ENDING AURORA

Aurora ada di dalam kamar. Terkunci dari dalam. Di kunci oleh laki-laki itu dan chelsea.

Chelsea menyeringai menatap Aurora. Dia berjalan mendekati Aurora. Semakin naik ke atas ranjang.

“Chelsea, aku mohon. Jangan apa-apa kan aku. Aku-“

Aurora memeluk perutnya. Dia takut chelsea melukai anaknya.

“Tahu, lagi hamil ya? Anaknya Gabriel. Gak asik banget, gak usah lah, jangan ada bayi. Males ih.”

Dia semakin mendekati Aurora, Aurora ingin lari dari sana. Dia mengerahkan kekuatannya. Dia berjalan cepat.

Wuzz...

Berlari sangat cepat. Tapi langsung di cegah oleh laki-laki itu.

“Halo sayang, enak ya sekarang hidupnya. Aku bisa juga loh.”

Dia menahan Aurora bahkan mencekiknya. Hingga mendorong dan menyudutkan Aurora ke tembok.

Bekk!!!

“Ahh,”

Aurora meringis kesakitan. Dia mencoba melepas tangan kekar yang mencekik lehernya sampai mengangkat dia ke atas tembok itu.

“Mommy.”

Arthur marah sekali. Gabriel juga. Gabriel mendobrak pintu kamar itu.

“mommy,”

“berani menyakiti mommy kita.”

Arthur dan Arka mendekati Aurora. Mereka mencakar laki-laki itu. Mereka bertarung masih dalam wujud manusia.

Laki-laki itu refleks melepaskan cekikan dia di leher Aurora. Aurora yang diangkat hampir dua meter, jatuh begitu saja.

“Sayang.”

Gabriel lari dengan cepat. Dia menerima tubuh Aurora yang jatuh dari ketinggian. Dia memeluk aurura.

Aurora menangis memeluk erat gabriel yang menangkap dirinya.

“aku takut banget, aku takut bayi di perut aku kenapa-napa.”

“Gak apa-apa sayang. Kamu aman sama aku.”

Gabriel memeluk erat Aurora. Dia Membantu Aurora berdiri dengan benar lagi.

“Awas kamu ra. Aku gak akan biarin kamu bahagia dengan gabiel.”

Chelsea ingin mendekati dan menyerang Aurora lagi. Tapi Arasy yang sangat marah maju menghadapi Chelsea. Dia sampai melempar Chelsea keluar rumahnya.

Chelsea kaget sekali. Dia ingin kabur. Tapi Arasy malah mengejarnya.

Manusia serigala laki-laki itu juga ikut kabur dan memecahkan jendela kamar mereka.

Arthur dan Arka juga tak mau melepaskan dia. Keduanya mengejar laki-laki itu dan chelsea.

“anak-anak.”

Aurora yang khawatir. Dia meminta gabriel untuk mengejar ketiganya.

“kejar sayang, bahaya.”

“salah, mereka yang dalam bahaya karena dikejar anak-anak kamu. Tenang saja, nanti aku minta penjaga mengikuti mereka.”

Aurora mengangguk lebih tenang sekarang. Gabriel membantu Aurora duduk di ranjang lagi.

“Tunggu.”

Gabriel mengaung di luar jendela untuk memanggil pasukannya. Mereka akan datang dan mengawasi anak-anaknya.

“yakin kamu gak mau kejar ke sana?”

Gabriel kembali ke ranjang. Aurora meraih tangan gabriel dan menggenggamnya erat. Tangan Aurora sangat dingin dan jantungnya berdebar sangat cepat. Gabriel mengangguk.

“yakin?”

“Iya sayang. Tenang saja, yakin. Semua pasukan sudah kesana kok. Mereka aman. Kamu yang gak aman, kamu takut banget ya?”

Gabriel memeluk erat Aurora. Aurora mengangguk dan memeluk erat gabriel.

***

Anak-anak sudah ada di sana. Mereka mengepung ke duanya di tengah hutan. Mereka juga sudah berubah menjadi serigala yang penuh amarah.

“Kamu!”

“Kamu mau bunuh mama saya!”

“Kamu harus mati!”

Ketiganya menyerah mereka bertubi-tubi. Kalau ketiganya sudah marah. Tak ada yang bisa mengalahkan dan menahannya.

Semua prajurit juga di sana. Mereka hanya diam menjaga agar dia orang jahat itu tak kabur.

Arasy yang menyobek-nyobek badan Chelsea. Arthur dan Arka menyobek badan laki-laki itu.

Mereka sudah tak berbentuk. Ketiganya kembali menjadi seorang manusia, anak-anak, yang penuh dengan darah di tangan mereka.

“emang enak.” Arasy melihat jari-jarinya. “ahh, kotor kan. Resek.”

“nyebelin sih.” Arka berbalik puas setelah melihat mereka habis. Badannya compang camping. Dagingnya berserakan. Darahnya juga.

“mati kan!” Arthur berbalik dan berjalan menjauh dari sana.

Semua prajurit memberikan mereka jalan.

“Tolong bereskan semuanya.” Kata Arthur kepada para prajurit di sana.

“Baik yang mulia pangeran.”

Semua menunduk kepada ketiganya. Banyak sekali prajurit yang datang. Hampir lima puluhan. Mereka memberi jalan untuk ketiganya.

“kita pulang Seperti ini kakak?” tanya Arasy kepada ke dua kakak laki-lakinya.

“Hemm,” Arthur yang berdehem.

“Aku mau duluan, mau lihat mommy, mommy gak apa-apa kali ya? Aku khawatir.”

Arka mendahului Arthur yang berjalan di depan dia. Arasy jadi ikutan lari cepat. Menggunakan kekuatannya.

Arthur akhirnya menyusul kedua adiknya. Tapi dia tetap berlari di belakang mereka untuk mengawasi ke duanya.

***

Gabriel yang khawatir meminta dokter datang untuk memeriksa Aurora. Untungnya kata dokter Aurora tidak apa-apa. Dia dan bayinya baik-baik saja.

“Anak-anak mana?”

Dokternya sudah pamit. Sejak tadi. Tapi anak-anak belum juga kembali ke rumah. Aurora tak henti memandang kaca jendela yang pecah karena pertarungan tadi.

“aku khawatir banget. Aku takut mereka kenapa-napa. Kamu sih kenapa gak mau nyusul, sana susul. Lihat keadaan mereka. Aku gak apa-apa.” Aurora mendorong Gabriel untuk pergi dari sana.

Tapi ketiga anaknya datang, melompat dari jendela dan masuk ke kamar begitu saja. Sampai Aurora terkejut.

“Mommy, mommy gak apa-apa?” Arasy yang mendekati Aurora.

“iya, mommy sama adik ok?” timpal Arka. Belum juga Aurora menjawab. Baru saja dia terkejut.

Arthur baru sampai setelah keduanya. Aurora bingung melihat mereka yang penuh darah.

“Kalian, ngapain?” tanya Aurora menunjuk ke tiganya.

Mereka hanya tertawa dan saling harus kepala saja.

“Kasih pelajaran ke Tante jahat itu sama om jahat itu mom.” Arthur yang menjawab.

“Kalian bunuh?” Aurora masih tak percaya. Dia melirik Gabriel.

Anak-anaknya yang masih kecil? Bisa mengalahkan mereka berdua.

“jangan ditanya, kalau mereka sudah marah. Semua prajurit bisa habis dengan mereka.”

Aurora hanya diam mendengarkan cerita itu. Pertama kali marah, mau melihat Aurora, karena tidak dibolehkan Gabriel, karena perjanjian dia dengan Aurora dulu, ngamuk ketiganya.

“Terutama, Arthur.” Gabriel menunjuk Arthur.

“Aku mau mandi ma, mau beres-beres badan. Kotor.”

Dia kabur keluar. Arasy dan Arka Tertawa.

“kalau inget itu, malu deh kak Arthur. Kak Arthur yang paling ngotot, harus sama mommy, mau lihat.” Kata Arasy kepada Aurora. Aurora tersenyum.

“Kalau gak diketemuin, semuanya diamuk. Sampai babak belur prajurit Daddy mom.”

“tapi cuek banget keliatannya.”

Keduanya menggeleng.

“Diluar saja mommy kak Arthur itu cuek. Tapi kalo sudah jagain kita, jangan gini, jangan gini.”

“gak boleh gini.”

Arasy dan Arka menceritakan semuanya. Aurora malah jadi tersipu sendiri mendengar cara Arthur mentread adik-adiknya, menjaga adik-adiknya.

“Kita juga mau mandi dulu mommy, kotor gara-gara Tante jahat sama om jahat. Nanti temenin ke salon ya mommy, kuku aku biar cantik lagi.”

“ok sayang.”

Aurora membentuk tangannya seperti “ok”. Keduanya pun pergi ke luar kamar Aurora, mereka ke kamar mandi.

“Itu gimana ini? Main rusak saja rumah Daddy?” Tanya gabriel kepada keduanya.

“Gak tahu lah dad, benerin aja sih. Tinggal panggil tukang rumah.” Kata arasy kepada papanya.

Keduanya hilang dibalik pintu. Aurora mencium pipi Gabriel.

“jangan dimarahi ya mereka?” kata Aurora kepada Gabriel.

“Tapi cium lagi.”

Gabriel menunjuk pipinya yang satu, hidung dan bibir.

“asal jangan dimarahi anak-anak. Sini, aku cium.”

Gabriel mengangguk. Aurora menciumi pipi Gabriel, pipi kanan dan kiri, hidung dan juga bibirnya.

Terpopuler

Comments

Nabila Yuli

Nabila Yuli

yaaaaaaah,galaaau deh klu tunggu smpe bulan depan... oke ka ako tunggu ya ka cerita selanjutnya. Love you 😘

2023-02-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!