Pulang dengan Sang Jilbaber

Selesai acara pelelangan, Hinata membawa pulang sebuah kaling bersejarah yang berhasil ia tikar dengan ucapan terima kasih.

Kenapa bisa begitu? Karena James lah yang sebenarnya telah membeli kalung itu seharga 2,5 milyar. Lalu menghadiahkan nya kepada Hinata.

Flashback.

"Maaf, Tuan. Kaling ini begitu berharga. Bagaimana bisa aku menerima nya begitu saja?" Tolak Hinata pada mula nya saat James menyodorkan kalung itu kepadanya.

Saat itu, Mike sedang menyapa seorang kolega nya. Sementara Hinata menunggu di pintu ball room. Tiba-tiba James datang dan menyodorkan kotak berisi kalung dengan bandul berwarna ruby kepada Hinata.

Hinata tahu, kalau tiu adalah kaling yang telah dibeli James di acara pelelangan tadi.

"Tolong terima lah ini, Nona. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf dari keluarga ku. Karena kejadian kecelakaan tempo lalu," ujar James seraya tersenyum malu.

"Sebenarnya kakak ipar ku ingin sekali bertemu dengan mu lagi. Tapi aku tak tahu apa jadwal mu terlalu sibuk atau bagaimana jadi.."

"Apakah dia ibu dari Jimmy, keponakan mu yang waktu itu hampir menabrakkan dirinya ke mobil ku, Tuan?" Tanya Hinata memastikan.

"Ya, benar. Kak Jessy ingin mengajak mu makan bersama di rumah nya, begitu. Itu pun kalau Anda tak sibuk ya, Nona.." imbuh James terburu-buru.

"Hmm.. sebentar dulu. Ku rasa, rabu depan mungkin aku bisa meluangkan waktu ku untuk berkunjung. Memang nya, di mana alamat rumah kakak mu, Tuan?" Tanya Hinata.

"Benar kah? Terima kasih sekali, Nona. Kak Jessy pasti akan sangat berterima kasih untuk ini. Kalau begitu, boleh aku meminta nomor telepon mu, Nona? Nanti aku akan mengirimkan alamat Kak Jessy kepada mu," pinta James tiba-tiba.

Hinata memandang serius ke arah James.

'Seperti nya lelaki ini menyukai ku. Duh. Gimana ya.. aku sebenarnya tak enak hati juga untuk memperalat dirinya demi bisa membalaskan dendam ku kepada Mike. Tapi..' batin Hinata risau dan gelisah sendiri.

"Aku akan mengebel nomor Tuan nanti, deh ya. Nomor Tuan yang tertera di kartu yang dulu pernah Tuan berikan, bukan, di rumah sakit?" Tanya Hinata memastikan.

"Ah. Ya. Benar. Nanti hubungi saja nomor ku itu ya, Nona. Kalau begitu, saya permisi dulu.." pamit James terlebih dulu pergi, saat ia melihat Mike yang berjalan mendekat ke Hinata.

Flashback selesai.

Setelah berpisah dari James, Hinata mengikuti Mike sampai di luar gedung acara pelelangan.

Tak lama kemudian seorang vallet menbawakan mobil Mike hingga tepat berhenti di depan mereka.

Sebelum Hinata sempat masuk ke dalam mobil, Mike terlebih dulu emmbukakan pintu untuk nya. Namun tidak di kursi penumpang. Melainkan di kursi kemudi.

"Mike?" Tanya Hinata kebingungan.

"Aku masih harus bertemu beberapa orang lagi, Nat. Maaf. Tapi, kau tak apa-apa kan pulang ke rumah sendiri?" Tanya Mike meminta ijin.

Hinata refleks mere mas kuat tali tas yang ia pegang. Wanita itu tahu pasti, identitas 'seseorang' yang akan ditemui oleh suami nya itu malam ini.

'Pasti Mike mau ke tumah Tiana lagi!' rutuk Hinata dengan hati yang dongkol.

Hinata hanya mengangguk singkat dna berujar, "ya.. gak apa-apa, Mike. Pergilah!"

Setelah nya, Mike kembali ke dalam gedung hotel. Meninggalkan Hinata yang menatap kepergian nya dengan pandnagan yang terluka.

"Sabar, Nat.. kamu harus bersabar dahulu.. belums aat nya bagi mereka untuk ku siksa sekarang ini. Biar saja mereka bersenang-senang di sisa waktu yang mereka miliki kini. Sebelum ku buat mereka jatuh dari puncak kebahagiaan yang mereka anggap abadi selamanya itu!" Gumam Hinata dengan suara teramat pelan.

"Kak Hinata?"

Sebuah suara ramah tiba-tiba mengejutkan Hinata.

Wanita itu pun berbalik ke arah asal suara tadi datang. Dan ia langsung melihat profil jilbaber Anis tak jauh beberapa meter di depan nya.

"Anis?" Sapa balik Hinata dengan pandangan bingung.

Terhadap sepupu jauh nya tiu, sebenarnya Hinata merasa sedikit risih. Karena secara penampilan, Anis dan dirinya terlihat sangat berbeda. Sepupu muda nya itu tampil begitu tertutup. Sementara dirinya, tampil dengan gaun sek si nan mengumbar aurat.

Hinata jadi merasa malu sendiri saat berhadapan dengan Anis.

Anis tampak tersenyum malu sambil mendekati Hinata.

"Kamu belum pulang, Nis?" Tanya Hinata.

"Mm.. itu dia, Kak. Tadi kan aku ke sini naik motor ya.." Anis tiba-tiba saja bercerita.

"Naik motor?! Naik ojek maksud nya?" Tanya Hinata dengan raut terkejut.

"Bukan, Kak! Anis naik motor sendiri ke sini," sanggah Anis terburu-buru.

"Terus Tante Soraya, mm.. Mama kamu gimana?" Tanya Hinata.

"Mama sih naik mobil pribadi nya," jawab Anis segera.

"Kenapa gak bareng Mama kamu aja, Nis?" Tanya Hinata yang masih belum paham dengan tujuan Anis menahan nya di sini.

"Males, Kak. Pastilah nanti Anis diajak mampir dulu ke butik. Terus dibelanjain baju-baju yang jelas gak bakal Anis pakai.." keluh Anis dengan jujur.

Hinata terkekeh kecil.

Ia membayangkan, mestilah baju yang dimaksud oleh Anis itu adalah gaun mini dna sek si seperti yang sedang dipakai oleh nya saat ini.

"Ehh.. maaf ya, Kak. Bukan maksud Anis untuk menyinggung Kakak.." ucap Anis terburu-buru.

Wajah menyesal nya tampak begitu jujur.

"Iya gak apa-apa. Terus, kenapa lagi?" Tanya Hinata mempersilahkan Anis melanjutkan ceritanya lagi.

"Nah. Motor bebek Anis tiba-tiba aja mogok, Kak. Udhallah Anis cek, kayaknya busi nya deh yang perlu diganti. Sayang nya Anis gak megang stok busi. Jadi.."

Hinata tampak pusing mendengar penuturan Anis itu. Ia sungguh tak mengerti sama sekali soal busi dan sejenis nya itu.

"Gusi?" Potong Hinata dengan raut bingung.

"Busi, kak. Busi itu salah satu komponen motor yang penting banget untuk proses pengapian mesin. Kayak nya busi nya berkarat karena pernah kejebak banjir kemarin. Jadinya pengapian motor nya gak ada.." papar Anis lebih lanjut.

Dan sampai di anaa, Hinata masih tak mengerti sama sekali.

'Bagaimana bisa jilbaber yang tampak anggun begini, ternyata mengerti soal motor? Rasanya un believable sekali!' komentar Hinata dalam hati.

"Jadi?" Hinata buru-buru mengajak Anis untuk menyimpulkan cerita nya.

"Jadi.. Anis boleh nebeng mobil Kak Hinata gak? Anis mau telepon Mama, tapi hp Anis udah lowbat. Mau pesan gojek juga kan gak bisa. Mau nungguin taksi, jalan ke depan nya jauh banget.." Anis terus saja bercerita. Tanpa menyadari kalau Hinata menatap nya dengan pandangan tercengang.

Tiba-tiba saja.

"Ihihiii!!" Hinata terkekeh lepas.

"Ya ampun, Nis! Dari tadi kamu ngomong ke sana kemari itu maksudnya kamu mau ikut nebang aja gitu ya?" Tanya Hinata menyimpulkan.

Dengan wajah malu, Anis mengangguk pelan.

"Jadi, boleh gak Kak?" Tanya Anis dengan tatapan penuh harap.

Hinata pun seketika mengangguk cepat.

"Tentu aja boleh, Nis! Yuk masuk! Kakak anterin kamu pulang malam ini!" Sahut Hinata dengan ceria.

Wanita itu pun kemudian duduk di depan kemudi. Sementara Anis duduk di kursi penumpang di samping nya.

Sepanjang perjalanan pulang, Hinata dan Ania sibuk membincangkan tentang banyak hal. Hingga Hinata menghentikan mobil nya di depan sebuah gang sempit yang menjadi jalan masuk menuju kontrakan Anis.

"Makasih ya, Kak!" Ucap Anis dengan senyuman tulus.

"Sama-sama, Nis. Rumah kamu beneran masuk ke gang sempit itu?" Tanya Hinata dengan pandangan khawatir.

Hinata sedikit sangsi bila sepupu nya yang kaya itu tinggal di tempat yang tampak kumuh ini.

"Iya, Kak. Kapan-kapan mampir ya, Kak. Walaupun bukan rumah juga sih sebenar nya. Anis cuma tinggal di kontrakan kecil kak. Maklum lah.. gaji Anis sebagai guru kan pas pasan. Jadi cuma bisa nyewa kontrakan kecil aja," papar Anis menyampaikan alasan ia tinggal di tempat ini.

"Ooh.."

Merasa tak sopan bila ia bertanya lebih jauh, Hinata pun akhirnya pamit pulang kepada Anis.

"Kalau gitu, Kakak duluan ya.. bye, Nis.. nanti bel ke nomor kakak ya! Kita lunch kapan-kapan!" Pinta Hinata mengajak Anis untuk membuat janji bertemu kembali.

Dari perbincangan dengan Anis tadi, Hinata dibuat terkejut, karena ternyata ia bisa merasa nyaman mengobrol panjang lebar dengan sang jilbaber.

Hinata bahkan sempat terlupa dengan kesedihan dan juga rasa dendam nya karena ditinggalkan oleh Mike tadi.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!