Alice yang turun ke bawah gedung perpustakaan dengan cara melompat dari jendela lantai atas perpustakaan langsung berlari ke arah menuju tempat yang sudah di beritahu sistem. Sedangkan Arlan mengikuti Alice dari belakang.
Alice berhenti di sebuah lingkaran sihir yang berada di bawah pohon jalanan istana di gedung perpustakaan. Arlan yang tidak bisa mengikuti karena Alice pergi menghilang saat lingkaran sihir itu menyala.
"Sihir teleportasi? Sejak kapan?" tanya Arlan yang heran saat dia menyaksikan adanya lingkaran sihir teleportasi di istana.
"Apa aku harus kembali dan melaporkan? Tapi itu akan merepotkan." Jawab Arlan yang bingung dan dia mencoba mengaktifkan lingkaran sihir yang ada di bawah telapak kakinya namun tidak berhasil. Arlan memutuskan untuk tetap menunggu Alice satu jam. Jika Alice tidak kembali, dia akan melaporkan ini kepada Ayahanda dan Darren.
Sedangkan Alice yang berpindah ke dungeon. Lingkungan dengan lorong bawah tanah dengan hawa dingin dan menyeramkan.
"Aku berada di dungeon?" tanya Alice dalam hati melihat sekitar yang sunyi namun hawa yang tidak enak. Alice berjalan sesuai dengan petunjuk sistem yang masuk kedalam lorong ke tiga dari ia berdiri. Obor-obor yang berada di dinding tiba-tiba menyala. Labirin dungeon dimulai dengan banyak jebakan yang tersimpan. Jebakan kali ini berada di lantai, Alice harus berjalan sesuai dengan langkah yang tidak memiliki jebakan. Dengan bantuan sistem semua ini sangat muda. Sampai Alice tiba di sebuah pintu yang memiliki rongga untuk membuka.
"Rongga ini? Aku sangat familiar sejak tadi bahkan dengan pintu ini, ukiran dan rongga ini? Pantas saja aku tadi juga mudah jalan kemari. Bukannya ini adalah tempat persembunyian ku dulu bersama dengan Ema?" tanya Alice dalam hati melihat ke bawah pintu dan sekelilingnya. Alice mencari sebuah batu sihir berwarna merah di antara batu-batu sihir lainnya yang ada di bawah pintu. Batu-batu sihir yang banyak warna dengan ukiran yang pas pada rongga pintu.
"Dulu pintu ini aku buat untuk mengelabui siapapun yang masuk, dengan meletakan batu sihir yang salah akan menimbulkan jebakan lain sehingga tidak ada satupun yang dapat membuka pintu ini kecuali aku dan Ema." Jawab Alice dalam hati mengingat masa lalu sambil meletakkan batu sihir berwarna merah di rongga pintu.
Pintu terbuka dengan cahaya yang terang ke dalam. Alice langsung masuk dan melihat sebuah taman kecil yang berada di sebuah ruangan dengan satu pohon buah persik.
"Ini? " tanya Alice yang tercengang dengan apa yang di lihat olehnya.
"Siapa kau? Kenapa bisa masuk ke sini?" suara yang menggema di ruangan itu bertanya kepada Alice.
"Suara ini?" tanya Alice yang mengenal suara yang baru saja berbicara kepadanya.
"Jawab pertanyaan ku manusia?" seekor kucing jatuh dari pohon kebawah, tepat di hadapan Alice. Alice menoleh ke bawah melihat seekor kucing dengan kulit yang tebal.
"Yang bicara tadi itu kau?" tanya Alice.
"Iya, siapa lagi? Siapa kau?" tanya Ema kembali.
"Ema? Benarkah ini kau?" Ucap Alice yang langsung memeluk kucing itu. Dengan sangat bahagia Alice tidak melepaskan pelukannya.
"Kau? Siapa kau? Kenapa bisa mengetahui nama ku? Jika kau terus memeluk ku, aku akan membunuh mu." Jawab Ema dengan keras dan lantang.
"Hahahaha. Kau masih saja sama seperti dulu. Galak dan tidak suka di peluk." Jawab Alice yang melepaskan Ema dan tersenyum.
"Kau sudah tidak kenal dengan Nona mu?" tanya Alice.
"Nona?" Ema berfikir dan memperhatikan Alice dari ujung kaki hingga ujung rambut. Matanya berhenti di kedua bola mata Alice. Kedua bola mata Alice yang memiliki kontak yang tidak ada pada orang lain karena mereka yang sudah terikat kontrak akan mengenali siapa tuannya.
"Nona Alice? Benarkah ini anda?" tanya Ema yang terkejut dengan mundur satu langkah dan bulu tebalnya yang berdiri dengan mata yang melotot.
"Tentu saja, kau tidak senang saat aku kembali?" tanya Alice.
"Ahhhh, tentu saja tidak." Jawab Ema yang langsung meloncat dan Alice menangkapnya dan memeluknya.
"Sudah berapa lama aku menunggu kedatangan anda." Jawab Ema dengan menangis memeluk Alice.
"Akhirnya anda benar-benar reinkarnasi sesuai dengan suara yang aku dengar itu." Jawab Ema yang membuat Alice melepaskan pelukannya.
"Kau tau aku akan reinkarnasi?" tanya Alice kepada Ema.
" Tentu saja." Jawab Ema.
"Tunggu, apa maksud perkataan mu." Jawab Alice.
"Saat nona sudah mengalahkan King Mo saat itu, nona kehabisan banyak energi karena memaksa untuk mengalahkan King Mo. Kalimat terakhir yang nona ucapkan kepada ku saat itu membuat ku membawa jasad nona kemari untuk direndam di kolam abadi ini dengan beberapa herbal yang biasa kita lakukan untuk mengambilkan energi. Itulah yang aku pikirkan saat itu. Saat aku ingin membawa nona kemari, aku di hentikan sebuah suara yang aku sendiri tidak mengetahuinya siapa yang sedang berbicara dengan ku. Bahkan aku sudah menggunakan sihir deteksi tapi tidak menemukannya." Jawab Ema.
"Apa yang dikatakan olehnya?" tanya Alice.
Flashback on..........
"Jika kau ingin menyelamatkan Tuan mu maka lakukan apa yang aku katakan. Ambil kristal sihir yang ada di dalam tubuh King Mo dan leburkan jasad tuan mu dengan kristal itu."
"Bukankah itu sama saja membakar jasad nona Alice?" tanya Ema.
"Dia memang sudah mati, tapi dia akan terlahir kembali 100 tahun mendatang."
Flashback off.....
"Itu saja yang dikatakan olehnya. Setelah itu ia menghilang seperti saat datang tiba-tiba dan menghilang dengan tiba-tiba tanpa di ketahui suara apa itu." Jawab Ema.
"Apa itu sistem yang ada padaku saat ini?' tanya Alice dalam hati.
"Karena tidak ada pilihan lain, aku membawa jasad nona serta kristal sihir King Mo kemari lalu mengikuti apa yang dikatakan oleh suara itu." Jawab Ema.
"Apa ini juga menjadi faktor tubuh mu yang berubah?" tanya Alice.
"Anda benar. Saat aku mengeluarkan semburan api berhari-hari lamanya untuk meleburkan kristal sihir King Mo, tubuhku menjadi seperti ini. Seperti saat aku baru terlahir." Jawab Ema.
"Maaf sudah membuat mu seperti ini." Ucap Alice dengan wajah yang sedih.
"Nona jangan khawatir, walaupun tubuh ku tidak seperti dulu. Tapi aku bisa berubah sesuai apa yang aku mau." Jawab Ema dengan merubah dirinya menjadi besar. Kepala singa, badan besar dan memiliki ekor kepala ular.
"Syukurlah." Jawab Alice.
"Tapi bentuk ini hanya bisa beberapa jam saja Nona, tidak bisa satu harian full. Semua ini adalah tahap fase pembentukan setelah bertapa 90 tahun. Namun ini sudah termasuk cepat, semua karena bantuan dungeon ruangan nona ini yang penuh dengan sumberdaya yang dapat meningkatkan kekuatan sihir pemulihan yang cepat. Padahal dulu aku bisa lama dalam bentuk seperti ini jika sudah 500 tahun. " Jawab Ema.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
lineg boboo
ikut masuk dalam dunia cerita mu thor
hadir thor😁
2023-03-18
1
Andriani
jejak 👣👣 sudah sampai di sini
2023-02-12
1
Anonim
Ema si binatang suci itu?
2023-02-09
1