THE WEDDING 1

“Sorry-sorry, gak sengaja ditinggal.”

Gabriel kembali ke depan. Dia menghampiri Aurora. Aurora diam menatap Gabriel dengan kesal. Gabriel mau menggandeng Aurora. Tapi Aurora malah jalan melewati dia.

“Yah ngambek deh. Bapak sih, pakai nahan ibu ratu.” Kata gabriel kepada satpamnya.

“Maaf tuan.” Satpam itu menunduk meminta maaf.

“Gak apa-apa. Emang sudah biasa. Ngambekkan dia. Santai aja pak.”

Gabriel menyusul Aurora yang naik lift duluan. Gabriel mau mengejar tapi liftnya sudah ditutup oleh Aurora.

“nyonya tahu ruangan tuan?” tanya sekertaris Gabriel kepadanya.

Gabriel mengangguk. Aurora juga pasti bisa tahu walau baru kali ini datang. Penciuman werewolf tajam.

Gabriel dan sekertarisnya menunggu di depan lift. Menunggu lift terbuka. Lift di sebelahnya malah yang terbuka. Gabriel dan sekertarisnya pun masuk ke lift sebelah. Mereka menuju ke lantai atas dan ke ruangan Gabriel.

Aurora sudah ada di sana. Dia duduk di kursi Gabriel. Gabriel masuk dengan sekertarisnya.

“tuan ini?”

Sekertaris gabriel mau menjelaskan lebih lagi. Tapi gabriel melirik Aurora yang menatapnya dengan tajam. Seperti mau menerkam mangsanya.

“Tunggu diluar dulu ya. Tinggalkan ini saja disini. Saya baca nanti. Meeting jam berapa?” tanya Gabriel kepada sekertarisnya.

“satu jam lagi tuan.”

“ok.”

Gabriel mengusir sekertarisnya itu. Dia mengunci pintu ruangannya. Gabriel berjalan mendekati kursinya. Mendekati Aurora.

“Mau minta apa?” tanya Gabriel menunduk menatap Aurora yang masih memasang muka kesal.

Tapi yang ditanya tak juga menjawab. Dia hanya diam dan beradu mata dengan sang raja werewolf.

“marah ke aku soal apa sayang? Tadi ditahan satpam atau sekertaris aku tadi yang cantik itu? Dia udah sama aku sejak dulu loh sayang. Dia juga kaum kita.”

“serius?”

Mata Aurora melotot sempurna menatap suaminya itu. Gabriel mengangguk.

“diri, aku mau baca file. Kamu aku pangku aja atau mau aku yang kamu pangku?”

“Aku kuat juga.”

“gak enak. Masak cewek yang pangku cowok. Gak gentel.”

Gabriel Menggendong Aurora. Mengangkat badan Aurora Seperti sangat ringan. Dia mendudukkan Aurora di atas meja. Gabriel sendiri duduk di kursi.

Aurura tersenyum. Dia mengambilkan file di meja dan memberikannya kepada gabriel.

Gabriel membacanya dengan seksama. Aurora hanya diam dan melihat saja dari atas meja tempat dia duduk.

“gak mau duduk dipangkuan aku? Lebih empuk loh.” Kata Gabriel kepada Aurora. Dia menggeleng.

Gabriel yang tak sabar. Dia yang mendekatkan kursinya dan mengangkat Aurora lagi untuk duduk di pangkuannya.

“Nakal, sekarang sudah mulai berani nolak permintaan aku? Mentang-mentang backingan kamu si kembar tiga?”

“Hemm.”

Aurora mengangguk diatas pangkuan Gabriel. Bukannya membaca, gabriel malah mengajak Aurora main di atas badannya. Di ruangan dia.

Aurora mencium bibir Gabriel. Mereka saling menikmati bibir pasangannya.

Sampai sekertaris Gabriel mengetuk pintu. Tak terasa sudah satu jam lebih.

“iya tunggu.”

Gabriel yang menyahut. Dia membantu Aurora untuk membenarkan bajunya.

“aku pulang aja. Aku masakin di rumah ya? Sama buat makan siang si kembar. Nanti pulang jam berapa?makan siang di rumah atau gak?”

Aurora turun dari pangkuan Gabriel. Dia membenarkan bajunya. Dia juga membantu gabriel merapikan bajunya lagi.

“Tunggu, aku minta supir ke sini buat jemput kamu. Ini udah hampir makan siang banget sih sayang, aku gak pulang gak apa-apa ya? Kan ada di kembar yang nemenin kamu makan siang?”

“Kayaknya meeting gak akan selesai makan siang nanti. Lebih kayaknya. Sekalian aku pulang malam. Nanti aku suruh w.o ke rumah. Kamu sama si kembar yang lihat-lihat dulu. Besok baru cek lokasi gimana?”

“Iya.”

Supir Gabriel datang. Dia meminat supirnya untuk ke atas. Ke ruangan dia. Gabriel dan Aurora berpisah di luar ruangan gabriel.

“da sayang. Nanti kabari kalau sudah sampai rumah ya.”

“Iya.”

Gabriel mencium kening Aurora. Aurora pergi dengan supir Gabriel. Gabriel melihat sampai Aurora masuk ke dalam lift. Baru setelah itu dia masuk ke ruang meeting.

***

Aurora sampai di rumah. Dia masuk ke dapur. Dia melihat isi kulkas. Ada banyak bahan makanan.

“Kurang tidak nyonya? Nyonya mau masak ya untuk si kembar?” tanya bibi yang sudah lama bekerja di sana.

Aurora mengangguk. Wanita paruh baya itu juga werewolf.

“Iya bibi. Gak kurang kayaknya. Si kembar sukanya makan apa ya?”

“Daging paling utama nyonya.”

“ahh ok. Nanti biasanya kalau pulang di jemput supir?” tanya Aurora lagi.

Aurora mengangguk. Dia sibuk masak di dapur. Ketika jam pulang sekolah, supir yang menjemput.

“om, ikut ya?” karena anak-anak memanggil om. Aurora bingung mau panggil apa, jadi ikutan.

Yang dipanggil om dan bibi yang mendengar itu malah senyum. Masakannya juga sudah selesai. Aurora meminta bibi untuk menatanya di meja makan.

Aurora ikut menjemput ke tiganya. Ketiganya baru saja keluar dari sekolah. Arasy yang paling senang. Dia lari kencang menghampiri Aurora.

“Mom, aku seneng banget dijemput mommy. Daddy gak ikut?” Arasy mencari ayahnya.

“Lagi meeting di kantor. Gak apa-apa kan?”

“iya.”

Ketiganya masuk ke mobil. Arasy selalu ada di dekat Aurora. Dia mengusap perut Aurora.

“Mommy, adiknya udah ada?” tanya Arasy mendongak menatap Aurora.

“hemm, ya belum lah sayang. Sabar ya, mommy dan Daddy akan berusaha kasih kamu adik.”

“cewek tapi. Jangan cowok lagi kayak kak Arthur dan kak Arka. Biar aku ada teman mainnya.”

“tapi aku juga mau adik cowok mommy.” Timpal Arka kepada Aurora.

“heh? Terus mommy yang mana ini? Sedikasihnya nanti ya?”

“nanti kalau gak dapat cewek, tinggal bikin lagi yang cewek ratu. Kalau gak dapat sebaliknya, ya lakukan lagi juga.”

“iya tuh om. Bener.”

Arthur mengacungkan jempol kepada om supirnya. Tak lama mereka sampai di rumah.

Ketiganya bergegas turun. Ketiganya mencium bau enak.

“wahh siapa yang masak bibi?” tanya Arka mencium masakan di meja.

“mommynya yang masak kali ini.”

“Wahh, pasti enak. Makasih mommy.”

Arasy dan Arka memeluk mamanya.

“sama-sama. Bersih-bersih dulu baru makan.”

“Iya mom.”

Ketiganya baik ke kamar masing-masing. Mereka membersihkan badan, ganti pakaian dan cuci tangan dulu baru mereka kembali ke ruang makan.

Aurora mengambilkan makanan untuk ketiganya. Tapi tiba-tiba ada yang memeluk dari belakang. Aurora sampai kaget.

“tadi katanya gak bisa pulang?”

Itu Gabriel. Dia mencium pipi Aurora.

“Kangen, gak tahan. Aku undur Bentar meetingnya. Hahhaa, kamu kasih aku apa deh kok gak tahan jauh dari kamu.”

Aurora meminta Gabriel duduk. Dia juga mengambilkan makanan untuk Gabriel.

Ke empatnya makan siang bersama di ruang makan. Selesai makan siang harusnya Gabriel kembali ke kantor. Tapi dia malah tak jadi ke kantor.

“Katanya mau ke kantor Daddy?” tanya Arasy kepada papanya yang diam di ruang tengah.

Arasy sedang mengerjakan tugas sekolah dibantu Aurora.

“curang banget. Kalian sama mommy terus, daddynya jauh dari mommy.. Daddy ajak mommy ke kantor ya. Nemenin Daddy terus.”

Gabriel berdecak pinggang nmenatao ketiga anaknya yang selalu di dekat Aurora.

Terpopuler

Comments

Nabila Yuli

Nabila Yuli

ya ampuuuuun lucu bngeeeet si gabriel....😁. makin seruuuuu ceritanya. ka double up donk😁🙏

2023-02-11

1

Iki Agustina

Iki Agustina

Akuuu suka sekali mereka❣️ terima kasih kaka yang baik hati😇

2023-02-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!