Gerimis

"Mike ke mana, Ma? Tiana juga gak ada?" Tanya Hinata pada mertua perempuan nya itu di ruang tamu.

"Mike sedang keluar sebentar. Sementara Tatiana pergi ke kamar mandi. Kau duduk lah di sini temani Mama! Ada yang mau Mama bicarakan dengan mu," ujar Mama Lani dnegan nada suara yang melembut.

Hinata menatap skeptis ke arah Mama Lani.

'Ada apa dengan rubah tua ini? Tak biasa-biasanya ia bersikap lunak seperti ini kepada ku..' gumam Hinata dalam hati.

'Tunggu dulu! Apa katanya tadi? Tatiana ada di kamar mandi? Dan Mike keluar?' lanjut Hinata bergumam tanpa suara.

Wanita itu lalu melirik ke jendela. Dan ia masih jelas melihat dua mobil milik Mike dan juga mobil Tatiana masih terparkir di halaman rumah Mama Lani.

'Jelas rubah tua ini mencoba membohongi ku! Tapi, untuk apa dia berbohong?' lanjut Hinata berpikir dalam hati.

"Hey, Hianata. Kau duduk lah dulu di sini! Apa telinga mu itu tuli hah?" Panggil Mama Lani dengan sikap asli nya yang kasar.

Sebuah dugaan tiba-tiba saja muncul di benak Hinata. Ketiadaan suami dan juga madu nya itu di waktu yang bersamaan, jelas sangat mencurigakan.

'Jangan-jangan saat ini mereka sedang bersama?!' tebak Hinata dalam hati.

Kedua tangan wanita itu seketika mengepal. Ia merasa sangat geram atas pemikiran yang melintasi benak nya itu. Hinata tak menduga kalau Mike dan Tatiana sampai berani melakukan affair saat mereka berada satu rumah dengan nya.

"Tatiana ke kamar mandi mana, Ma? Kayaknya dia udah pergi kelamaan," komentar Hinata tiba-tiba.

Melihat Hinata yang tak juga duduk ke dekat nya dan malah mencari Tatiana, membuat Mama Lani seketika dirundung panik.

"Dia ke atas.. eh, bukan! Ke.. lantai bawah ding!" Ujar Mama Lani dengan gelagat yang membuat Hinata kian curiga.

'Di atas? Hmm.. apa seklbaik nya aku mengusik dua merpati yang kemungkinan besar sedang asik-asikan berdua saat ini?' Hinata sibuk memilih tindakan berikut nya yang akan ia ambil.

"Hinata! Kemari lah! Jangan buat Mama memanggil mu sekali lagi! Mama sungguh ingin mengatakan sesuatu kepada mu, tahu!" Ucap Mama Lani terburu-buru.

Wanita paruh baya itu menarik tangan Hinata untuk duduk di atas sofa bersama nya. Ia takut bila Hinata sampai mengecek ke lantai atas dan menangkap basah putra nya dan juga Tatiana berduaan.

'Ahh! Padahal ku pikir aku hanya ingin membuat si Hina ini cemburu dan sakit hati dengan perlakuan ku pada Tatiana. Karena itulah aku membuat acara makan malam ini. Aku tak tahu, kalau dia sudha berubah jadi belut licin yang meresahkan seperti sekarang!' keluh Mama Lani kemudian.

Setelah lama berpikir, Hinata akhirnya memutuskan untuk tak menyusul Mike dan juga Tatiana ke atas.

'Aku akan membalas pengkhianatan kalian ini berkali-kali lipat menyakitkan dari rasa sakit yang kalian berikan kepada ku! Awas saja kau Mike! Tiana!' sumpah Hinata pada dirinya sendiri.

Setelah itu, Mama Lani akhirnya merasa lega karena Hinata kembali berubah jadi pendiam dan penurut seperti dirinya yang dulu.

Hinata tak lagi ribut mencari Mike ataupun Tatiana. Ia hanya menyahut dengan jawaban singkat sesekali atas ucapan Mama Lani kepada nya.

Sekitar setengah jam kemudian, Tatiana muncul lagi ke ruang tamu. Wajah Tatiana tampak segar sekali. Seolah dia baru saja selesai mandi. Melihat penampilan nya, seketika pandangan Hinata jadi menggelap.

"Maaf. Apa aku terlalu lama? Tadi itu perut ku sungguhan sakit. Aku tak tahu. Mungkin aku masuk angin jadi harus berkali-kali ke kamar mandi," ucap Tatiana berbasa-basi.

Hinata mendengus kecil.

"Kau sakit, Tii?" Tanya nya dengan skeptis.

"Err.. ya. Tapi ini sudah lebih baik kok. Berkat obat yang baru saja dibeli oleh Mike, mungkin.."

Tak lama kemudian, Mike menyusul di belakang Tatiana.

Kebetulan, tangga yang menghubungkan ke lantai atas memang berada di area lain rumah ini. Jadi Hinata tak bisa memastikan apakah keduanya benar-benar datang dari lantai atas bersamaan atau Mike benar baru pulang dari membeli obat.

"Nat.. " sapa Mike dengan wajah sumringah.

Melihat wajah Mike yang cerah, kecurigaan Hinata kalau kedua orang itu telah melakukan affair di lantai atas kian menjadi-jadi. Ia mengenal betul ekspresi Mike itu sama persis seperti ekspresi usai mereka melakukan malam pertama mereka dulu sekali.

Sementara sesi ber cin ta mereka akhir-akhir ini terasa garing untuk mereka berdua. Jadi Mike tak lagi menampakkan ekspresi puas seperti sekarang ini.

Hinata merasa ingin menjauhi kedua orang itu saat ini juga. Ia begitu jijik pada Mike dan juga Tatiana.

Alhasil dengan tiba-tiba, Hinata berdiri dan langsung berkata pada Mama Lani.

"Ma, Nat pulang dulu ya. Kepala Nat agak pusing," Hinata menyampaikan dusta nya.

Ia hanya ingin meninggalkan rumah tempat kedua orang yang pernah ia percayai dengan sepenuh hati itu melakukan affair mereka.

'Jahat! Mereja jahat sekali kepada ku!' jerit batin Hinata tanpa suara.

Tanpa berkata apa-apa lagi kepada Mike dan juga Tatiana, Hinata langsung keluar begitu saja. Sayang nya Hinata tak bisa membawa lari mobil Mike dan pulang sendiri. Karena kunci mobil nya berada di kantong suami nya itu saat ini.

Jadilah akhirnya Hinata langsung berpura-pura tidur begitu dilihat nya Mike menyusul masuk ke dalam mobil.

"Nat? Kamu benar merasa pusing? Apa kita perlu ke dokter sekarang juga?" Tawar Mike.

Hinata masih mengunci rapat mulut nya dari membalas ucapan Nike. Ia takut, jika ia bicara nanti. Ia malah akan kelepasan menumpahkan seluruh rasa benci dan juga amarah yang selama ini ia tahan dengan susah payah.

Hinata tak ingin rencana nya untuk balas dendam berakhir gagal. Karena itu lah. Pilihan untuk diam saat ini menjadi hal mutlak yang harus ia lakukan.

"Nat..?" Panggil Mike untuk yang ke sekian kali nya.

Dan Hinata masih tetap tak bergeming jua.

Menyadari kalau istri nya itu mungkin sedang terlalu pusing sehingga malas bicara, Mike pun akhirnya memutuskan untuk tak menghiraukan nya lagi.

Tak lama kemudian Mike mengendarai mobil mereka menuju rumah mereka lagi. Sementara itu, dalam hati nya, Hinata sedikit menyesali kedatangan nya ke rumah Mama Lani malam ini.

Sepanjang perjalanan pulang, Mike menyetel radio di mobil. Perlahan, gerimis mulai turun di penghujung malam itu. Angin panas yang sempat menyapu udara ibu kota pada siang hari nya perlahan kini berganti dengan udara dingin yang menusuk kulit dan juga tulang.

Tampak nya, musim penghujan mulai datang. Sementara langit malam itu terlihat sepi tanpa hadirnya bintang-bintang. Membuat malam yang sepi dan dingin itu jadi kian terasa kelam.

Dari radio, sebuah lagu pop pun tersenandungkan dengan merdu. Lagu yang dipopulerkan oleh Agnes Mo, yang berjudul "Seputih Hati".

Perasaan cinta ku ini,

Tak bisa ku bendung lagi

Di manakah waktu kan berkata?

Menyetujui cinta ini...

Merpati putih saksi kita,

Dalam malam kita berjanji,

Apa yang kan menghalangi,

Tetap cinta ini kan terjalin,

Seputih hati ini..

***

Terpopuler

Comments

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

s hinata trkalu goblog

2023-04-10

0

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

🔵◡̈⃝︎☀MENTARY⃟🌻

Makin Seru Kk Mel
Serasa noton drakor Balloon Read
Ru Benci PakPol mampir

2023-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!