Alice keluar dari dungeon setelah mengalahkan monster goblin yaitu King Goblin. Alice yang tidak terlalu berantakan penampilannya. Tidak sama seperti murid yang lain saat keluar dari dungeon dalam keadaan terluka ringan bahkan terluka berat sampai ada yang tidak kembali keluar dari dungeon. Alice menjadi orang pertama yang keluar dalam keadaan yang sama seperti saat ia masuk ke dalam dungeon.
"Lihat dia keluar?"
Beberapa murid akademi sihir dunia berbicara tentang Alice yang sudah mengalahkan King Goblin di dungeon dengan begitu mudah dilihat namun sebenarnya sulit pada kenyataan jika berhadapan langsung.
"Pantas menjadi seorang anak dari Darren."
"Jadi itu putri tunggal dari Darren sang penyihir dunia itu?"
"Apa dia benar-benar perempuan?"
"Dengan cepat dia mengalahkan monster itu."
"Alice Blossom, lulus." Pengawasan ujian mengumumkan kemenangan Alice setelah Alice keluar dari dungeon. Alice berjalan mengucapkan terima kasih kepada pengawas dan pergi meninggalkan semua orang karena tidak merasa nyaman.
"Jadi dia memang benar-benar anak guru?" tanya pengawas ujian itu dalam hati yang bernama Aidan. Aidan adalah seorang murid yang pernah di latih oleh Darren yang sebenernya umur mereka hanya berjarak 10 tahun saja.
"Apa saat ujian tadi aku keterlaluan?" tanya Alice dalam hati.
"Ah sudahlah, yang penting sudah lulus, sekarang aku akan pergi ke bagian fasilitas." Jawab Alice yang meninggalkan pertarungan yang sudah di menangkan.
"Dia sama sekali tidak berubah." Jawab Arlan dalam hati saat melihat cermin penghubung yang ada di ruangan murid elit akademi sihir dunia. Mereka semua sedang melihat proses ujian siswa baru seperti biasanya setiap tahun. Mereka melihat pertarungan Alice dalam dungeon saat Alice melawan King Goblin.
"Perempuan itu lumayan, sihir api mu di level yang sama dengan dia, Freya." Jawab Glen Augie yang sedang menganalisa kekuatan Alice yang di bandingkan dengan kekuatan Freya.
Pangeran Glen dari kerajaan Suhi, anak Raja Steven Augie. Sedangkan Freya adalah putri kerajaan Niguis, anak Raja Goergi.
"Aku jadi ingin sekali bertarung dengan dia." Jawab Freya kepada Glen yang sedang menatapnya.
"Oh ya? Temui dia dan lawan sekarang, iyakan Pangeran Arlan?" tanya Glen yang sedang bertanya pendapat kepada Arlan.
"Aku sarankan tidak mendekatinya." Jawab Arlan.
"Kenapa?" tanya Glen dan Freya yang bersama-sama.
"Kalian lanjutkan menonton aku ingin keluar." Arlan tidak menjawab pertanyaan Glen dan Freya, ia langsung keluar ruangan.
"Dasar lelaki itu selalu seperti itu." Jawab Glen.
"Aku makin penasaran kenapa Arlan mengatakan itu." Jawab Glen dalam hati.
"Sial kau pangeran Arlan, kau kira aku tidak bisa menang melawan dia?" tanya Freya yang kesal.
"Sudahlah, simpan dulu keinginan mu itu. Jika sepupu ku mengatakan hal itu mungkin saja itu yang harus kita lakukan. Tapi jika kau bersikeras ingin sekali bertarung dengannya lebih baik melakukannya dengan cara legal. Oleh karena itu lebih baik kita amati dulu dia lebih lama." Jawab Glen.
"Hmmmm, baiklah." Jawab Freya yang masih belum menghilangkan ekspresi sebalnya. Namun ia tetap mendengarkan saran Glen. Mereka melanjutkan kembali menonton seleksi ujian masuk akademi sihir dunia.
Alice yang berjalan selalu di beri tatapan yang aneh. Beberapa orang mengagumi dirinya dan beberapa orang tidak menyukainya.
"Selalu saja seperti ini. Wajah mereka benar-benar menyebalkan." Jawab Alice dalam hati dengan santai berjalan melewati antrian dan juga kerumunan peserta ujian akademi sihir dunia.
"Hmmmmm," Alice yang melihat peta yang diberikan pengawas ujian setelah menyelesaikan ujian di perintahkan untuk mendaftar ulang. Alice berjalan menuju kantor administrasi sekolah setelah selesai.
"Lama tidak bertemu." Jawab Arlan saat Alice sedang melihat ke kanan dan kiri untuk mencocokkan peta dengan jalan yang dituju olehnya. Alice menoleh ke sumber suara dan melihat sosok Arlan yang sedang menggunakan pakaian siswa akademi sihir dunia.
Hembusan angin menerpa rambut panjang Alice saat tubuhnya berpaling di hadapan Arlan. Tangan kanan Alice yang memegang peta.
"Pangeran Arlan?" panggil Alice yang tersenyum.
"Kerja bagus. Cepat dan akurat untuk mengalahkan para goblin." Jawab Arlan dengan mengelus kepala Alice dengan lembut.
"Lelaki ini tidak ada takutnya tetap melakukan ini?" jawab Alice dalam hati melihat tangan Arlan yang ada di atas kepalanya.
"Kebiasaan. Maaf." Jawab Arlan yang menarik tangannya saat melihat tatapan Alice yang sudah berubah menjadi dingin dan ingin memukul Arlan.
"Mau ke ruang administrasi? Aku akan mengantarkan." Jawab Arlan mengalihkan pembicaraan.
"Terima kasih." Jawab Alice yang tersenyum kembali. Arlan berjalan bersama dengan Alice menuju ke ruang administrasi.
"Jika kesulitan di akademi, mungkin kau bisa mengandalkan aku untuk membantu mu." Jawab Arlan.
"Terima kasih atas tawarannya. Tapi aku akan tetap akan berusaha sendiri terlebih dahulu." Jawab Alice.
"Baiklah. Kau masih saja terlihat dingin dengan ku tapi tidak dengan orang lain. Padahal aku sudah minta maaf berulang kali agar kau tidak terlihat dingin di depan ku." Jawab Arlan.
"Bagus dong. Kebalikan dari diri mu. Kau dingin kepada orang lain tapi tidak dengan ku. Sedangkan Aku dingin kepada mu tapi tidak dengan orang lain." Jawab Alice yang melingkarkan kedua tangannya di depan.
"......" Arlan menundukkan kepalanya dan kembali ke ekspresi datar pada dirinya.
"Baiklah, baiklah. Aku minta maaf. Bagaimana kabar mu 3 tahun terakhir ini pangeran Arlan?" tanya Alice.
"Sepertinya yang kau lihat, cukup baik. Bagaimana dengan mu?" tanya Arlan.
"Baik. Kita sudah sampai?" tanya Alice yang melihat papan nama di atas bangunan.
"Berikan kertas itu." Jawab Arlan yang melihat mereka sudah sampai di ruang administrasi. Alice memberikan peta dan Arlan memberikan kertas peta itu kepada petugas administrasi.
"Pangeran Arlan? Siapa dia?" tanya kasir petugas administrasi yang melayani data para siswa yang baru bergabung.
"Mohon bantuannya Bu." Jawab Arlan yang memberikan peta.
"Anak tuan Darren? Pantas saja." Jawabnya dalam hati.
Peta yang diberikan oleh Arlan di bakar di atas sebuah lilin yang ada di depan petugas itu dan menjadi sebuah kartu identitas.
"Ha? Jadi kartu identitas? Kertas jadi kartu" tanya Alice dalam hati.
Petugas itu memberikan kartu identitas, kunci dan juga bingkisan yang berisi baju akademi sihir dunia.
" Biar saya yang akan menjelaskan. Terima kasih Bu." Jawab Arlan.
" Ini baju akademik sihir dunia, sudah di lengkapi dengan 5 elemen sihir tingkat sedang. Jadi selama kegiatan pertarungan legal kalian di laksanakan, pakaian ini akan melindungi kalian selama serangan masih dalam serangan di bawah tingkat puncak. Pakaian ini juga akan membentuk sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Pakaian ini juga memiliki kekuatan sihir penyembuh, selama luka itu masih ringan bisa terobati perlahan-lahan. Tapi jika serius maka tidak bisa." Jawab Arlan menjelaskan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
Andriani
terimakasih kk... dilanjutkan yaa
2023-02-23
1
Andriani
😋😋😋
2023-02-23
1
Anonim
wkwkwkkw.
2023-02-19
1