Masing-masing kerajaan mengirimkan penyihir berbakat dari segala penjuru akademi desa atau kerajaan yang memiliki talenta penyihir jenius setiap tahunnya. Akademi ini sudah berjalan 10 tahun lamanya sejak informasi dari buku kuno.
Dunia memiliki pembagian 5 kerajaan yang setiap kerajaan memiliki raja yang unggul pada elemen sihir. Kerajaan Mizu yang unggul dalam elemen air di pimpin oleh seorang raja yang bernama Kozi Jenasi. Kerajaan Jenasi tahun ini mengirimkan 20 murid dari seluruh penjuru akademi yang ada di kerajaannya. Ada 3 orang yang paling berbakat di antara 20 murid itu.
Kerajaan Suhi yang unggul dalam elemen tanah di pimpin oleh seorang raja bernama Steven Augie. Kerjaan Suhi tahun ini mengirimkan 30 murid berbakat dari seluruh penjuru kerajaan di akademi. Tapi tetap hanya ada 4 murid elit yang paling berbakat di antara murid yang berbakat.
Kerajaan Niguis yang unggul elemen api di pimpin oleh Raja Goergi. Tahun ini kerajaan Niguis hanya mengirim 10 murid saja dengan kekuatan murid elit berjumlah 3 orang.
Kerajaan Gasta yang unggul pada elemen petir yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Ansel Sagasta. Kerajaan Gasta sebagai tuan rumah karena memiliki sumber daya yang lebih unggul dan dataran yang paling luas di antara kerjaan yang lain. Tahun ini mengirimkan 20 orang murid yang masuk dengan 3 orang murid elit. Salah satu murid elit itu adalah Alice.
Kerajan Sky yang unggul pada elemen udara yang di pimpin seorang raja bernama Karta. Tahun ini mengirimkan 15 murid dengan 3 orang murid elit.
............
"Anak Mama bangun, ini sudah pagi hari. Bukannya hari ini harus segera ke sekolah akademi dunia?" tanya Alika yang membuka jendela kamar Alice.
"Masih ngantuk Ma, pasti banyak orang yang masih mengantri untuk pendaftaran." Jawab Alice dengan menarik selimut menutup wajahnya yang terkena sinar matahari dari jendela.
"Mama tau Alice masih lelah dari perjalanan. Tapi......" Mereka baru tiba tadi malam di istana dari perjalanan desa. Alika menarik selimut Alice dan membangunkan tubuh Alice yang tertidur untuk duduk.
"Baiklah." Jawab Alice dengan mata tertutup menjawab Alika.
"Pergi bersiap, ibu sudah membuat sarapan di bawah. Papa mu masih menghadap Ansel, dia akan datang sebentar lagi." Jawab Alika.
"Iya Ma, iya." Jawab Alice yang mengusap kedua matanya dengan tangan.
"Aaaaa, kenapa semakin dewasa semakin malas bergerak." Jawab Alice dengan merenggangkan tangan ke atas dan menurunkan kaki dari kasur.
"Selamat pagi nona." Jawab Ema yang berjalan kaki ke arah Alice.
"Pagi Ema." Jawab Alice berjalan ke pintu kamar mandi. Setelah selesai bersiap, Alice turun ke bawah untuk sarapan bersama dengan Alika dan Darren. Dalam sarapan pagi itu mereka sedang memperbincangkan sesuatu.
"Sayang, aku masih belum bisa melepas Alice." Jawab Alika yang melihat Alice sejak makan di meja makan.
"Sudah waktunya Alice mandiri Alika." Jawab Darren.
"Seorang anak yang sudah remaja akan tetap menjadi seorang anak kecil bagi orangtuannya. Terkhusus Ibu, seorang ibu akan selalu menganggap anaknya itu anak kecil selamanya." Jawab Alika.
"Mama jangan begitu, bukannya ini bagus untuk membuat anak mama ini menjadi mandiri? Lagi pula Mama dan Papa bisa berduaan tanpa aku, benarkan Papa?" tanya Alice.
"Iya, lagi pula Alice sekolah di kerajaan ini. Aku juga sudah di tugaskan di kerajaan. Kita bisa datang ke asrama murid di akademi jika merindukan Alice." Jawab Darren.
"Iya, iya, aku akan melepaskannya. Tapi sayang ku anak Mama yang paling cantik jelita jika merindukan Mama maka segera pulang." Jawab Alika.
"Huh, sejak aku meninggalkan mereka berdua. Mereka yang tinggal berdua sudah menjadi seperti lem yang harus menempel selalu." Jawab Darren.
"Siap Mama. Aku berangkat dulu."Jawab Alice.
"Apa perlu Papa mengantarkan mu?" tanya Darren.
"Tidak Pa, aku bersama dengan Ema saja. Dah Papa, Mama." Alice yang menggendong Ema berjalan keluar rumah menuju akademi dunia yang berada di kerajaan.
Sampai disana, semua orang berbaris di lapangan mendengarkan arahan penguji untuk melakukan ujian sihir. Tes ujian sihir menjadi 3 tahap. Pertama tahap pengenalan elemen sihir yang di miliki. Kedua tahap penghancuran beberapa item yang harus di hancurkan menggunakan elemen sihir yang di miliki dan ketiga adalah ujian sihir melawan monster yang sudah di sediakan oleh pihak akademi di dalam dungeon.
Beberapa saat mengikuti giliran, Alice mendapatkan giliran. Alice memasukkan tangannya di atas batu sihir seperti saat sedang pengecekan elemen sihir di desa. Alice memasukkan tangan nya dan nilai pemberitahuan keluar.
"Elemen Api Level 9 dasar." Jawab penguji. Semua orang melihat Alice namun Alice menghiraukannya. Terkhusus kan dari pihak kerajaan Niguis.
Alice melanjutkan ke tes kedua. Alice di perintahkan untuk menghancurkan sebuah batu sihir yang besar dengan kekuatannya.
"Harus di kontrol agar tidak mencolok." Jawab Alice dalam hati saat berdiri di depan batu sihir berukuran 10 kali lipat lebih besar.
Kekuatan sihir Alice yang di kontrol kemudian di keluarkan ke arah baru sihir. Bola api yang terlempar ke arah batu sihir membuat batu sihir hancur seketika dalam satu serangan.
"Hah?" semua orang terkejut termasuk Alice.
"Apa aku sudah keterlaluan mengeluarkannya?" Tanya Alice dengan wajah yang tetap datar walaupun sebenarnya terkejut.
"Lulus, lanjut ke tahap selanjutnya." Jawab penguji yang memberikan token masuk ke dalam dungeon yang sudah di sediakan oleh pihak akademi dunia.
Alice masuk ke dalam dungeon. Dungeon ini berisi monster goblin tingkat 5 dengan bos level di dalam dungeon setara dengan level 1 tingkat tinggi dengan masuk kedalam diberikan waktu hanya 10 menit. Tugas mereka hanya mengumpulkan berapa banyak goblin yang di bunuh. Semua orang melihat dengan virtual pertarungan Alice di dalam dungeon.
"Pantas saja dungeon ini akan muncul lagi walaupun bos besar sudah dikalahkan. Ternyata dungeon ini adalah tempat monster goblin yang tidak akan pernah punah." Jawab Alice dalam hati melihat banyaknya monster goblin yang berada di dalam dungeon.
"Aku harus tetap menggunakan sihir elemen api. Jika saja tidak ada perekaman mungkin aku sudah mengeluarkan elemen lainnya. Ini sangat melelahkan jika hanya satu elemen yang bisa di gunakan." Jawab Alice dalam hati.
Alice yang sudah mengerti kondisi di dalam dungeon membuat dirinya dengan cepat mengalahkan bos monster agar bisa keluar dari dungeon. Alice langsung membakar seluruh goblin yang muncul di dungeon dengan cepat. Alice hanya menggunakan pedang dan sedikit sihir api yang dimiliki olehnya. Hanya membutuhkan waktu 6 menit untuk mengalahkan bos monster.
"Dia sekuat apa? Ini kekuatan level sembilan dasar." semua orang sedang berfikir ujian depan sementara Alice sudah berhasil mengalahkan bos monster di dungeon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Andriani
semangat kk
2023-02-23
1
Anonim
up thor up
2023-02-16
2
Anonim
udah gak sabar baca mereka bertarung
2023-02-15
3