukannya menjawab pertanyaan Nautiya.

Dengan muka dongkol Nautiya melebarkan pintu agar mantan abang iparnya ini bisa masuk. Arhan masuk dan duduk di sofa tanoa dipersilakan, Nautiya menutup pintu dan ikut bergabung di sofa berhadapan dengan Arhan.

"Apa yang membawa Mas ke sinu pagi-pagi?" Tanya Nautiya langsung. Jangan tanya nada bicaranya, sudah pasti ketus.

"Kak Berlian ada?" Selalu saja begitu, bukannya menjawab tapi malah mengajukan pertanyaan lain.

"Untuk apa kakakku?"

"Mas ada perlu."

"Katakan! Nanti akan aku sampaikan padanya." Tegas Nautiya lagi.

Arhan keberatan, jelas ia ingin mengobrol dengan Berlian, dan bisa leluasa padanya.

"Mas perlu bicara sama dia."

"Tidak bisa!" Tolak Nautiya.

"Ayolah Ti, Mas ada perlu."

"Kak Berlian tidak ada di rumah, dia udah keluar." Jawab Nautiya datar, "Lagi pula, kalau dia di rumah, belum tentu juga mau ketemu sama Mas!"

Ah! Arhan diskakmat Nautiya. Nautiya memang tegas, jadi Arhan menjadi kelimpungan menjawabnya.

"Apa kakakmu baik-baik saja?" Arhan memang mengkhawatirkan Berlian, ia juga memancing agar Nautiya bisa memberikan sedikit bocoran padanya tentang kehamilan kakaknya.

"Tidak ada wanita yang baik-baik saja setelah bercerai. Aku rasa Mas Arhan juga tau itu."

Jawabannya. Jawabannya sama persis seperti jawaban Berlian tempo lalu saat Arhan menanyakan apakah dia baik-baik saja. Pantas! Marekan ini kan kakak beradik, hanya saja Nautiya cenderung lebih tegas daripada Berlian yang lemah lembut.

"Lagian baik atau tidaknya Kak Berlian, itu sudah bukan urusan Mas lagi. Mas tidak perlu mengkhawatirkan kak Berlian. Karna sejak Mas membawa pulang kak Berlian ke sini, kak Berlian kami yang mengkhawatirkan. Tidak usah sok perhatian dengan apa yang telah Mas buang, artinya Mas tidak membutuhkannya lagi. Begitu kan?"

Lagi-lagi Nautiya mengulti Arhan, kata gaul masa sekarang, hehe.

"Katakan saja maksud kedatangan Mas ke sini. Jika hanya menanyakan kabar kak Berlian, aku kasih tahu Mas! Seburuk apa lun keadaan kak Berlian, tapi dia sudah berada di tempat yang tepat! Jadi, simpan saja kekhawatiran Mas Arhan itu. Mas tidak perlu mengkhawatirkan sesuatu yang bukan tanggung jawab Mas." Lanjut Nautiya, dia memang pro bagian savage.

"Sampai di sini Mas Arhan paham kan?" Nautiya menaikkan alisnya sebelah.

Nautiya benar-benar pedas jika berbicara, dan Arhan merasakan pedasnya omongan Nautiya. Apa daya? Ia tak bisa menjawab, ini benar-benar salahnya.

Padahal jika diingat kemarin, ia adalah gadis sopan yang penurut. Ia berubah begitu drastis, dan itu bukan tanpa alasan, semuanya didasari alasan yang begitu jelas.

"Kalau tak ada lagi yang mau Mas Arhan sampainkan, aku akan membukakan pintu untuk Mas Arhan." Ok! Ini adalah oengusiran secara halus.

"Aku butuh tanda tangan kakakmu!" Akhirnya suara Arhan keluar juga, ia menunjukkan kertas putih yang menjadi dalihnya.

"Gak papa kok Mas taruh di situ. Sepulang kak Berlian, akan aku sampaikan. Mas boleh pulang, gak perlu nunggu." Entah sudah berapa kali Nautiya mengusir Arhan secara halus.

Ok! Arhan menyerah! Ia pulang. Tapi ia berjanji, besok dia akan kembali lagi.

...****************...

Hubungan Berlian dan Cakra berangsur dekat secepat kilat. Benar saja, kedekatan mareka tak perlu waktu yang lama.

Selain Cakra yang friendly, ia juga baik. Cakra mampu membawa suasana bersama Bu rahama atau Nautiya, jika dibandingkan, ia juga tak jauh beda dengan Arhan yang dulu. Arhan saat pertama dekat dengan Berlian.

Bu Rahma dan Nautiya setuju saja jika Berlian dekat dengan Cakra. Toh hitung-hitung Berlian belajar move on dari Arhan.

Cakra sudah berbagi cerita dengan Berlian, karna Berlian juga enak untuk diajak mengobrol. Tak lagi segan, Cakra sering menemui Berlian di tempat kerjanya, biasanya sih mengajak Berlian pulang bersama.

Kini Cakra tak perju lagi berdalih pada Berlian, ia tak harus lagi berdusta mengatakan sekedar lewat. Ia mengatakan jujur hal yang membawanya betemu Berlian, tanpa embel-embel sekedar lewat, jelas! Berlian tujuannya sekarang.

Berlian pun tak jauh berbeda. Mungkin ini yang dinamakan cocok. Berlian senang mendapatkan seorang teman yang begitu baik, yah! Berlian masih menganggap Cakra teman. Walau perhatian Cakra melebihi seorang teman, dan terlihat tertarik padanya, namun Berlian tak ingin ambil pusing untuk memikirkannya. Ia juga tak ingin berkhayal atau bereskpektasi begitu tinggi yang membuatnya jatuh ke jurang yang sama.

"Hari ini ke klinik kan?" Tanya Cakra setelah Berlian meletakkan kopinya di atas meja.

Berlian mengangguk mengiyakan.

"Kamu udah selesai?" Tanya Cakra setelag menyesap kopinya.

"Udah sih! Tapu baju gantiku kotor, kayaknya pulang ke rumah dulu, bisa kan?" Kata Berlian penuh penyesalan.

Berlian tak lagi berbicara formal sejak mareka berdua akrab. Begitu pula dengab Cakra, dan Cakra menyukainya.

"Nanggung! Beli baju di depan sana aja." Tunjuk Cakra dengan dagunya.

Sebuah store yang menjual pakaian wanita. Namun Berlian enggan.

"Gak ah!" Tolak Berlian, dompetnya meronta-ronta soalnya.

"Aku yang bayarin, anggap saja hadiah pertemanan, gimana?" Tawar Cakra, berharap Berlian menerimanya.

Berlian menggeleng tak setuju. Tak enak rasanya, baru kenal Cakra sudah korban banyak untuknya. Mana pas di klinik saja Cakra tak mau menerima bayaran.

"Ayolah lian, balik ke rumah bakal lama."

"Tapi-"

"Ah kamu kebanyakan mikir, cepat ambil tas kamu!"

Dengan bibir mengerucut Berlian pergi. Ia menurut. Kemudian Berlian kembali lagi dengab tas selempang kecil yang melekat di tubuhnya. Ia masih mengenakan baju pelayan berwarna hitam merah. Sedangkan celananya celana jeans panjang hitam. Dan rambutnya di kuncir kuda. Satu lagi, ketika Berlian tersenyum, ia akan menampakkan lesung pipinya, membuat Cakra betah menatapnya.

"Ayo Mas!" Ajak Berlian. Wajahnya memancarkan keceriaan.

Setelah sebulanan ini berkenalan dengan Berlian, baru kali ini Cakra melihat Berlian tersenyum ceria.

Cakra bangun dari tempat duduknya, ia berjalan beriringan dengan Berlian. Cakra dan Berlian berbicara basa-basi tentang kegiatan masing-masing. Dan yang paling membuat Cakra senang adalah, Berlian yang tidak melunturkan senyumnya.

Namun itu tak bertahan lama. Ketika mareka ingin keluar dari restoran, seorang pria tiba-tiba masuk, dan anehnya Berlian malah menegang. Tak jauh berbeda, pria itu lun nampak terkejut. Seketika senyum Berlian yang tadinya mengembang malah layu, menjadi masam.

Cakra melempar pandangannya sesekali pada Berlian, dan kadang pada pria itu.

"Berlian?"

Hai maaf ya? Aku baru sempat up😁

Terpopuler

Comments

Maya Sari

Maya Sari

semangat Thor double up nya 😍 😍😍😍😍

2023-02-22

0

da alfa

da alfa

iya terimakasih, duh kalo gini jadi semangat deh.😁😁

2023-02-22

0

Diana Wiyono

Diana Wiyono

ceritanya bgs thor..jgn bolong2 up nya..krn up nya selalu ditunnguin

2023-02-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!