ANAK-ANAK WEREWOLF

ANAK-ANAK WEREWOLF

ANAK-ANAK WEREWOLF

Pertumbuhan anak-anak WEREWOLF dan manusia sangat lah berbeda.  Ketiganya tumbuh dengan cepat dalam beberapa hari saja. 

Mereka akan berhenti tumbuh ketika mereka berusia 17 tahun dan tak bisa menua. 

***

"Daddy, buat saja mommy menjadi seperti kita.  Supaya mommy bisa hidup abadi dan tak sakit."

"Tak bertambah tua dan selamanya dengan kita Daddy."

"Iya.  Please, Daddy.  I want mom."

Ketiganya sudah masuk ke dunia manusia.   Gabriel akan sesekali ke hutan dan kastil WEREWOLF kalau ada masalah saja. 

Tapi mereka memutuskan membeli rumah.  Hidup layaknya manusia dan menetap di salah satu rumah.  Tak jauh dari rumah keluarga Aurora, rumah mama dan papanya Chelsea. 

Mereka ada di dalam rumah.  Sedang duduk saja di ruang tengah sambil menonton film WEREWOLF bersama dan makan pop corn. 

Keduanya kini sudah berusia 10 tahun.  Layaknya manusia, mereka juga masuk sekolah.   Mereka hanya makan daging mentah, minum layaknya seperti manusia. 

Gabriel mengajari mereka dengan sangat keras.  Sampai pernah dikurung di kastil. 

10 bulan dalam dunia manusia berarti 10 tahun di dunia WEREWOLF.  Dalam usia manusia WEREWOLF. 

Aurora sudah lulus kuliah.  Dia masih tinggal dengan om dan tantenya, juga Chelsea yang masih suka menyuruh dan kasar kepada dia.  Tapi kalau tidak Gabriel atau ketiga anaknya, mereka akan menolong dan membuat Chelsea jadi tak berbuat kasar kepada mama mereka. 

Entah dengan menghentikan waktu atau pun mengancam dalam keadaan Chelsea dan kedua orang tuanya tak sadar.  Seperti melihat hantu. 

"Mama juga sudah lulus kuliah kan dad."

"Daddy bilang, mommy dulu ingin menyelesaikan kuliahnya bukan?"

"Sekarang akan sudah."

Ketiganya tak henti protes kepada Gabriel.  Sampai kepalanya sakit mendengar itu. 

"Baiklah, kalian yang mencari cara Bagaimana membawa mama kalian kembali.  Tanpa kekerasan dan kekuatan kalian ok!"

Gabriel pergi dari sana.  Ada orangnya datang.  Sebagai manusia, dia mendirikan perusahaan properti untuk mendapat uang dll. 

"Daddy kan ada perusahaan."

"Mommy sedang mencari kerja."

Aurora sempat bekerja di rumah itu.. tapi karena satu bulan itu mereka tumbuh dengan cepat, setiap bulannya, mereka harus menghapus ingatan Aurora.  Sampai detik ini, dia tak ingat dengan mereka. 

Arasy pernah menawari Aurora untuk menjadi baby sister lagi.  Tapi dia menolak.  Dia punya cita-cita dan ingin bekerja di perusahaan. 

Arasy tak mau memaksa mamanya itu.  Dia terlihat sangat bahagia ketika mengatakan itu. 

"Bagaimana kalau bekerja di perusahaan Daddy, ya dad?"

"Tapi mama harus diterima, ok?"

"Janji sama kita."

Arasy yang awalnya punya ide.  Lalu didukung oleh kedua kakaknya.  Gabriel setuju.  Dia mengangguk. 

"Daddy, nanti buat adik bayi lagi ok dengan mama."

"Supaya mama mau sama Daddy, plis."

"Kalau itu harus Daddy yang melalukannya.  Bukan kita, apa Daddy sangat tidak sayang dengan mama."

Gabriel menggeleng.  Dia sangat sayang kepada Aurora.  Tapi tak mau memaksa dan membuat dia sedih. 

"Ok, deal! Daddy akan melalukan bagian Daddy dan kalian lakukan bagian kalian."

"Siap dad."

Ketiganya kembali ke kamar.  Mereka harus berangkat ke sekolah.  Di depan sudah ada supir.  Gabriel berangkat ke kantor.  Ketiganya mengganti pakaian mereka dengan pakaian seragam sekolah dan berangkat. 

"Paman, lewat rumah mama ya."

Supir mereka juga werewolf.  Dia tahu semua ceritanya.  Termasuk orang kepercayaan Gabriel juga. 

Mobilnya lewat di depan rumah Aurora.  Tapi mereka tak melihat mamanya keluar. 

"Mungkin mama sedang masak."  Arasy melihat ke rumah mamanya.  Sepi, gerbang ditutup. 

"Sedang melayani orang tiga yang menyebalkan itu?" Kata Arka dengan kesal dari dalam mobil. 

Arthur duduk di depan.  Dia diam saja Menatap rumah itu.   "Jalan paman.  Nanti kita terlambat.  Urusan mama, coba setelah pulang sekolah." Kata Arthur kepada supirnya. 

"Baik den."

Supir itu mengangguk.  Dia menjalankan mobilnya pergi dari depan rumah itu.  Mereka menuju ke sekolah. 

Sesampainya di sekolah, sudah banyak anak yang menunggu mereka.  Arthur yang paling kesal dengan ini.  Kalau Arka suka.  Arasy juga. 

"Ini kado untuk kamu."

"Ini untuk kamu, karena kamu cantik."

"Ini untuk kakak."

"Ahh," yang terakhir untuk Arthur, tapi dia malah mendengus kesal.  Hampir saja mata merahnya serigala keluar.  Tapi langsung ditahan oleh Arasy. 

Arasy menggunakan kekuatan dia untuk menghentikan waktu, memutar waktu, dan mereka kembali seperti biasa.  Tak ingat dengan ketiganya. 

"Kenapa sih kak, tadi itu seru tahu.  Kita dikasih banyak kado."

"Iya."

Arasy dan Arka protes kepada Arthur.  Arthur menatap keduanya dengan kesal.  Mata merah dia muncul.  Retina mata keduanya jadi ikut berubah.  Milik Arasy hijau setengah biru, milik Arka biru. Merah milik Arthur, karena dia yang paling pemarah. Tapi keduanya selalu bisa meredam amarah saudara tertua mereka.

Ketiganya pun masuk ke ruang kelas.

***

"Om, Tante, ini kan sudah semua. Aku izin pergi ya. Aku mau lamar kerja."

Karena omnya yang tak bisa mengelola perusahaan, perusahaan yang harusnya milik Aurora malah bangkrut. Mereka jatuh miskin.

Omnya harus menjadi bawahan di sebuah perusahaan kecil. Tantenya harus jualan, entah kue, atau apa saja. Bahkan bisa menipu.

Chelsea lebih memilih tinggal di kostan dan bersenang-senang dengan teman-temannya. Kadang pulang kalau butuh sesuatu.

"Iya. Cari kerja yang bener. Gajinya yang gede. Kamu itu berhutang Budi banyak ke kita." Kata tantenya Aurora.

"Iya Tante."

Aurora pamit, dia mau cium tangan tapi malah diusir. Dia jalan begitu saja. Dia baru jalan. Di depan ada pengumuman lowongan kerja.

Aurora mengambil kertas iklan itu. Dia ke perusahaan yang tertera di sana. Itu perusahaan milik Gabriel.

Dia datang ke saja dan memberikan surat lamarannya. Gabriel melihat dari ruangan dia. Dari atas.

Dari atas dia mengangguk kepada HRD kantor yang ada dibawah.

"Akan saya hubungi kembali nona kalau nona diterima." Kata sang HRD kepada Aurora.

"Terima kasih pak. Saya permisi kalau begitu."

"Silakan."

Aurora pergi dari sana. Dia tak sengaja menoleh ke atas. Batinnya, seperti ada yang mengawasi dia.

Gabriel langsung bersembunyi. Dia tersenyum. Apa hati aurora masih ada sedikit tempat untuk dia. Bahkan dia tahu dilihat dari atas.

***

Anak-anak pulang sekolah. Gabriel memberitahu anak-anak, kalau mamanya datang ke kantor. Dia memberitahu supirnya.

"Halo paman, nanti ke supermarket ya paman. Mau beli ice cream." Pinta Arasy yang masuk pertama Kali di mobil.

"Baik nona."

Lalu Arka masuk dan arthur. Supirnya memberitahu kalau mamanya sudah ke kantor sang papa.

"Ini rekaman Vidionya den, nona."

Dia memberikan ponselnya. Gabriel mengirimkan rekaman sebagai buktinya.

"Ada pulsanya kan paman? Pinjam ya?" Tanya Arasy memegang ponsel supirnya. Supirnya mengangguk.

Arasy mencoba menelpon papanya. Gabriel masih di ruangan dia. Menandatangani beberapa file.

"Halo Daddy, thank you so much Daddy. I love you."

Gabriel mendapatkan kiss jauh dari Arasy.

Terpopuler

Comments

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu

2023-04-23

0

Nabila Yuli

Nabila Yuli

ako seneng bngeeet bacanya...semangat ka

2023-02-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!