"Ma, Mama mau ke toilet juga?" Anis tiba-tiba memotong percakapan Hinata dan Mama nya.
Agaknya gadis muda itu sadar kalau pembahasan terkait anak itu telah membuat Hinata bersedih.
Dengan matanya, Hinata mengucapkan rasa terima kasih.
"Eh.. iya. Ya sudah, Tanta ke dalam dulu ya, Nat. Oya, minta nomor telepon kamu, ya Nat. Nanti tolong kirimin nomor telepon Papa atau Mama mu ke Tante. Tante kangen sama mereka," pinta Tante Soraya.
"Iya, Tante. Sebentar.."
Hinata lalu mengambil kartu namanya dari dalam tas, lalu memberikan nya kepada Tante Soraya.
"Nis, pegang ini. Nanti kamu yang simpankan ya di ponsel Mama.." titah Tante Soraya kepada putri nya.
"Iya, Ma.."
"Kalau begitu, Hinata ke dalam duluan ya, Tante.." pamit Hinata terlebih dulu.
Dan Hinata pun berlalu pergi. Diikuti oleh Tatiana kemudian.
"Tadi itu, Tante kamu, Nat?" Tanya Tatiana penasaran.
"Iya. Kenapa Tii?"
"Aku kenal Tante mu itu. Dia bukan nya salah satu pemegang jajaran tinggi di perusahaan global Zi Tech ya? Soalnya sekarang aku sering sewa bodyguard dari perusahaan itu. Body guard dan sistem keamanan mereka katanya yang paling top di negeri ini," ujar Tatiana menyampaikan pengetahuan nya terkait Zi Tech.
"Yah.. kira-kira begitu lah.." sahut Hinata ambigu.
"Kamu kok gak pernah cerita kalau kamu punya hubungan sama petinggi Zi Tech, Nat?" Tanya Tatiana sembari mengejar langkah Hinata.
"Aku gak ngerasa perlu bercerita, Tii. Lagipula, kami juga jarang ketemu," sahut Hinata mulai malas meladeni obrolan ini.
"Apa.. Mike tahu soal Tante mu itu?"
Seketika Hinata pun berhenti. Wanita itu langsung berbalik, sehingga kini ia berhadapan kembali dengan Tatiana.
"Memang nya, ada perlu apa Mike sampai dia harus tahu soal Tante dan sepupu jauh ku, Tii. Dan yah.. enggak. Mike enggak tahu. Dan ku rasa, kalau pun Mike gak tahu, juga gak apa-apa kan?" Ujar Hinata dengan pandangan tak sabar.
"Tapi kan Mi-Star bisa dapat keuntungan banyak kalau kamu mau ngenalin Mike ke Tante mu itu, Nat!" Seru Tatiana menyampaikan gagasan nya.
"Tiana.. yang paling penting dari sebuah bisnis yang sehat adalah.. jangan campur adukkan bisnis dengan ikatan darah atau hal lain nya. Karena kalau bisnis dicampur adukkan sama hal-hal lain nya, maka hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum bisnis itu hancur nanti nya," ujar Hinata memberi tahu.
Hinata lalu hendak kembali berbalik. Akan tetapi ucapan Tatiana berikut nya lagi-lagi menahan langkah nya.
"Lalu apa yang sedang kamu lakukan sekarang ini, Nat?" Tanya Tatiana, dengan suara yang agak dikeraskan.
Hinata kembali berbalik menghadap ex sahabat nya itu.
"Maksud mu apa, Tii..? Bicara lah yang jelas!" Tegur Hinata.
"Maksud ku adalah James, Nat.. apa yang sedang kamu lakukan saat ini? Bukan kah saat ini kamu sedang mendekati James untuk membujuk nya agar mau berinvestasi ke Mi Star?" Cecar Tatiana mengejar jawaban Hinata.
Hinaga mengangkat sebelah alis nya. Ia lalu menyilangkan tangan. Dan menelengkan kepala nya ke kiri. Wanita itu tampak merenungkan aeshatu.
"Dari mana kamu tahu kalau aku sedang mendekati James agar ia mau berinvest ke Mi-Star, Tii?" Tanya balik Hinata, men skak mat Tatiana.
Sepengetahuan Hinata, rencana ini hanya ia dan Mike saja yang tahu. Terkecuali jika Mike mungkin memberi tahu madu nya itu.
Tatiana gelagapan. Sikap nya langsung berubah gugup. Ia pun terbatuk kecil sebelum akhirnya menjawab.
"Ehem! Ten..tentu saja itu terlihat sangat jelas, Nat!" Jawab Tatiana dengan asal.
"Uhuh? Oh ya? Begitu kah menurut mu? Dari mana terlihat jelas nya, Tii? Coba terangkan pada ku!" Titah Hinata lagi.
"Dari.. dari penampilan mu tentu saja, Nat! Bukan kah kau berubah dan diet kembali untuk bisa memikat hati James?!" Tuding Tatiana sedikit emosional.
"Hahhaha! Dari mana kau bisa memastikan itu, Tii? Jangan terlalu berpikir buruk tentang ku, hey.. bukan kah kau sahabat ku?" Ucap Hinata dengan wajah pura-pura kesal.
Tatiana yang tersadar kalau ucapan nya terlalu menuding pun buru-buru meminta maaf.
"Oke.. iya. Maaf, Nat. Ucapan ku mungkin terlalu menuduh. Tapi memang nya untuk apa lagi coba kau berusaha mengembalikan postur tubuh mu menjadi ideal seperti ini lagi?" Ujar Tatiana menyampaikan latar dugaan nya tadi.
Hinata pun melangkah dan mendekati ex sahabat nya itu. Setelah berdiri begitu dekat dengan Tatiana, Hinata lalu berbisik ke telinga nya.
"Bagaimana bila ku katakan padamu, kalau aku tertarik untuk masuk ke dunia modelling lagi, Tii? Bukan kah akan sangat menyenangkan bila kita BERSAING secara SEHAT? Hmm?" Bisik Hinata dengan penekanan pada kata-kata 'bersaing' dan juga 'sehat'.
"A..apa?! Kau mau kembali ke dunia model, Nat?!" Pekik Tatiana sangat terkejut.
"Ya! Tentu saja! Kenapa kau begitu terkejut, Tii? Tidak kah kau merasa senang untuk ku? Bukan kah kita pernah bermimpi untuk menjadi model top bersama-sama di negeri ini? Aku belum cukup kenyang menjadi model top di kesempatan ku tempo lalu. Jadi.."
Hinata melangkah mundur menjauhi Tatiana. Namun, sebelum ia berbalik, ia pun menyelesaikan kalimat nya yang sengaja ia putus tadi.
"Jadi.. ku rasa aku akan kembali ke dunia model lagi. Bagaimana menurut mu, Tii?" Tanya Hinata dengan senyuman ramah yang palsu.
Tatiana lalu tersenyum kaku. Tampak jelas kalau wanita itu tak menyukai ide kalau ex sahabat nya itu akan kembali ke atas catwalk.
Dulu, Tatiana selalu tersingkirkan oleh Hinata setiap kali mereka berada di panggung yang sama. Kemudian Hinata resign dan memilih untuk jadi ibu rumah tangga.
Akhirnya Tatiana berhasil menempati posisi puncak di dunia modelling hingga saat ini. Jika sampai Hinata kembali lagi ke dunia model, posisi puncak yang sudah diraih dengan susah payah oleh wanita itu pastilah akan terancam dengan kemunculan Hinata kembali.
'Aku tak boleh membiarkan Hinata kembali merebut kejayaan milkku. Kejayaan ini sudah sepatutnya hanya jadi milikku seorang!' kukuh Tatiana tanpa suara.
"Tii..? Tiana?" Panggilan dari Hinata kembali menyadarkan Tatiana dari lamunan singkat nya.
"Ya, Nat?"
"Bagaimana menurut mu? Kau tak apa-apa kan kalau aku kembali menjadi model lagi? Maksud ku, kita bisa bersaing secara sehat lagi seperti dulu. Dan kita juga bisa bersenang-senang bersama di atas catwalk. Aku sungguh merindukan masa-masa itu!" Imbuh Hinata dengan pandangan menerawang.
Padahal yang sebenarnya ada dalam benak wanita itu adalah, pemikiran kalau ia akan mengalahkan Tatiana lagi seperti dulu.
Hinata berniat untuk mengambil kembali tahta model top yang pernah ia lepaskan dulu demi mengejar cintanya kepada Mike.
Sebuah kesalahan besar yang tak seharusnya ia lakukan.
'Jika saja aku tak menyerahkan mimpi ku hanya demi cinta, mungkin saat ini aku maish berada di puncak modelling..' gumam batin Hinata.
'Tapi tak apa-apa.. perlahan-lahan, toh tahta itu akan kembali padaku lagi,' lanjut batin nya lagi dengan begitu yakin.
"Ya.. tentu saja, Nat! Tentu itu akan menyenangkan!" Sahut Tatiana terdengar begitu palsu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments