Freya yang sudah membuat pedang dengan kekuatan sihir api yang siap melayangkan ke arah Alice. Freya melayangkan kekuatan api yang berbentuk pedang ke arah Alice dengan kekuatan penuh.
"Hmmmmm......" Alice tetap tenang tanpa panik saat api mengarah kepadanya.
"Kena kau!" jawab Freya yang begitu emosi saat melemparkan serangan.
Ledakan api menyelimuti tubuh Alice dan lama-kelamaan membesar sehingga semua orang silau karena cahaya terang yang di pancarkan api yang berbentuk bola besar mengepung Alice.
"Dia pasti akan mati terbakar."
"Lihatlah, dia benar-benar mengeluarkan kekuatan apinya dengan membabi buta."
"Freya begitu hebat bisa mengeluarkan kekuatan sebesar itu." Jawab Glen.
"Terlalu ceroboh." Jawab Arlan.
"Apa maksud mu?" tanya Glen.
"Lihat setelah api itu padam." Jawab Arlan.
Apinya mulai mengecil dan menghilang. Api yang perlahan-lahan menghilang, memperlihatkan Alice yang berdiri seperti bayangan dari redupnya api yang membara.
"Apa?" tanya semua orang yang sangat tidak percaya dengan apa yang dilihat oleh mereka. Alice masih berdiri dengan adaan yang tidak terluka sama sekali.
"Untung saja aku sudah memodifikasi seragam ini menjadi pelindung tingkat atas." Jawab Alice dalam hati.
"Bagaimana mungkin kau masih baik-baik saja?" tanya Freya secara langsung dengan melihat Alice yang terlihat baik-baik saja.
"Tenangkan hati mu dan lakukan dengan benar apa yang sudah kamu pelajarin. Aku akan memperlihatkan kepada mu bagaimana seharusnya serangan pedang api itu." Jawab Alice dengan tenang melangkah keluar dari kabut asap setelah api itu hilang.
"Bagaimana mungkin dia bisa hilang?" tanya banyak orang di pertemuan itu kecuali Arlan dan Viola yang tenang melihat pertempuran itu.
Alice mengeluarkan kekuatan api miliknya dengan mengelilingi seluruh tubuhnya dengan api yang menyala. Tubuh Alice di selimuti oleh api yang membara membuat Freya heran.
"Apa dia tahan dengan api?" tanya Freya dalam hati.
"Dia semakin mahir dalam menggunakan api miliknya." Jawab Viola dalam hati.
"Kemampuan Alice semakin meningkat." Jawab Arlan dalam hati.
Alice mengangkat tangannya dan membentuk sebuah pedang yang di pegang olehnya lalu berlari ke arah Freya untuk melepaskan serangannya. Freya yang dengan cepat juga membuat perlindungan buat dirinya.
"Kretakk......." Retak sedikit pelindung Freya akibat serangan pedang Alice. Perlahan-lahan membuat pecah pelindung Freya dan membuatnya terkena serangan Alice.
"Bagaimana mungkin bisa seperti ini." Jawab Freya terduduk memegang dadanya. Freya memuntahkan darah dari mulutnya dan membuat dirinya sudah tidak bisa lagi berdiri.
"Serangannya mungkin 50% dari serangan terkuat yang aku miliki." Jawab Aiden dalam hati melihat serangan yang dilakukan Alice.
"Pemenangnya Alice." Aidan mengumumkan kemenangan.
Alice berjalan mendekati Freya, jongkok di hadapan Freya dan menyerahkan sebuah botol yang berisi ramuan alkemis.
"Kau bukan musuh ku, dan aku merasa tidak pernah menganggu mu. Jadi maukah kau berteman dengan ku Freya?" tanya Alice.
Freya yang masih tidak menerima kekalahan dirinya menatap Alice dengan emosi marah. Tiba-tiba Arlan berjalan ke arah mereka mengusulkan pernyataan kepada Freya.
"Ambil botol itu untuk mengobati luka mu. Dan terima saja tawaran dia, jika kau menolaknya mungkin akan merugikan mu Freya." Jawab Arlan menatap Arlan. Glen yang juga datang membantu Freya berdiri dan mengambil botol dari tangan Alice.
"Ini hanya pertandingan persahabatan. Kau hebat juga Alice, kami pasti akan senang jika berteman dengan mu." Jawab Glen yang sedang merangkul Freya dan menerima botol Alice.
"Terima kasih." Jawab Alice dengan tersenyum.
"Minuman obat itu kepadanya Glen." Jawab Arlan.
Glen membuka tutup botol dan meminumkannya ke Freya. Dalam beberapa detik setelah meminum, Freya kembali sehat tanpa luka.
"Apa ini?" tanya Freya kepada Alice.
"Hanya ramuan dari ibu." Jawab Alice tersenyum kepada Freya.
"Perempuan ini?....." Glen menatap dengan tajam Alice yang ada di hadapannya.
"Maaf sudah menantang mu. Aku melakukan hal itu karena tidak ingin ada orang yang lebih unggul dari aku." Jawab Freya baru tersadar dengan apa yang dilakukan olehnya.
"Tidak apa-apa, ini hanya pertandingan persahabatan. Bukankah sekarang kita sudah berteman?" tanya Alice kepada Freya.
"Iya." Jawab Freya tersenyum.
"Inilah kekuatan Alice sebenarnya. Dia mampu mengajak orang lain untuk mempercayai dirinya. Dia mudah berbaur dengan orang lain dengan cepat." Jawab Viola dalam hati sambil menikmati minuman.
Selamat, anda berhasil mendapatkan kekuatan Ifrit. Pengendalian sihir api anda sudah mencapai 70%. Rasa suka Freya meningkat menjadi 85%. Rasa suka Glen 80%. Anda mendapatkan koin sebanyak 5000.
"Baguslah. Sihir ku sudah hampir selesai. Dan rasa suka Glen juga meningkat tinggi?" tanya Alice melihat jendela status miliknya.
"Ramuan itu?" tanya Aidan yang pernah di dapatkan olehnya dari Darren.
"Aku pernah dengar bahwa Darren memiliki seorang istri seorang alkemis. Jadi itu benar?" tanya beberapa orang yang melihat Alice memberikan botol ramuan penyembuhan untuk Freya.
"Obat itu? Apakah itu obat yang sama seperti yang aku buat?" tanya Rose dalam hati. Rose yang penasaran dengan isi dalam kandungan obat itu berjalan ke arah Alice. Rose memberikan kode kepada Viola dan Viola menganggukkan kepalanya.
"Bisa aku melihat botol itu?" tanya Rose kepada Glen yang masih memegang botol kosong yang isinya sudah di minum oleh Freya.
"Boleh bu." Jawab Glen yang memberikannya.
"Dari mana kau dapatkan ramuan ini Alice?" tanya Rose.
"Kenapa dia bertanya?" tanya Alice dalam hati.
Jawab saja pertanyaan guru Rose.
" Karena sistem ini mengatakan hal seperti ini, aku akan menjawabnya." Jawab Alice dalam hati.
"Aku yang membuatnya." Jawab Alice.
"Kau yang membuatnya?" tanya Rose sekali lagi.
"Tapi dia bukan wanita itu?" tanya Rose dalam hati.
"Iya Bu." Jawab Alice.
"Bolehkah aku bertanya, apa saja bahan yang kamu gunakan dalam pembuatan ramuan ini?" tanya Rose.
"Hmmmmmm, jamur sihir penyembuh dan gagang merah. Itu saja bahanya. Dalam proses pembuatan, aku hanya menyatukan bahan itu dan merebusnya sesuai dengan perbandingan yang sama dan air embun sebanyak 1 liter. Apakah ibu mau satu?" tanya Alice yang mengeluarkan satu botol lagi kepada Rose.
"Apakah boleh?" tanya Rose.
"Tentu saja Bu. Lagian aku masih punya banyak. Ambil saja Bu." Jawab Alice dengan tersenyum.
"Dia akan selalu begitu baik kepada orang lain. Tapi di balik itu, dia menyembunyikan maksudnya." Jawab Arlan dalam hati dengan tersenyum tipis.
"Siapa yang mengajari mu tentang alkemis?" tanya Rose.
"Apakah aku harus menjawabnya Bu?" tanya Alice.
"Maaf aku sudah keterlaluan. Terima kasih atas pemberian mu. Jika kau ingin belajar Alkemis, datanglah ke laboratorium milik ku." Jawab Rose.
"Terima kasih atas tawaran ya Bu." Jawab Alice yang tersenyum.
"Walaupun aku pernah dengar bahwa Darren menikahi seorang alkemis, tapi apakah itu hanya rumor atau tidak? tidak ada yang pernah tau. Karena yang terlihat, setelah Darren menikah mereka tinggal di desa. Bahkan istri Darren juga bekerja sebagai petani biasa. Bukan seorang tabib atau alkemis." Jawab Rose dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Andriani
cie cie cie cie cieeee... Alice kamu keren deh!!
2023-03-08
0
Andriani
setuju, karena sombong dia menjadi terlalu ceroboh
2023-03-08
0
Anonim
di ajarin dong
2023-03-05
1