"Murid baru tahun ink lumayan." Jawab seseorang yang memantau ujian dari kantor miliknya.
"Benar Bu,"
2 orang yang sedang berada di dalam ruang, ruang kepala sekolah. Viola adalah kepala sekolah akademi sihir dunia. Dia sedang bersama guru lain yang sedang memantau ujian murid-murid baru yang akan masuk ke dalam akademi.
"Apa itu anak dari Kerajaan Mizu, anak raja yang bernama Kozi Jenasi?" tanya Viola.
"Iya Bu, Pangeran Dylan."
"Kekuatan sihir airnya lumayan juga. Dengan usianya sekarang dia sudah bisa mencapai level 3 elemen sihir menengah."
Beberapa saat yang lalu setelah Alice keluar dari dungeon. Peserta selanjutnya adalah pangeran Dylan.
"Wanita itu? Kurasa dia sudah mencapai elemen dasar level 9." Jawab Dylan saat ia berpapasan dengan Alice yang baru saja keluar dari dungeon.
Dylan masuk ke dalam dungeon setelah dungeon yang digunakan latihan sihir beregenerasi. Dungeon ini sebenarnya adalah dungeon buatan yang dibuat akademi untuk melatih murid yang menggunakan sihir ruang. Dengan di modifikasi sama seperti dungeon level dasar yang di masukkan semua sihir ke dalamnya. Hanya membutuhkan beberapa menit untuk memulihkan dungeon untuk bisa digunakan lagi.
"Hmmm kali ini aku akan menghadapi apa?" tanya Dylan dalam hati saat masuk ke dalam dungeon.
Suara raungan yang terdengar di dalam membuat Dylan segera mempersiapkan diri dengan melihat ke kanan dan kiri. Suara hentakan kaki yang begitu ramai mendekat ke arah Dylan.
"Serigala? Jika ini adalah serigala pasti ini akan bergerombolan?" tanya Dylan dalam hati.
Satu serigala, dua serigala, hingga lima serigala datang mengepung Dylan dengan lidah yang menjulur ke luar dan meraung untuk memanggil teman-temannya.
"Sudah ku duga." Jawab Dylan yang sudah menyadari dirinya telah di kepung.
Dylan langsung melemparkan sihir air gelombang pantai ke arah seluruh sisi sehingga membuat serigala terlempar ke dinding dungeon yang seperti gua. Serigala itu dengan mudahnya terjatuh ke tanah.
"Auuuuuuuu." suara serigala yang sebelum pingsan memanggil teman-temannya.
Dylan berjalan terus maju untuk keluar dari dungeon dan selalu bertemu dengan serigala. Hingga di titik terkahir, Dylan bertemu dengan bos serigala. Serigala bermata satu dengan level sihir sama seperti dirinya yaitu elemen sihir menengah level 3.
Serigala yang sudah memiliki kecerdasan seperti manusia dengan mata 3 dan memiliki tanduk satu di atas.
"Bos dungeon kali ini benar-benar serigala bermata satu. Apa aku bisa mengalahkannya?" tanya Dylan dalam hati melihat serigala itu sudah ada di depan matanya dengan air liur yang berjatuhan. Lidah yang menjulur ke luar dan mata merah yang menatap dengan tajam.
Dylan yang tidak ingin berbicara banyak langsung mengangkat tangannya dan membuat lingkaran sihir di atas mereka.
"Hujan pisau." Ucap Dylan yang sudah mengeluarkan jurus hujan ke arah Serigala bermata satu dengan tetesan hujan yang berbentuk tetesan pisau tajam mengarah ke serigala.
Serigala yang awalnya terkejut dengan cepat menghindari ke kanan ke kiri, Dylan mengarahkan tembakan hujan pisau miliknya ke arah dimana pun serigala itu berlari. Serigala itu juga membuat perlawanan dengan cakar miliknya untuk menghindari tetesan air hujan yang turun ke arahnya. Tetesan air hujan seperti pisau yang tidak sedikit membuat serigala kewalahan.
Sedikit demi sedikit air hujan pisau yang diturunkan oleh Dylan melukai kulit serigala. Bulu tebal yang menjadi perisai serigala tidak dapat menahan terus menerus serangan hujan pisau yang mengarah ke serigala. Dengan waktu lima menit Dylan melakukan sihir itu membuat kecepatan menghindar serigala menurun.
"Ini saatnya." Dylan membuat air berbentuk pedang tajam mengarah ke mata ketiga serigala. Dengan sekali serang Dylan menusuk mata ketiga serigala hingga tembus ke otak serigala. Air yang berbentuk pedang menusuk hingga otak kepala serigala dan membuat luka parah. Pedang itu kembali pecah menjadi air biasa lalu darah muncrat keluar sehingga membuat serigala mati dengan serangan itu.
"Selesai." Jawab Dylan yang tersenyum dan ia keluar dari dungeon dengan luka sedikit saja.
Dylan yang keluar dari dungeon sudah di sambut oleh seorang perempuan cantik yang mengenal Dylan.
"Kau hebat Dylan. Ku harap aku juga dapat keluar dengan baik-baik saja nanti." Jawab Gadis itu yang bernama Aleda.
"Iya, selamat berjuang." Jawab Dylan yang dingin kepada Aleda.
"Terima kasih." Jawab Aleda yang pipinya merona mendapatkan semangat dari Dylan. Putri Aleda adalah anak dari raja Karta Kerjaan Sky.
Aleda yang sudah masuk ke dalam dungeon menghadapi sebuah dungeon dengan suasana tandus yang luas seperti kuburan masal dengan tanah yang begitu kering. Tidak seperti sebelum-sebelumnya dengan suasana gua.
"Aku? Bagaimana ini? Monster apa yang akan aku hadapi?" tanya Aleda dalam hati.
"Kuwakkkkww" Suara gagak yang berada di atas papan nisan kuburan.
"Gagak?" tanya Aleda yang melihat banyak burung gagak terbang ke arah dirinya dan hinggap di atas papan nisan kuburan. Burung gagak itu semakin banyak, langit berubah menjadi hitam dan terbang ke arah Aleda.
Aleda mulai bersiap membuat lingkaran sihir dan siap menyerang dengan sihir angin yang berbentuk anak panah yang mengarah ke udara. Aleda terbang seperti burung gagak dan mulai melemparkan panah ke arah burung gagak.
"Kalau burung gagak itu datang dari arah sana, sudah pasti jalan keluarnya ada di depan. Aku harus terbang ke arah sana." Jawab Aleda dalam hati yang mulai menyerang menjatuhkan puluhan ekor gagak hitam ke tanah dengan angin berbentuk panah.
Aleda terus terbang ke depan dengan menangkis serangan burung gagak yang menyerang dengan bulu hitam ke arah Aleda. Beberapa menit terbang akhirnya Aleda tiba di sebuah pohon kering yang tinggi dengan burung gagak yang ukurannya 10 kali lipat lebih besar dari burung gagak yang menyerang dirinya tadi.
Bos burung gagak dengan ukuran besar dan paruh yang runcing dan terlihat sangat menakutkan.
"Burung itu? Dia juga sama seperti ku, level 9 elemen dasar. Aku harus mengalahkannya dengan cepat agar menghemat sihir ku yang sudah banyak berkurang." Jawab Aleda dalam hati.
Aleda langsung membuat angin topan ke arah burung gagak yang akan terbang ke arahnya. Angin topan itu mengelilingi burung gagak sehingga burung gagak tidak bisa keluar dari pusaran topan. Aleda menambah angin yang dipadatkan membentuk panah yang terus menyerang burung gagak dan serangan terakhir dengan angin berbentuk pedang besar mengarah ke gagak hitam. Serangan terakhir itu akhirnya membuat gagak hitam terbunuh, Aleda berhasil mengalahkan bos dungeon dan segera keluar.
"Aku berhasil." Jawab Aleda.
Disisi lain, Viola yang melihat Dylan dan Aleda yang memiliki kekuatan yang tidak kalah dengan Alice. Viola yang sangat tertarik dengan 3 kekuatan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Anonim
semnagat thor semangat
2023-02-24
1
Anonim
lanjut Thor
2023-02-24
1
Andriani
pateeen... jempol buat mu
2023-02-23
3