Pada akhir pekan berikut nya, Hinata dikejutkan dengan kunjungan mendadak dari mertua nya, Mama Lani dan Papa Robert.
Selama ini kedua mertua nya itu tinggal di negeri tetangga. Kebetulan Papa Robert mengurus perusahaan tekstil nya yang memang berpusat di negeri tetangga itu.
Mike sendiri sejak remaja ikut tinggal dengan mendiang nenek nya di negeri ini. Dan ia tak ingin kembali ke rumah orang tua nya, meski sang nenek telah lama tiada sejak ia SMA dulu.
Mike bercita-cita membangun kerajaan nya sendiri di dunia entertainment. Dan dalam kurun waktu hampir sepuluh tahun kini (usia Mike sudah 34 tahun), ia menjadi salah satu CEO termuda dan tersukses di dunia entertainment di negeri ini.
Perusahaan entertainment nya yang bernama Mi-Star menempati posisi ke tiga teratas dari deretan agensi entertainment di negeri ini.
"Mike..Mike..!" Panggil Mama Lani dengan suara soprano nya.
Hinata yang sedang latihan yoga di ruang gym pun seketika terkejut setengah mati. Hingga wanita itu terlonjak bangun dan bergegas mengambil handuk untuk berganti baju.
Sayang nya, ruang gymnastic berada di lantai bawah. Sementara kamar tidur nya berada di lantai 2. Jadilah akhirnya Hinata keburu tertangkap basah dengan penampilan swimsuit hitam yang membentuk setiap lekuk tubuh nya dengan begitu sempurna.
Hinata pun seketika panik dan hampir melepaskan belitan handuk kecil yang ia lingkarkan di pinggang, manakala matanya bersirobok dengan mata belo milik ibu mertuanya itu.
"Hinata?! Apa yang kau lakukan pagi-pagi begini?! Kenapa kau berkeliaran di rumah dan berpakaian tak pantas seperti itu?! Kau tak punya rasa malu, apa?!" Teriak Mama Lani mengomeli Hinata.
Secara reflek, kepala Hinata pun tertunduk. Ia sudah terbiasa diomeli oleh Mama Lani. Karena ibu mertua nya itu selalu saja memberi kritikan kepada nya setiap kali mereka bertemu.
Hinata yang dulu mungkin sangat mencintai Mike pun selalu mengalah dan menurut apa kata mertua nya itu. Karena Mike meminta nya untuk mengikuti apa kata Mama nya.
Sesaat kemudian Hinata teringat dengan apa yang telah dilakukan oleh Mike di belakang nya. Tentang pengkhianatan yang dilakukan nya bersama dengan Tatiana.
Seketika itu pula kepala Hinata menegak. Mata nya memandang berani ke arah Mama Nila.
"Mama.. Mama baru datang?" Sapa Hinata meneguhkan hati nya lagi.
'Aku harus merubah citra diri ku seutuh nya terhadap Mike dan juga semua orang di sekitar kami. Cukup sudah aku dibodoh-bodohi oleh mereka! Walaupun ia adalah orang tua, tapi dengan semua perlakuan nya selama ini, ku rasa aku berhak untuk membela diriku sendiri bukan?' gumam Hinata membuat keputusan di hati nya.
Mama Lani tampak terkejut dengan sikap menantu nya itu. Sejak Mike mengenalkan Hinata sebagai calon istri nya, Mama Lani sama sekali tak setuju dengan pilihan putra nya itu.
Bagaimana pun juga Mama Lani berharap Mike bisa mendapatkan jodoh yang setara dengan putra nya. Bukan sekedar model yang hanya bisa berlenggak-lenggok di atas catwalk saja.
"Di mana Mike?" Tanya Mama Lani mengacuhkan pertanyaan Hinata tadi.
"Oh.. Mike sedang lembur, Ma.. katanya sih ada.."
Ucapan Hinata segera dipotong oleh Mama Lani.
"Suami mu lembur kerja dan kau di sini asik-asik bersantai di rumah tak melakukan apa-apa?! Dasar istri pemalas! Seharusnya kau sibuk di dapur membuatkan makanan untuk suami mu itu, Hina!" Omel Mama Lani kemudian.
Hina. Begitulah nama panggilan Mama Lani untuk Hinata. Nama yang juga sekaligus menyiratkan status Hinata di mata mertua nya itu. Seorang yang hina.
'Ya.. aku menengok nya ke kantor, untuk melihat nya berdua-duaan dengan Tiana? Tidak. Terima kasih. Itu akan membuat ku muntah-muntah diare nanti!' rutuk Hinata dalam hati.
Hinata sengaja tak menyuarakan isi hati nya itu. Ia ingin tahu apakah mertua nya itu sudah tahu tentang hubungan Mike dan juga Tiana? Seingat Hinata, Mama Lani sering kali memuji-muji Tiana di depan nya.
Mengatakan kalau Tatiana multi talenta lah. Tak hanya menjadi model top, namun juga bisa berperan aktif di kantor sebagai pelatih para trainee. Sehingga banyak bintang-bintang muda yag belajar dari Tiana. Dan bla..bla..bla..
Ada terlalu banyak kebaikan Tatiana yang dielu-elukan oleh mertua nya itu.
Dulu mungkin Hinata tak ambil hati. Karena toh, Tiana adalah sahabat nya sendiri. Tapi kini, setelah ia mengetahui perselingkuhan Mike dengan sahabat nya itu, Hinata jadi curiga, jangan-jangan ibu mertua nya itu sudah tahu atau bahkan juga berperan serta dalam pengkhianatan yang dilakukan oleh Mike kepada nya.
Hinata memicingkan mata nya yang sudah sipit. Dengan tenang, wanita itu pun menyahut.
"Mike lebih suka makan di luar, Ma. Lebih simpel dan variatif, katanya," Hinata beralasan.
Yang memang ada benar nya juga pernyataan nya itu. Karena Mike lebih sering makan di luar rumah. Entah pagi, siang ataupun sore. Dalam seminggu, bisa dihitung jari berapa kali Hinata duduk semeja untuk makan bersama suami nya itu.
"Itu karena kamu nya gak becus masak dan ngurus makan nya Mike dengan benar! Maka nya anak Mama lebih suka makan di luar!" Tuding Mama Lani berikut nya.
"Hh.." Hinata kembali menghela napas letih.
Sudah lah ia letih sehabis berolahraga pagi ini. Kini ia harus pula meladeni omelan ibu mertua nya itu.
"Ma, Nat mau ganti baju dulu ya. Badan cepal banget nih," pamit Hinata sambil langsung pergi ke lantai atas. Meninggalkan Mama Lani di belakang nya.
"Hina! Tunggu dulu! Mama belum selesai bicara! Dasar gak punya sopan santun! Cepat ke sini dulu!" Panggil Mama Lani dengan suara soprano.
"Nanti ya, Ma. Hinata mandi dulu. Tum, tolong buatin Mama minuman dulu ya," titah Hinata pada asisten rumah tangga nya, Tatum.
"Baik, Nyonya.. mm.. Nyonya Besar mau minum apa?" Tanya Tatum dengan ramah.
"Jus tomat! Majikan mu itu sungguh tak tahu adat! Dari dulu memang aku sudah tak setuju Mike menikah dengan nya!" Dumel Mama Lani terus berlanjut.
Tak lama kemudian Papa Robert muncul.
"Kenapa lagi sih, Ma? Setiap kali ke sini Mama selalu saja ribut," kritik Papa Robert pada kelakuan Mama Lani.
"Gimana enggak berisik, Pa. Kalau kita punya menantu yang kurang ajar macam si Hina!" Dumel Mama Lani.
"Hinata, Ma.. jangan panggil nama istri Mike seperti itu lah. Bagaimana pun juga dia itu menantu kita kan..?" Tegur Papa Robert tak suka dengan perkataan sang istri.
"Memang nama nya begitu kan? Hina! Se hina sikap nya yang sering kurang ajar ke kita, orang tua nya!" Dumel Mama Lani kembali.
"Hh.. menurut Papa, Hinata anak yang sopan kok, Ma.." bela Papa Robert.
"Sopan gimana sih, Pa? Mana ada menantu bisa dibilang sopan, kalau mertua nya ngomong. Dia malah main pergi begitu aja!" Dumel Mama Lani kembali.
"Bukan nya Mama duluan yang ngundang emosi. Ya wajar lah kalau Hinata menghindar. Menurut Papa sikap nya wajar kok. Itu bentuk usaha nya untuk tetap menghormati Mama," imbuh Papa Robert.
"Papa! Kok Papa malah bela-belain si Hina sih?!" Tuding Mama Lani tak suka.
"Terus Mama sendiri gimana? Bukan nya Mama ke sini mau ngobrolin soal Tatiana ke Mike dan juga Hinata kan? Papa kira, Hinata pastilah belum tahu kalau Mike sudah.."
"Sssttt..!! Papa jangan berisik-berisik gitu dong! Gimana kalau ada rumput tetangga yang dengar! Kan itu bisa hancurin karir putra kita di sini, Pa!" Tegur Mama Lani terlihat panik.
"Biarkan saja. Papa benar-benar gak suka dengan cara Mike yang sembunyi-sembunyi menikahi Tatiana. Dia gak bersikap gentle ke Hinata, Ma. Bagaimana perasaan Hinata nanti saat dia tahu..hmmmpp!"
Ucapan Papa Robert langsung dihentikan oleh aksi tangan Mama Lani yang menutup mulut nya dnegan telapak tangan.
"Sudah! Sudah! Lebih baik kita ke kantor nya Mike saja deh! Daripada di sini lama-lama. Gerah hati Mama nungguin si Hina mandi!" Dumel Mama Lani seraya menarik lengan Papa Robert untuk bergegas pergi.
"Jus tomat nya, Nyonya Besar?" Tawar Tatum pada mertua majikan nya itu.
"Gak usah! Kita mau ke kantor nya Mike aja. Bilang ke majikan mu begitu!" Titah Mama Lani dengan nada ketus.
Tak lama setelah pasangan paruh baya itu pergi, Tatum langsung pergi menemui majikan nya, Hinata, di kamar nya.
Saat itu, Hinata baru saja selesai mandi. Ia masih mengenakan handuk saat ini.
Tatum menundukkan kepala nya menatap lantai. Tak berani melihat pemandangan tubuh putih bening nan mulus milik majikan wanita nya itu.
"Bagaimana, Tum?" Tanya Hinata seraya mengeringkan rambut nya dengan hair dryer.
"Seperti yang sudah Nyonya duga, Nyonya dan juga Tuan Besar memang sudah mengetahui tentang hubungan Tuan Mike dan juga Nona Tatiana, Nyonya.." lapor Tatum kemudian.
Mata Hinata seketika menyipit.
Bara dendam di hati nya kembali berkobar tak terkendali. Ia hampir-hampir akan melempar asal hair dryer di tangan nya ke atas kasur. Namun dengan sekuat tenaga ia coba tahan amarah nya itu agar tetap terkendali.
Dengan nada santai, Hinata pun berkata.
"Baiklah. Kau boleh pergi. Terima kasih ya, Tum.." ucap Hinata.
"Baik Nyonya.." sahut Tatum, sebelum akhirnya kembali pergi keluar dan menutup pintu kamar tidur Hinata.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Lina Zascia Amandia
Makasih mawarnya Kak Mel...
2023-02-14
1
Lina Zascia Amandia
Ohhhh rupanya Mama mertua gak suka sm Hinata..... Nat...
2023-02-14
0