Curhat pada Sofi

Maka rencana Hinata pun dimulai.

Hinata mulai kembali melakukan treatment dan juga diet sehat untuk mengembalikan postur tubuh nya yang dulu. Ini dilakukan nya dengan bersungguh-sungguh bukan demi tujuan menjerat James semata.

Melainkan demi membalaskan rasa sakit hati nya kepada Mike dan juga Tatiana, sahabat nya. Hinata bertekad untuk merebut kembali hati Mike sehingga suami nya itu akan mencampakkan Tatiana dengan tangan nya sendiri.

Setelah dendam nya pada Tatiana terbalaskan, maka barulah ia akan membalaskan dendam nya kepada Mike. Itu bisa dilakukan nya dengan cara yang sama seperti Mike mencampakkan Tatiana nanti nya.

Bukankah perasaan dicampakkan itu akan menghancurkan ego Mike sebagai lelaki? Bila perlu, Hinata akan membuat perusahaan Mike hancur sejadi-jadi nya.

Tapi sebelum membuat perusahaan Mike hancur, Hinata perlu mengamankan aset-aset pribadi nya yang dulu pernah ia titipkan kepada Mike. Ia khawatir, bila semua aset nya itu sudah dipergunakan oleh Mike sedemikian rupa. Mengingat sifat tamak Mike yang baru diketahui nya akhir-akhir ini.

Untuk itulah Hinata membutuhkan bantuan Deril.

Deril, yang bekerja sebagai sekretaris 1 Mike, juga adalah teman se SMA Hinata dulu. Deril bisa akrab dengan Mike karena kakak Deril yang telah meninggal adalah sahabat karib dari Mike. Jadilah akhirnya jalinan takdir mengenalkan ketiga nya. Berikut juga dengan Tatiana.

"Hah! Hah! Hah!" Hinata melepas lelah dengan berbaring sekena nya di lantai gym.

"Good job, Nat! Hanya dalam kurun waktu dua bulan saja kau sudah bisa kembali prima seperti dulu! Kau mau kembali ke dunia model kah?" Tanya Sofi, instruktur olahraga nya.

Sofi adalah instruktur sekaligus teman baik yang sudah Hinata percaya semenjak ia mulai berkarir di dunia permodelan. Dari Sofi lah Hinata tahu kalau penampilan adalah aspek nomor satu di dunia entertaintment.

Dari penampilan, seseorang bisa dikenal ke dalam golgongan-golongan tertentu. Dan untuk golongan kelas atas, body goals menjadi aspek yang paling penting dan diutamakan. Setelah itu attitude dan juga latar belakarng.

Hinata mengusap keringat yang mengumpul di ujung alis nya.

"Yah.. semua ini tentu berkat bantuan mu, Sof. Makasih ya!" Sahut Hinata seraya menolehkan pandangan nya ke samping kanan atas. Tepat ke mata Sofia yang menatap nya sambil berdiri.

"Hey. Jangan memuji begitu. Kau belum menjawab pertanyaan ku, Nat. Jadi, kau mau kembali ke model, huh?" Tanya Sofi kembali.

"Yah.. kira-kira begitu lah. Menurut mu, berapa persentase ku bisa kembali ke puncak, Sof?" Tanya Hinata tiba-tiba.

"Kau ingin menjadi primadona lagi di dunia model, Nat? Hmm.. sepertinya mimpi mu itu akan sulit tahun ini. Karena, yah, kau tahu kan sahabat mu itu, Tatiana sedang menguasai puncak di permodelan. Apalagi ku dengar dia mempunyai beking-an yang kuat," sahut Sofia dengan tatapan yang tiba-tiba beralih ke arah lain.

Wanita itu tak berani menatap mata Hinata. Seolah-olah ia sedang menyembunyikan sesuatu dari nya.

Dan Hinata tahu benar apa yang sedang ada dalam pikiran teman baik nya itu.

'Sepertinya rumor tentang hubungan Mike dan Tatiana sufha sampai ke telinga Sofi..hah! Ternyata aku benar-benar buta selama ini! Semua orang saja sudah tahu tentang perselingkuhan mereka. Sementara aku, istri Mike malah tak mengendus kebusukan mereka sama sekali! Aku memang sungguh bodoh!' Hinata merutuki diri nya sendiri dalam hati.

"Maksud mu, Mike, bukan?" Tanya Hinata tiba-tiba, dengan kedua mata yang dipejamkan.

"Hah?!"

Hinata mendengar keterkejutan di nada suara Sofi barusan.

Wanita itu pun kemudian membuka kedua matanya kembali. Lalu memandang Sofia dengan tatapan acuh, masih sambil berbaring.

"Maksud mu dengan beking-an kuat nya Tatiana itu adalah suami ku, kan, Sof?" Ulang Hinata menyatakan pengetahuan nya itu kepada Sofi.

"Kau tahu, Nat?!" Tanya Sofi terkejut.

"Yah.."

Hinata lalu bangkit duduk. Kemudian menumpukan tubuh nya ke kedua tangan nya yang menekuk ke arah belakang. Ia lalu menengadah ke atas dan membalas tatapan Sofi dengan pandangan acuh.

"Aku tahu, Sof. Tentu saja.." jawab Hinata dengan sikap santai.

Sofi menatap lekat-lekat wanita di depan nya itu. Ia menangkap hal yang berbeda dari diri Hinata. Sesuatu dalam pandangan mata nya tadi membuat Sofi sedikit bergidik. Seolah-olah ia sedang berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa saja.

Karena tatapan Hinata tampak terlalu acuh saat mengatakan pengetahuan nya tentang hubungan Mike dan juga Tatiana. Padahal Sofi tahu benar kalau Hinata sangat memujai suami nya itu.

Akan tetapi pandabgan Hinata tadi terlalu abai. Terlalu santai. Terlalu.. dingin.

Sofi lalu mengambil tempat duduk di samping Hinata. Ia tahu benar kalau mantan model di dekat nya itu saat ini pastilah sedang merasakan masa-masa tersulit di ernikahan nya.

"Sejak kapan kamu tahu, Nat?" Tanya Sofi kemudian.

Hinata masih menengadahkan wajah nya ke atas. Dengan kedua mata yang terpejam rapat.

Wanita itu berusaha menahan gempuran perasaan yang hendak menyeruak dan mencekik hati nya saat ini. Bagaimana pun juga rasa sakit hati itu masih sangat menyiksanya. Meski telah hitungan bulan berganti sejak ia mengetahui kenyataan itu.

"Sejak.. dua bulan yang lalu.. kira-kira..?" Jawab Hinata dengan suara bergetar.

Tiba-tiba saja Hinata mengambil posisi duduk meringkuk. Kini kepala nya ia tundukkan di antara kedua lutut nya yang menekuk. Tubuh nya terlihat bergetar. Dan Sofi tahu, kalau saat ini, Hinata sedang menangis dalam diam.

"Hh.. kamu harus kuat, Nat. Aku yakin, kamu bisa melewati ini dengan baik.." hibur Sofi menguatkan Hinata.

...

...

Setelah beberapa menit berlalu dalam diam. Hinata tiba-tiba mengangkat wajah nya kembali.

Sofi akhirnya bisa melihat jejak tangis di balik kedua mata Hinata yang merah. Wanita itu pun langsung meraih bahu ringkih Hinata untuk memeluk nya.

"Sshh.. kamu tangguh, Nat! Aku tahu kamu itu tangguh!" Bisik Sofi di dekat telinga Hinata.

Hinata mengangguk. Mencoba mengafirmasi pernytaan Sofi terkait dirinya itu.

Selama dua bulan ini, Hinata terus mencoba meyakinkan dirinya sendiri kalau ia cukup tangguh dengan rencana balas dendam nya terhadap Mike.

Di antara malam-malan sepi saat Mike mengaku 'menginap' di kantor, Hinata memuaskan dirinya untuk menangis. Hingga kedua matanya berakhir sembab saat ia bangun keesokan hari nya.

Tapi setelah dua bulan berlalu, dan Hinata kembali memiliki body goals seperti dulu, wanita itu merasa sudah cukup bagi dirinya untuk menangisi Mike.

Tadi pun ia hanya menangis sebentar saja. Tak seperti di awal-awal dulu, saat ia masih baru mengetahui pengkhianatan Mike kepada nya.

Dulu, Hinata akan menangis hampir sepanjang malam. Dan itu cukup menguras energi nya untuk melanjutkan hari-hari.

Tetapi, demi misi balas dendam nya kepada Mike, Hinata selalu bangkit dan bangkit lagi dari keterpurukan yang dirasakan nya itu.

Sudah cukup baginya menangisi cinta yang sedari awal tak pernah ia miliki.

Sudah cukup baginya menangisi lelaki yang bahkan tak pernah mencintai nya dengan setulus hati.

Kali ini, Hinata ingin menunjukkan kepada Mike, dan juga Tatiana, kalau dirinya bisa berdiri di puncak sambil memandang rendah ke arah kedua nya.

Masa-masa itu pasti akan segera diwujudkan nya nanti.

Hinata lalu mengangguk singkat ke arah Sofi. Seraya berujar dengan tatapan teguh.

"Aku akan menjadi cukup tangguh untuk menjatuhkan mereka ke lubang got, Sof!" Janji Hinata berapi-api.

"Apa? Maksud mu apa, Nat? Aku tak mengerti.." jujur Sofi.

Kali ini Hinata menatap Sofi lebih lama. Dan kembali, Sofia mendapati tatapan membunuh itu di kedua netra milik Hinata yang tersenyum sinis ke arah nya.

"Mike dan Tatiana, tentu saja.. aku akan menjatuhkan mereka ke titik paling rendah yang bisa nereka rasakan di dunia ini! Lihat saja nanti!" Hinata kembali mengulang janji nya.

Dan Sofi yang mendengar sumpah wanita itu pun tak bisa menahan diri untuk tidak bergidik ngeri. Karena tatapan Hinata kali ini sungguh dipenuhi oleh bara dendam yang membuat Sofi sendiri merasa gentar.

***

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***