Arlan yang kelelahan setelah berlatih dan terkejut dengan pemberian Alice.
"Katakan dengan jujur, sebenarnya kau siapa Alice?" tanya Arlan.
"Belum waktunya seorang pangeran mengetahui siapa aku. Kau akan mengetahuinya nanti, yang terpenting sekarang adalah diri mu." Jawab Alice.
"Diri ku?" tanya Arlan.
"Jadilah kuat untuk melindungi orang-orang yang menyayangi mu. Bukankah itu yang membuat mu berlatih dengan keras sementara semua orang sedang terlelap tidur?" tanya Alice dalam hati.
"Aku benar-benar tidak mengerti tentang mu." Jawab Arlan.
"Jadilah teman ku untuk mengerti aku." Jawab Alice tersenyum sambil memberikan uluran tangan kepada Arlan. Arlan yang tidak banyak berfikir panjang langsung menerima uluran tangan Alice.
"Yozzz." Jawab Alice yang terlihat sangat senang.
Selamat mendapatkan teman pertama. 100% rasa kagum Arlan. Anda mendapatkan 20.000 koin emas. ( Lihat episode 4-5)
"Wajahnya....." Arlan yang tersipu malu melihat wajah Alice. Arlan langsung memegang kepala Alice dan mengelus lembut rambut kepala Alice.
"Apakah menyenangkan berteman dengan ku?" tanya Arlan.
"Iya." Jawab Alice yang tersenyum.
" Dengan mendapatkan kepercayaan mu dan berteman dengan mu, aku bisa mendapatkan banyak kemampuan." Jawab Alice dalam hati.
"Pergilah kembali ke kamar. Udara semakin dingin dan waktu semakin malam." Jawab Arlan.
"Kau juga pangeran Arlan. Kembalilah ke kamar mu." Jawab Alice.
"Aku akan mengantarkan mu, setelah itu aku akan kembali ke kamar." Jawab Arlan dan Alice menganggukkan kepalanya.
"Alice?" tanya Arlan.
"Bisakah aku bertanya satu hal tapi kau harus menjawabnya dengan jujur." Jawab Arlan.
"Jika itu pertanyaan yang bisa aku jawab akan aku jawab tapi jika tidak. Maafkan aku." Jawab Alice.
"Aku mendengar kau memiliki sihir Api yang tinggi dan sihir petir yang lemah. Namun, sejak aku mengetahui diri mu. Kau bisa mengunakan sihir air saat melawan monster ular tanah, bisa membuat lingkaran sihir, bisa meringankan tubuh. Bukankah kau baru saja masuk sekolah desa? Apakah semua itu di ajarkan oleh paman Darren? Tapi jika itu di ajarkan oleh paman Darren kenapa aku harus merahasiakan tentang kejadian melawan monster ular tanah? Bahkan kau bisa membaca buku dengan cepat, untuk seorang jenius saja membutuhkan waktu satu hari untuk membaca semua buku yang kau baca hari ini, tapi diri mu bisa membaca selama 6 jam saja. Dan yang membuatku heran adalah dari mana kau mendapatkan buku sihir tingkat tinggi ini dan memberikan aku begitu saja. Padahal jika di lihat-lihat ini adalah setara dengan harta berharga kerajaan?" tanya Darren yang mengungkapkan semua apa yang difikirkan olehnya. Darren berhenti saat dirinya menabrak tubuh Alice yang berhenti di depannya. Alice membalikkan tubuhnya berbicara.
"Jadi yang mana harus aku jawab?"
"Seberapa kuat dirimu dan seberapa banyak yang kau ketahui dalam diri mu tentang semua hal di dunia ini?" tanya Arlan.
"Pangeran Arlan, di dunia ini ada beberapa hal yang tidak perlu di cari tau karena itu akan menyelamatkan mu. Dan beberapa hal yang harus diketahui untuk menyelamatkan mu. Untuk saat ini jawaban ku ada pada pernyataan pertama, semua itu demi kebaikan mu sendiri." Jawab Alice dengan wajah yang serius.
"Baiklah. Aku akan mencari tahu sendiri jika kau tidak memberitahuku. Setidaknya aku sudah bertanya langsung dan mengeluarkan pikiran aneh yang terus di kepala ku." Jawab Arlan.
"Jika tiba waktunya nanti kau akan mengetahui semua itu." Jawab Alice.
Alice berjalan kembali dan masuk ke dalam kamarnya. Arlan juga kembali ke dalam kamarnya.
Keesokan harinya, Alice di ajak oleh Livy bersama dengan Alika ke taman istana. Mereka ada di dalam sebuah taman yang banyak bunga dan kolam ikan di sekitarnya. Kolam yang ditanami oleh bunga lotus. Dan hamparan tanah yang ditanami dengan berbagai bunga lainnya.
Seruputan air teh yang hangat dan menyegarkan ketika di minum sambil memandang bunga-bunga yang bermekaran di pagi hari.
"Mama, boleh aku kesana untuk melihat bunga lotus?" tanya Alice.
"Boleh, tapi jangan sampai jatuh ke dalam kolam." Jawab Alika.
"Baik." Jawab
"Lagi-lagi kami menyusahkan kalian." Jawab Livy kepada Alika.
"Semua karena kondisi. Livy jangan berfikir seperti itu lagi. Semua ini dilakukan karena hal yang darurat. Lagi pula, memberikan kontribusi lagi kepada negara adalah pekerjaan yang mulia."
Arlan melihat Alice yang sedang memandangi bunga lotus yang bermekaran di pinggir kolam taman istana berjalan mendekatinya.
"Mau memetiknya?" tanya Arlan.
"Tidak, itu akan merusak bunga." Jawab Alice yang belum sadar kedatangan Arlan.
"Lalu apa yang sebenarnya kau lihat?" tanya Arlan yang juga mengikuti Alice untuk melihat apa yang sedang di lihat Alice.
"Pangeran Arlan? Sejak kapan kau datang?" tanya Alice yang terkejut saat melihat siapa yang sedang berbicara dengannya.
"Sejak aku bertanya." Jawab Arlan.
"Untung saja aku tidak jatuh. Kau mengagetkan ku saja." Jawab Alice.
"Karena terlalu fokus dengan ikan-ikan di dalam kolam ini aku tidak sadar kedatangan Arlan." Jawab Alice dalam hati.
"Maaf sudah mengagetkan mu.Apa yang sebenarnya kau lihat?" tanya Arlan.
"Tidak apa-apa, hanya melihat ikan-ikan yang berenang di dalam air kolam dan bunga lotus yang bermekaran." Jawab Alice.
"Oh."
"Lihat? Sepertinya mereka cocok?" jawab Livy yang melihat Arlan dan Alice yang sedang berbicara dari kejauhan.
"Jangan aneh-aneh Livy." Jawab Alika.
"Hahahha. Iya iya, semua itu terserah keringanan mereka. Tapi aku tidak pernah melihat Arlan yang berbicara sesantai itu kepada orang lain selain aku dan ayahanda ya. Muka datar tanpa ekspresi yang ada pada dirinya menggambarkan kesan dingin dan sombong." Jawab Livy.
"Hmmmmm benar juga, dia tidak seperti mu maupun Ansel. Saat pertama kali datang ke desa, ekspresi wajahnya seperti yang kau katakan, tapi saat ini tidak." Jawab Alika yang melihat Arlan dan Alice bisa mengobrol dengan santai seperti itu.
"Benarkah? Apakah jangan-jangan?" tanya Livy yang berdiri dan berjalan mendatangi Alice dan Arlan.
"Hey, kau mau kemana Livy?" Alika yang terkejut Livy beranjak dari duduk di pendopo ke tempat Alice dan Arlan.
"Sedang membicarakan apa?" tanya Livy kepada Alice dan Arlan.
"Ibunda? Ibu Alika." Jawab Arlan yang terkejut.
"Pangeran Arlan bertanya tentang apa yang aku lihat Ibu ratu, Mama." Jawab Alice.
"Mama lihat kalian sudah berteman?" tanya Alika.
"Tentu saja. Sepertinya Mama dengan ibu ratu, Papa dan Paman Raja. Begitu juga dengan Alice dan pangeran mahkota." Jawab Alice tersenyum.
"Wah, benarkah? Baguslah. Suatu kemajuan." Jawab Livy.
"Ibunda? Ahh sudahlah, aku permisi Ibunda, Ibu Alika. Ayanda dan paman Darren tadi memanggilku." Jawab Arlan yang pergi meninggalkan mereka.
"Hehehhe." Livy dan Alika tertawa kecil.
"Kerja bagus Alice." Jawab Livy yang mengelus kepala Alice.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Andriani
😍😍😍😍
2023-02-23
1
Rembulan
Hay Thor aku udah mampir, bawa like dan bunga untuk author 🤗🌹
2023-02-13
2
Andriani
jempol buat author wichan......
2023-02-12
2