"Hutan yang dekat dengan desa kita itu memiliki portal pelindung dari monster yang ingin masuk ke dalam desa. Tapi kenapa ada monster yang masuk ke dalam desa kita. Bahkan itu level 2. Apakah benar-benar akan terjadi bencana kehancuran yang seperti dikatakan di dalam buku kuno itu?" tanya Darren.
"Bisa aja itu hanya sebuah kebetulan." Jawab Alika.
"Sayang, aku tidak ingin mengambil resiko dengan mengorbankan kalian berdua. Aku harus membantu Ansel melindungi negeri ini dari serangan monster. Untuk mempersiapkan seperti yang di ramalkan oleh buku kuno, aku akan melatih para tentara negara untuk melawan monster dengan cara mengajarkan mereka langsung di perbatasan. Dengan adanya aku mungkin akan lebih mengurangi resiko kehilangan tentara. Kau mengerti apa yang di fikirkan Ansel dan aku bukan?" tanya Darren.
"Jika itu yang menjadi pilihan mu, aku tidak akan pernah melarangnya. Lagi pula, sudah cukup kamu berkorban untuk ku selama ini. Karena kamu bukan hanya milik ku dan hanya melindungi kami berdua tapi kamu juga milik negara ini dan memiliki tanggung jawab untuk melindungi negara ini dari serangan monster." Jawab Alika.
"Baguslah. Terima kasih sayang." Jawab Darren yang memeluk Alika untuk mengucapkan terima kasih.
"Tapi sayang?" tanya Alika lalu Darren melepaskan pelukannya.
"Ada apa?" tanya Darren.
"Bagaimana kita mengatakan hal ini kepada Alice?" tanya Alika.
"Benar juga? Tahun ini dia akan masuk ke sekolah akademi sihir di desa. Dan aku harus pergi. Hmmmm, apakah kalian ikut saja ke istana?" tanya Darren.
"Kamu sendiri sudah mengetahui apa jawabanku bukan?" tanya Alika.
"Hmmmmm, jadi bagaimana?" tanya Darren.
"Untuk saat ini, lebih baik kami tetap di desa. Kau pergilah tapi kembalilah setiap minggu atau sebulan sekali ke rumah. Atau kami yang akan berkunjung ke istana." Jawab Alika.
"Itu lebih baik." Jawab Darren.
Seminggu berlalu setelah kedatangan Ansel ke rumah mereka. Saat ini, Darren sudah memutuskan untuk pergi ke istana. Darren dan Alika sudah memberitahukan Alice serta sudah mendaftarkan Alice untuk sekolah di desa. Hari ini adalah hari dimana Darren akan berangkat ke istana, Alika dan Alice ikut untuk mengantarkan Darren pergi ke istana.
"Wah, ternyata istana begitu ramai dan di jaga ketat." Jawab Alice yang melihat bangunan-bangunan yang lebih besar dari bangunan di masa lalunya.
"Ini pertama kalinya Alice ke istana? Bagaimana?" tanya Alika.
"Ramai Ma, tapi Alice lebih suka di desa." Jawab Alice tersenyum.
"Tentu saja, di sini terlalu berisik, lebih baik di desa dengan segala kenyamanan jauh dari kebisingan." Jawab Alice dalam hati.
"Selamat datang." Ucap Ansel yang menyambut mereka di depan bangunan kediaman istana Raja. Ansel, Aslan dan Livy menyambut mereka secara langsung.
"Kenapa kalian yang langsung menyambut kami di depan begini, seperti sedang menyambut raja lain saja." Jawab Darren.
"Tentu saja untuk menyambut sahabat ku. Alikaaaaaaaa!" Livy yang langsung memeluk Alika dengan hangat. Alika menyambutnya dan tersenyum.
"Ini pasti Alice, putri kalian berdua. Ahhhhh dia sangat cantik, cocok untuk pangeran tampan anak lelakiku." Jawab Livy yang mencubit pipi Alice dengan pelan. Arlan dan Alice hanya berekspresi datar mendengar ucapan Livy.
"Ehmmm, ehmm. Kita masuk dulu. " Jawab Ansel.
"Baik." Jawab Livy yang tersenyum dan mengiring Alika berjalan dengan memeluk tangannya. Sampai di dalam, mereka semua di persilahkan untuk duduk. Dan makan siang bersama.
"Arlan, bawa Alice ke kamarnya untuk istirahat atau pergi mengelilingi istana kerajaan." Jawab Livy.
"Baik Ibunda." Jawab Arlan.
"Nona Alice mau kemana?" tanya Arlan.
"Bolehkah kita ke perpustakaan kerajaan?" tanya Alice. Dan Arlan mengiyakan. Mereka berdua pergi ke perpustakaan meninggalkan ruang makan istana.
"Terima kasih sudah menyetujui permintaan ku. Maaf Alika, sudah melanggar perjanjian kita dahulu." Jawab Ansel.
"Tidak apa-apa, semua ini untuk keselamatan negara dan masa depan anak-anak kita. Tapi untuk saat ini aku belum bisa kembali kemari, aku harap kalian tidak melarang Darren untuk pergi mengunjungi kami seminggu sekali atau kami yang akan berkunjung kemari." Jawab Alika.
"Tentu saja, bukankah ini juga rumah mu? Kalian jangan terlalu sungkan. Darren menyetujui hal ini saja aku sudah bersyukur." Jawab Ansel.
Mereka mengobrol banyak hal, sementara Alice dan Arlan pergi ke perpustakaan. Semua orang heran dengan Aslan yang berjalan dengan seorang gadis kecil dan mereka berdua menghiraukannya. Sejak tadi mereka berdua diam tanpa ada percakapan hingga tiba di dalam perpustakaan.
"Mau membaca tentang apa?" tanya Arlan.
"Sejarah kerajaan ini dan tentang monster yang pernah muncul." Jawab Alice.
"Ikuti aku, ruangan itu ada di lantai paling atas." Jawab Arlan.
"Terima kasih. Jika pangeran Arlan memiliki sesuatu pekerjaan maka tinggalkan aku saja di sini, aku bisa kembali nanti setelah membaca." Jawab Alice.
"Tidak perlu, lakukan saja apa yang ingin kau lakukan. Aku akan tetap di sini." Jawab Arlan dengan membalikkan badannya dan asal mengambil buku, duduk dan membaca.
Alice mulai mengambil beberapa buku dengan bantuan tangga dan menumpuk buku-buku di meja Arlan duduk. Arlan meliriknya, melihat banyak buku sejarah paling lama hingga saat ini dan beberapa jenis monster dari level 1 hingga level tertinggi.
"Aku akan membacanya dengan cepat, tenang saja." Jawab Alice yang santai. Dan benar, Alice bahkan membaca dengan cepat dan mengembalikan semua buku ke rak semula. Alice fokus membaca hingga tidak sadar bahwa ia sudah membaca 1 baris rak dengan panjang 10 meter dan tinggi 10 meter itu.
"Apa kau akan membaca seluruh lantai perpustakaan ini?" tanya Arlan.
"Yos, hari ini cukup sampai disini saja." Jawab Alice yang merenggangkan tubuhnya dengan mengangkat kedua tangannya ke atas dan menegakkan tubuhnya di kursi.
"Ternyata sudah malam. Kita kembali." Jawab Alice yang berjalan ke tangga turun dari lantai atas dan meninggalkan Aslan begitu saja.
"Hey, kenapa kau tidak mendengarkan ku." Jawab Arlan yang menyusul Alice.
"Eh," Alice menghentikan langkahnya karena jendela status muncul. Dan Alice merasakan sesuatu yang tidak asing bagi dirinya.
100 meter dari tempat anda terdapat dungeon. Masuk ke dalam dungeon dan temukan seekor kucing . Hadiah ? jika gagal akan kehilangan satu kemampuan sihir yang di miliki untuk sementara waktu.
"Dungeon? Kucing kuning? Kenapa aku harus ke sana? dan hadiah dengan tanda tanya?" tanya Alice dalam hati.
"Tapi perasaan ini seperti sedang menarik ku harus menerima misi ini." Jawab Alice dalam hati.
"Ada apa?" tanya Arlan.
"Tolong beritahu Papa dan Mama, aku pergi sebentar." Jawab Alice yang menoleh ke belakang untuk mengatakan hal itu di depan Aslan. Kemudian berlari dan melompat dari jendela perpustakaan.
"Wanita itu melompat dari jendela begitu saja tanpa berfikir? Bukankah ini sangat tinggi?" tanya Arlan dalam hati. Melihat Alice sudah mendarat di tanah dengan aman dari ketinggian gedung perpustakaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments
lineg boboo
ola thor, makasih banyak udh mampir, xixi🤗🤭
2023-03-18
1
Andriani
semangat n semangat terus....
2023-02-12
1
Anonim
semangat up thor
2023-02-09
2