"Aku mengingat dengan jelas saat kematian yang aku alami setelah melawan King Mo. Dan membuka mata sudah berada di dunia ini saja bahkan nama ku juga sama di dunia ini. Baiklah, misi pertama ini sudah mendapatkan beberapa persen termometer misi. Aku akan mencoba tertawa." Jawab Alice dalam hati saat dirinya membayangkan apa yang terjadi di masa lalu dan sudah tiba di sini saja. Alice saat ini masih di gendong Alika dan di ajak berkomunikasi dengan Darren.
7 Tahun berlalu, Alice sudah menjadi anak kecil yang imut dan cantik. Hidung kecil namun mancung, bibir yang berbentuk seperti love, alis yang tebal dan mata yang bulat dengan bola mata berwarna biru, rambut kepala yang lurus, hitam dan panjang di bawah bahu di ikat dua selalu.
"Selamat pagi Mama." Jawab Alice yang baru keluar kamar dengan rambut yang masih terurai dengan memakai piyama.
"Selamat pagi sayang, sudah bangun? " ucap Alika dengan berjalan memeluk Alice dan mengikat satu rambutnya.
"Bersihkan diri dulu, mama sudah menyiapkan baju mu di tempat biasa, setelah itu turun dan kita sarapan bersama." Jawab Alika.
"Baik Ma..." jawab Alice yang balik berjalan ke arah kamar dan membersihkan diri.
"Sayang sudah siap?" tanya Alika pada Darren yang datang duduk di atas meja makan.
"Sudah. Dimana Alice? Apa dia sudah bangun?" tanya Darren.
"Sebentar lagi dia akan datang." Jawab Alika. Tidak beberapa lama Alika dan Darren berbicara, Alice keluar dengan memakai baju yang sedikit formal. Gaun berwarna putih yang terlihat cocok di pakai oleh Alice.
"Mama, Papa. Kita mau kemana?" tanya Alice yang melihat dirinya memakai gaun yang biasa di gunakan untuk pergi menghadiri pesta di desa.
"Tentu saja untuk merayakan ulang tahun mu yang ke 7." Jawab Darren yang mendekati Alice lalu mengangkat Alice ke kursi meja makan.
"Mama sudah memasak makanan yang enak untuk kita hari ini dan juga hari ini adalah hari dimana Alice akan ikut dengan Papa ke suatu tempat." Jawab Alika.
"Mama juga ikut?" tanya Alice.
"Tentu saja. Setelah kita selesai sarapan, kita berangkat." Jawab Alika.
Mereka menyelesaikan makanannya dan bersiap-siap pergi. Darren mengunci rumah dan mereka bertiga berjalan. Jendela status muncul: pengecekan elemen sihir di paviliun sihir. Hadiah 5 koin emas.
"Jadi mereka akan membawa ku ke paviliun sihir yang ada di desa ini."Jawab Alice dalam hati setelah membaca jendela status yang muncul di hadapannya.
"Kita akan kemana Ma, Pa?" tanya Alice
"Ke paviliun sihir di desa ini." Jawab Alika
"Paviliun yang bisa mengecek elemen sihir yang kita miliki?" tanya Alice pura-pura polos dan tidak mengetahui hal ini.
"Tentu saja." Jawab Alika.
"Lihat mereka yang pergi bersama dengan Papa dan Mama ya masing-masing. Mereka semua sebaya dengan mu Alice. Semua orang sangat menunggu-nunggu hal ini sebagai penobatan mereka untuk membantu pemerintah atau mendapatkan pekerjaan yang baik yang di akui oleh pemerintah." Jawab Alika.
"Oh iya, karena aku sudah berumur 7 tahun sehingga baru sekarang harus di cek elemen apa yang di miliki. Terima kasih papa, mama yang sudah menemaniku." Jawab Alice.
"Tentu saja, kami harus melakukan hal ini." Jawab Darren dan Alika bersama-sama.
"Selalu saja kompak." Jawab Alice dengan tersenyum dan Darren bersama Alika juga tertawa.
Mereka sampai di depan paviliun namun harus mengantri. Banyak orang yang sudah mengantri untuk melakukan pengetesan elemen untuk anak-anaknya.
"Jadi.... apa yang harus aku lakukan?" tanya Alice yang bingung ingin melihat pemandangan di depan. Pemandangan anak-anak yang seusianya sedang mencoba tes elemen sihir yang di miliki seseorang.
"Mau papa gendong?" tanya Darren dan Alika menganggukkan untuk mengangkat anaknya di atas pundak Darren. Darren menyetujui hal itu. Alice menjadi lebih mudah untuk melihat di dalam paviliun yang sedang mengadakan tes.
"Jadi mereka hanya meletakkan telapak tangannya di batu itu?" tanya Alice yang mempelajari hal yang baru melihat telapak tangan kanan di atas batu sihir.
"Bagaimana?" tanya Alika.
"Tenang saja. Anak kita itu cukup hebat, siapa yang bisa menandinginya?" tanya Darren tertawa. Alice hanya mengangguk.
Giliran mereka 3 orang lagi yang mengantri sejak tadi. Dan mereka di lihat oleh ketua paviliun. Dengan cepat ketua paviliun memberikan hormat kepada mereka namun Darren langsung memberikan kode untuk bersikap biasa saja kepadanya.
"Tunggu sebentar ya." Jawab ketua paviliun dengan memberikan perintah dan membisikan anggotanya untuk cepat bekerja. Dan akhirnya giliran Keluarga Blossom untuk melakukan tes.
"Selanjutnya, " ucap anggota administrasi paviliun untuk mempersilakan Alice.
"Jangan takut ya adik kecil, cukup pegang saja batu sihir ini dan keluarkan sedikit sihir mu di atas telapak tangan ke batu itu." Ucap anggota paviliun yang mengucapkan hal itu kepada keluarga Blossom. Alika dan Darren menganggukkan kepala. Alice memegang batu sihir dan memejamkan matanya
"Bagaimana mengeluarkan kekuatan sihir?" tanya Alice.
"Seperti yang sudah papa ajarkan." Bisik Darren kepada Alice. Darren tersenyum dan Alice menganggukkan.
"Bagaimana ini?Jika aku mengeluarkan api saja karena ayah memiliki elemen api. Dan seperti yang sudah aku katakan untuk saat ini aku akan menjadi orang biasa saja." Jawab Alice.
Alice mulai memegang batu sihir yang di sediakan oleh paviliun. Alin menutup matanya dan mulai mengalirkan sedikit elemen sihir api ke dalam batu sihir. Batu sihir itu tiba-tiba berubah menjadi warna merah pekat yang menakjubkan dengan cahaya yang besar.
"Wahhh, luar biasa. Sihir Api Tingkat Tinggi." Jawab ketua paviliun desa dan anggota serta orang-orang sekitar yang takjub dengan bahaya yang di tampilkan oleh Alice.
Alika dan Darren tertawa bahagia dengan memeluk Alice dan memberikan ia selamat. Dan Alice spontan memberikan sedikit aliran elemen petir di batu yang masih di pegang olehnya.
"Ha, dua elemen. Tapi elemen petir miliknya lemah." Jawab anggota paviliun yang melihat
"Jenius, anak kalian sama dengan kalian." Jawab ketua paviliun yang tertawa bahagia.
"Alice memiliki dua elemen sihir?" tanya Darren yang terkejut juga.
"Aku kaget sehingga mengalirkan dikit elemen petir di batu yang aku pegang.Apakah ini buruk?" tanya Alice dalam hati.
"Syukurlah. Aku kira dia akan memiliki sihir elemen api tingkat sedang. Tapi ternyata tidak." Jawab Darren yang mencium Alice melihat kabar baik ini.
"Gawat, seharusnya aku tidak melakukan itu. Padahal tadi sudah mengontrol untuk tidak kuat tapi bagi mereka itu sudah tinggi." Jawab Alice dalam hati yang tidak ingin orang lain mengetahui bahwa dia memiliki semua elemen.
"Satu bulan ini, dari semua yang datang sepertinya Alice yang paling berbakat dari yang berbakat." Jawab ketua paviliun yang memuji Alice.
"Terima kasih, baiklah. Kita pergi ?" tanya Darren kepada Alika.
"Boleh." Jawab Alika dan Alice.
"Lain kali aku harus menahan diri." Jawab Alice dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Andriani
oh gitu ya, pastinya elemen sihir Alice udah tingkat tinggi nih...
2023-02-14
1
Andriani
selamat🎉🎊 ulang tahun yg ke 7 Alice...
2023-02-14
1
Andriani
Alice bayi ajaib pastinya buat Alika...
2023-02-14
1