ARASY MEMINTA AURURA MENJADI MAMANYA

Mamanya Chelsea hanya berpura-pura manis saja kepada Aurora, karena di sana ada arasy.

“iya Tante.”

Aurora pun bangun. Dia mencoba membangunkan arasy. Tapi Chelsea menepis tangan Aurora.

“Gak usah sentuh calon anak gue. Sana Lo ke dapur aja. Masak.” Kata Chelsea dengan kasarnya kepada Aurora.

Padahal dia ingin sekali membangunkan Arasy. Tapi tak boleh. Aurora pun keluar dari kamar itu. Dia ke kamarnya untuk mandi, lalu memasak di dapur.

“sayanh, Ara, bangun yuk.” Chelsea membangunkan Arasy dengan lembut. Dia menepuk-nepuk tangan Arasy.

Arasy pun mulai membuka mata, “mama.” Dia teringat Aurora. Arasy juga mencari Aurora. Tapi ketika dia melihat ke sebelahnya, Aurora sudah tak ada.

“Kenapa sayang? Kamu mimpi buruk ya? Kamu kangen mama kamu?” Chelsea yang di sana. Dia Mencoba memenangkan Arasy dan memeluknya. Tapi Arasy malah mendorong Chelsea.

“Aku gak mau dipeluk tante. Aku maunya dipeluk Tante aurora. Tante Aurora di mana?”

Arasy turun dan keluar kamar. Dia mencari aurora seperti sangat ketakutan kehilangan Aurora. Arasy mencari Aurora.

“Tante Aurora.”

Dia keliling rumah Chelsea. Sampai menangis-nangis. Aurora ada di dapur. Dia sedang memasak. Om aurura juga baru turun. Dia mendengar ada keributan. Dia mencari tahu sumbernya.

“ada apa ini? Kenapa Arasy menangis?” tanya om Aurora melihat Arasy.

“Kenapa sayang?” Aurora juga mendengar Arasy menangis. Dia mematikan kompornya dan mencari Arasy.

“Tante, Tante kemana. Tadi kenapa tidak di samping arasy.” Melihat Aurora, dia langsung lari dan memeluk Aurora. Menangis dipelukan Aurora.

Aurora bingung dengan sikap Arasy. Dia juga mencoba untuk menenangkan Arasy, mengusap kepalanya dan memeluknya erat.

Arthur dan arka sudah bangun. Gabriel juga. Dia meminta keduanya siap-siap untuk ke sekolah. Gabriel akan menjemput Arasy. Dia meminta bibi untuk menyiapkan sarapan dulu. Baru dia pergi ke rumah Chelsea.

Ting

Tong

Gabriel memencet bel rumah itu. Bibi yang membukakan pintu. Dia masuk dan mencari arasy. Gabriel bingung melihat anak perempuannya itu menangis dipelukan Aurora.

“Ada apa? Arasy kenapa menangis?” Tanya Gabriel kepada semuanya.

“ini, tadi Arasy sepertinya mimpi buruk, dia teriak panggil mamanya, tapi gak tahu kenapa, malah jadi lari dan dari Aurora.” Chelsea menjelaskan kepada Gabriel. Gabriel paham itu.

“sayang, sudah ada daddynya, mau pulang? Mau sekolah kan? Kangen mamanya ya? Ke makam mamanya gimana?” Aurora mencoba menenangkan Arasy.

Arasy menggeleng. Dia malah semakin menangis di pelukan Aurora. Aurora juga semakin bingung.

“sayang, pulang yuk. Kak Arthur dan kak Arka sudah menunggu. Mau ke sekolah kan?” Gabriel mendekati Arasy. Dia meraih tangan anaknya itu. Mau menarik dan menggandeng Arasy melepaskan pelukannya kepada Aurora.

“gak mau. Mau sama Tante Aurora aja, daddy. Tante, Tante Aurora mau menjadi mommy aku?” Arasy mendongak menatap Aurora.

“hah?” Aurora bingung menatap semuanya. Terutama Gabriel.

“tante mirip banget sama mommy aku, aku mau Tante jadi mommy aku. Ya Tante?”

“sayang, tapi Tante bukan mama kamu. Tante ya Tante, mama kamu ya mama kamu. Mungkin hanya paras kita saja yang mirip sayang. Di dunia ini banyak yang mirip sayang.”

“Tante jahat. Kenapa Tante gak mau jadi mommy aku. Aku benci Tante. Aku gak akan mau ketemu dan ngomong sama Tante lagi. Tante gak sayang Ara.”

Arasy pergi begitu saja. Dia lari keluar dari rumah itu. Hati Aurora merasa sangat hancur dan sesak. Air matanya, tanpa dia sadari, menetes.

“Balik ke dapur!”

Chelsea membentak Aurora. Dia mau mengejar Arasy, tapi dia mengusap sudut matanya dan kembali ke dapur. Aurora menyelesaikan masaknya sambil menahan tangis.

“ma, coba aku nanti ke rumah Gabriel ya ma.” Kata Chelsea kepada mamanya.

Mamanya mengangguk, “mama dukung kamu sama Gabriel. Kamu pasti bisa rebut hati Gabriel dan juga ketiga anaknya. Semangat sayang.”

“semangat.”

Papanya Chelsea juga memberikan selamat kepada anaknya itu. Chelsea ke kamarnya diatas untuk mandi. Sebelumnya dia ke dapur.

“awas Lo terima permintaan Arasy. Lo gak boleh jadi mamanya Arasy, hanya gue yang boleh!”

Dia bahkan menoyor kepala Aurora. Aurora diam saja. Selesai masak, dia makan. Makan pun tak boleh di ruang makan. Dia makan di dapur dengan bibi.

“tante, om, aku ada panggilan kerja. Aku izin ke kantor ya Tante, om. Doain semoga dapat kerjaan yang ini.”

“Iya. Biar kamu gak Cuma numpang hidup sama kita.”

Aurora hanya mengangguk. Dia baru mau pergi. Bajunya langsung ditarik oleh Chelsea.

“awas, jangan ke rumah Gabriel. Kalau sampai aku tahu kamu ke saja. Habis kamu pulang sama aku.”

“sama Tante dan om juga.”

Aurora mengangguk. Dia pergi dari sana. Tadinya memang mau belok ke rumah Gabriel. Tapi dia ingat ancaman Chelsea. Dia juga melihat sepi rumahnya. Apa mungkin mereka semua sudah berangkat sekolah atau pergi?

Aurora naik bus ke kantor. Tanpa dia tahu kalau kantornya adalah milik Gabriel. Dia masuk ke ruangan Gabriel. Sengaja Gabriel yang meminta kepada HRD kantornya.

“pak, saya Aurora saya.”

Dia berhenti ketika Gabriel memutar kursi yang dia duduki dan berhadapan dengan aurura.

“tuan Gabriel?”

“Iya. Duduk. Saya ada syarat khusus ke kamu kalau kamu masih mau kerja di sini.”

Aurora duduk dan mendengarkan. Dia bingung, tapi dia tak dibolehkan Chelsea dan keluarganya.

“tuan, saya boleh pulang ke rumah dan izin dulu. Saya permisi.”

Dia mau pergi. Tapi gabriel langsung mengejar dan menahan tangan Aurora.

“kamu juga di rumah selalu disiksa oleh mereka kan. Saya tahu semuanya. Saya memantau kamu dari jauh. Anak-anak yang meminta. Kamu benar-benar mirip dengan istri saya. Sama persis. Please, untuk Ara. Kamu tidak merasa ada ikatan dengan Ara dan keduanya?”

“saya tidak bisa. Saya tidak mau menjadi orang lain. Saya tidak mau hidup dari bayang-bayang dan kenangan orang lain. Saya tak masalah tidak dipekerjakan di sini.”

Aurora menepis tangan Gabriel. Gabriel ingin mengatakan semuanya. Tapi ini melanggar hukum dan perjanjian dia dengan Aurora.

Tetua juga akan marah kalau dia membuat Aurora ingat semuanya. Karena sejak keputusan itu Aurora sudah memutuskan hubungan dia dengan werewolf. Tugasnya juga sudah selesai.

Kecuali satu hal. Aurora hamil anak Gabriel lagi. Aurora pergi dari ruangan Gabriel. Dia jalan di lobi bawah, baru mau keluar dari kantor Gabriel. Gabriel segera menyusul Aurora.

Di depan semua karyawan, dia menahan tangan aurura dan menarik Aurora ke dalam pelukannya. Dia memeluk Aurora erat-erat di depan semuanya orang.

Aurora terdiam. Rasanya berpelukan dengan Gabriel itu tak asing. Detak jantungnya, itu terasa pernah dia rasakan. Entah kapan.

Perasaan dia. Apa ini? Aurora tak pernah seperti ini kepada laki-laki.

Terpopuler

Comments

Nabila Yuli

Nabila Yuli

ya,sedikit amat sih ka up nya. please yang lama donk up nya. seruuuu nih.
klu bisa double up donk ka😊🙏

2023-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!