"Aku ingin mengembalikan Berlian Bu!"
Bu Rahma menaikkan alisnya. "???"
"Aku telah menceraikan Berlian."
PRANG!!!!
Gelas yang berisi teh yang berada dalam nampan hancur berkeping-keping. Nautiya. Nautiya yang baru datang dari dapur syok mendengar kata-kata Arhan.
Arhan, Bu Rahma juga Berlian kaget saat mendengar suara gelas jatuh. Sontak semua mengalihkan pandangan pada Nautiya yang berdiri mematung dalam keadaan bergetar.
"Mas Arhan gak lagi becanda kan?" Tanya Nautiya bergetar.
Arhan menunduk. Lihatlah Arhan keluarga Berlian hancur sebab ulahmu.
"Tiya, duduk dulu dek." Ujar Berlian lembut.
Nautiya mengambil tempat disamoing Bu Rahma dan berhadapan dengan Berlian. Dan air mata Nautiya lolos begitu saja.
"Kenapa Mas? Apa salah kak Lian?"
"Tiya!" Berlian menegue adiknya dengan menggelengkan kepalanya, seolah menyuruh Nautiya diam.
"Kalian ada masalah apa? Selesaikan baik-baik. Jangan mengambil keputusan dengan perceraian, tidak baik." Bu Rahma mencoba bijak dengan memberi nasehat.
"Bu! Udah! Ini keputusan yang tepat." Berlian memberikan suaranya.
"Maafin Arhan Bu! Ini salah Arhan."
"Kenapa Mas Arhan jadi semena-mena sama Kak Lian?" Tanya Nautiya dengan berapi-api, "Apa karna kami berasal dari keluarga bawah? Hingga pantas Mas Arhan memperlakukan Kak Lian bagaikam sampah?"
"Tiya udah!" Berlian menegur Arhan.
"Enggak kak! Aku pengen tahu kesalahan kakak sampai Mas Arhan bisa membuang kakak sesukanya."
"Maafin Mas Tiya! Maafin Arhan Bu!"
Bu Rahma menunduk lesu, ia tak bisa membayangkan hancurnya hidup anak Perempuannya.
Berlian. Dia anak yang baik, apa salahnya hingga Arhan tega mencampakkannya. Ibu mana yang tak hancur melihat anaknya hancur.
"Mas! Mas boleh pulang." Berlian mengusir Arhan
Arhan menatap Berlian yang sudah berkaca-kaca.
"Pulanglah Mas! Tugas Mas sudah selesai mengantarkanku." Lirih Berlian dengan nada pilu, ia tak lagi bisa menyembunyikan kesedihannya.
Dengan keraguan Arhan bangun, ia keluar dari rumah Berlian dengan langkah berat. Di rumah ini dulu ia pernah berjanji untuk mencintai juga menyanyangi Berlian. Dan hari ini ia datang untuk mengingkari janjinya.
Arhan menutup mata sebentar, lalu memantapkan langkahnya keluar dari rumah Berlian. Tapi mengapa di hatinya berharap bahwa Berlian mengejarnya.
Sudah sampai di pintu gerbang, Arhan menengok ke belakang, tak ada Berlian. Mengapa Berlian tak mengejarnya? Apakah ia begitu rela berpisah darinya? Arhan kembali melangkahkan kakinya.
"Mas Arhan?"
Berlian? Itu suara Berlian. Arhan berbalik untuk memastikan apakah benar itu Berlian.
"Mas?" Berlian menarik tangan Arhan lalu meletakkan cincin ke dalam telapak tangan Arhan.
"Aku kembalikan! Aku gak berhak lagi memakainya Mas!"
"Tapi ini mahar kamu Lian! Kamu berhak atas ini."
Berlian menggeleng. "Semakin aku menyimpan barang ini, semakin sulit melupakan kamu Mas!" Air mata Berlian lolos.
"Lian?" Lirih Arhan, hatinya sakit.
"Pulanglah Mas! Semakin lama Mas Arhan berdiri di sini, hatiku semakin terasa sakit."
"Lian...." Arhan juga tak bisa menahan air matanya lagi.
"Pergi Mas!" Isak Berlian di sela tangisnya.
"Lian..., biarin aku peluk kamu untuk terakhir kalinya." Arhan mendekat hendak memeluk Berlian, namun dengan cepat Berlian mendorong Arhan.
"Jangan buat aku semakin sulit melepaskan kamu Mas! Aku sakit Mas! Pergilah!"
Arhan menggenggam erat cincin itu, lalu ia keluar dari pekarangan rumah Berlian tanpa menoleh lagi ke belakang. Jika tidak. Ia takkan rela meninggalkan Berlian, hatinya juga hancur. Arhan langsung masuk ke dalam mobil dab pergi. Ia hancur dan menangis sejadi-jadinya.
Dejavy. Biasanya pemandangan ini adalah saat ia mengantar Arhan bekerja. Berdiri menunggu hingga mobil Arhan pergi. Tapi sekarang ia menatap punggung Arhan untuk terakhir kalinya. Arhan telah benar-benar pergi dari sisinya. Dan Berlian menagus sejadi-jadinya.
Namun kemudian ia merasakan pelukan dari Ibunya, juga Nautiya.
...****************...
Setelah kepergian Arhan tadi, Berlian diajak masuk ke dalam. Kini ia duduk di sofa dengan Ibu juga Nautiya.
Berlian tampak hancur. Terlihat dari raut wajahnya yang sendu.
"Ayo nak cerita sama Ibu, apa yang sebenarnya terjadi sampai kalian memilih jalan pisah." Tanya Bu Rahma pada Berlian yang masih setia bungkam.
Berlian menggeleng dengan lelehan air mata.
"Ayo kak cerita sama kita." Desak Nautiya.
"Aku juga gak tau Bu, alasan Mas Arhan menceraikan aku."
"Kok bisa begitu Nak?" Tanya Bu Rahma lagi dengan nada lembut.
Berlian menggeleng. "Berlian saja masih bingung, kesalahan sefatal apa yang telah Berlian lakukan hingha Maa Arhan bisa melakukan semua ini pada Berlian. Padahal selama ini Berlian audah mencoba menjadi istri yang sebaik mungkin."
"Apa Arhan punya perempuan lain?" Tanya Bu Rahma lagi.
"Entahlah Bu, tapi semua ini ada sangkut pautnya sama Mama."
"Maksud kamu, Ibu mertua kamu?"
Berlian mengangguk. Sedangkan Bu Rahma menghembuskan napas berat. Nautiya memilih merangkul dan mengusap punggung Berlian.
"Maafin Berlian Bu."
"Kenapa minta maaf? Kamu gak salah kok!"
Bu rahma bangkit dari duduknya lalu mendekat ke arah Berlian dan ikut merangkulnya.
"Sabar Lian. Semua akan berakhir."
...****************...
Sepi? Itulah yang saat ini Arhan rasakan. Jelas ia akan merindukan sosok seorang Berlian.
Berlian yang menunggunya pulang, Berlian yang memasak untuknya, Berlian yang menyiapkan segala keperluannya. Dan segalanya tentang Berlian.
Berbicara tentang Berlian. Dia adalah sosok sempurna di mata Arhan.
"Lian sayang..., aku merindukanmu." Lirih Arhan duduk di lantai dan menyandarkan punggungnya di ranjang.
Arhan menarik dasinya lalu melemparnya asal. Ia sedikit frustasi.
Ia yakin karma sedang menunggunya sekarang. Ia telah meninggalkan istri yang baik, hanya karna Mama yang selalu mendesaknya.
Mamanya yang sering mengatakan bahwa Berlian tak seperti yang Arhan lihat. Hingga Mamanya sangat gentat memisahkan marrka berdua.
Tak jarang pula Mamanya mengatakan malu punya menantu seperti Berlian yang berasal dari kalangan bawah.
"Berlian..., kamu sedang apa? Sudah makan belum? Sudah minum obat belum?" Arhan berbicara sendiri.
Rasanya sungguh sakit sekali ternyata.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Lili Suryani Yahya
Nyesek n rasakan penyesalan muuu
2023-09-26
0
Maya Sari
nyesek bgt bacanya 😭
2023-02-13
1