Semua orang yang saling menatap seluruh orang yang hadir di meja perjamuan murid elit. Murid elit dari tahun pertama hingga sepuluh tahun ini. Mereka menikmati makan malam dengan tenang sampai selesai.
"Bagaimana makanannya?" tanya Arlan yang berbisik kepada Alice. Mereka berdua duduk bersebelahan. Kebetulan saat tadi ingin berkumpul, Alice yang berpapasan dengan Arlan. Berjalan bersama dan duduk berdekatan.
"Jangan berisik." Jawab Alice pelan dengan menoleh sedikit ke arah Arlan. Arlan hanya tersenyum.
"Bukannya kau ingin menantang Alice? Ini waktu yang tepat." Jawab Glen dengan berbisik kepada Freya yang sudah selesai makan.
"Kau benar. Akan aku lakukan." Jawab Freya yang langsung mengerti apa yang di maksud Glen.
"Bu Kepala Sekolah." Panggil Freya dan mengangkat tangannya.
Silahkan Freya." Jawab Viola.
"Sepertinya ini akan seru, aku ingin mengetahui reaksi Arlan saat orang yang penting dalam hidupnya harus berhadapan dengan Freya." Jawab Glen dalam hati.
"Seperti tradisi dari tahun ketahun, untuk meningkatkan persahabatan antara murid elit atau mantan murid elit, setiap orang memiliki hak untuk meminta pertandingan persahabatan sebagai sambutan hangat kepada siswa baru. Siswa baru yang menantang siswa elit angkatan di atas mereka atau sebaliknya, itu di perbolehkan. Jadi bisakah aku meminta hak pertandingan persahabatan malam ini?" tanya Freya kepada Viola.
"Silahkan, anggap ini sebagai pengukur kemampuan. Siapa yang akan Freya tantang?" tanya Viola.
"Dia." Jawab Freya berdiri dan menunjukkan ke arah Alice.
"Alice?" semua orang terkejut dengan ucapan Freya yang ingin menantang murid baru.
"Level mereka sama. Aku fikir itu juga akan menambah pengalaman mereka jika bertarung." Jawab Aidan yang sedang menganalisa kekuatan mereka berdua.
"Hmmm, benar juga. Alice dan Freya memiliki elemen yang sama bahkan tingkat level yang sama."
"Aku setuju."
"Aku juga "
"Aku kira itu permintaan yang baik "
"Bisa juga."
"Merepotkan." Jawab Alice dalam hati.
"Kau boleh menolaknya jika merepotkan." Jawab Arlan yang berbisik kepada Alice. Alice yang mendengarkan hanya melihat ke arah Arlan yang bisa mengerti apa yang di fikirkan olehnya.
"Nona?" panggil Ema yang berjarak 20 meter dari Alice.
"Aku siap menghadapinya tanpa nona." Jawab Ema telepati Alice.
"Tidak perlu. Itu akan semakin merepotkan nanti." Jawab Alice membalas telepati kepada Ema.
"Baik nona." Jawab Ema yang hanya melihat situasi dari atas pohon Venus yang ada dekat mereka.
Misi tingkat A. Jika berhasil mengalahkan Freya maka mendapatkan kemampuan iblis ifrit dan bonus hadiah misterius. Terima atau tidak?
"Baiklah, aku akan mengambilnya." Jawab Alice kepada sistem.
"Bagaimana Bu Kepala sekolah?" tanya Freya.
"Tanyakan langsung kepada lawan mu." Jawab Viola.
"Aku akan menerimanya. Bukanya tidak sopan jika senior mengajukan pertandingan persahabatan aku menolaknya?" tanya Alice yang tersenyum licik.
"Baguslah." Jawab Freya.
"Aku akan menjadi wasitnya." Jawab Aiden.
"Oke." Jawab semua orang yang hadir menyetujui hal itu.
Mereka yang berada di lapangan terbuka di kelilingi pohon Pinus seperti lapangan golf. Viona memasang pelindung di lapangan pertandingan. Yang ada di dalam pelindung hanya Alice, Freya dan Aiden. Sementara yang lain berada di luar pelindung dan sedang menikmati pertunjukan.
"Peraturannya simpel, siapa saja yang lebih dulu terjatuh tapi masih bisa lanjut maka akan berlanjut sampai ada yang benar-benar tidak bisa bertanding lagi atau menyerah." Jawab Aiden
"Mengerti." Jawab Alice dan Freya yang sedang berhadapan.
"Mohon bantuannya putri Freya." Jawab Alice yang membungkukkan tubuhnya untuk memulai pertandingan.
"Tunjukan keseriusan mu untuk melawan ku." Jawab Freya.
"Kenapa ingin bertarung dengan ku?" tanya Alice dan Freya hanya tersenyum saja.
"Mulai." Jawab Aiden. Freya langsung melemparkan sihir miliknya membuat Alice di kelilingi dengan api yang membara. Alice seperti sedang berada di dalam tabung api.
"Apakah kita bisa bertaruh Abang Arlan?" tanya Glen.
"Alice bukan barang taruhan tapi aku yakin dia akan menang." Jawab Arlan yang begitu yakin kepada Alice.
"Kenapa kau begitu berpihak kepadanya? Dia hanyalah anak desa yang lulus di akademi ini. Dibandingkan dengan Freya yang memiliki pengalaman yang banyak secara langsung dalam mengendalikan kekuatan sihirnya, sudah pasti Freya akan menang." Jawab Glen.
"Oh." Jawab Arlan yang tidak mempedulikan Glen yang sedang memancing dirinya.
"Kau? Aku akan menyetujui Alice masuk ke dalam anggota inti kesiswaan jika memang dia berhasil mengalahkan Freya. Bahkan aku akan memberikan dia kebebasan selama di akademi ini tanpa aku mencampuri urusannya selama setahun. Tapi jika dia kalah maka dia harus menjadi pembantu ku selama setahun di sekolah ini, bahkan kau juga tidak boleh mencampurinya. Lihat saja, Freya akan menang." Jawab Glen yang emosi melihat Arlan tetap cuek.
"Hmmm." Jawab Arlan yang melihat Alice sudah berada di lingkaran api yang menyala dengan bentuk tabung berukuran tinggi 10 meter, panas 80° Celsius.
"Hebat juga." Jawab Alice yang membuat sihir tanah ke bawah dengan menutup kembali dan teleportasi keluar dari lingkaran itu tanpa sepengetahuan orang yang sedang melihatnya.
"Hebat juga." Jawab Alice yang tiba-tiba berada di luar. Semua orang terkejut dengan keberadaan Alice.
"Sudah aku duga dia bisa lolos." Jawab Arlan dalam hati.
"Apakah tadi Alice menghindar lebih dulu sebelum serangan Freya?" tanya Glen dalam hati.
"Dia bisa menghindar dengan cepat sebelum serangan itu mengelilingi tubuhnya." Jawab Aiden dalam hati.
Alice tidak ingin banyak berbicara, dia menyerang balik dengan memajukan tangan kanan dan mengeluarkan api merah jingga dengan suhu 100° celsius seperti sebuah lava yang baru keluar dari letusan gunung berapi. Sebuah serangan seperti besarnya bola basket yang sedang di lemparkan ke arah Freya. Freya menghindari ke kanan dan ke kiri dari serangan Alice. 5 serangan Alice yang di luncurkan, serangan terakhir Freya terkena sehingga ia jatuh di batang pohon Venus besar.
"Uhukkkk.Kekuatan dia? Apa benar hanya level sihir api tingkat tinggi 9?" Bahkan api yang bisa aku hasilkan paling panas hanya 80° celsius. Tapi dia bisa mengeluarkan 100° celsius panasnya ke lawan yang sedang di hadapinya?" tanya Freya dalam hati. Sekilas Freya melihat Alice dengan tatapan dingin membuatnya tidak enak badan dan undur diri.
"Baiklah, aku akan menyerang dia juga dengan begitu brutal." Jawab Freya yang sedang menyiapkan pedang raja iblis ifrit kepada Alice.
"Aura ini?" tanya Alice dalam hati yang tidak asing.
"Nona, sepertinya dia keturunan dari iblis ifrit di iblis elemen api yang menakutkan." Jawab Ema kepada Alice yang mengerti situasi.
"Aku juga tau." Jawab Alice kepada Ema.
" Jadi lebih baik dia di bebaskan dari pengaruh iblis ini. Jika di biarkan dia akan menjadi orang berbahaya dan membuatnya kekacauan dimana-mana.,
"Tenang saja soal itu. Aku akan mengeluarkannya. Tenang saja." Jawab Alice.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Andriani
🧚♀️🧚♂️🧚♂️🧚♂️🧚♂️🧚♀️🧚♀️🧚♀️🧚♀️
2023-03-04
2
Andriani
mana nih si Alice... lagi apa ya? kok gak ada update nih....
2023-03-04
2
Andriani
semangat Alice.
2023-02-27
2