Anis dan Tante Soraya

"Maksud mu, Mike punya WIL (Wanita Idaman Lain), Tii?" Tanya Hinata dengan pandangan menusuk tepat ke mata Tatiana.

Wanita itu menantang Tatiana lewat matanya. Akankah Tatiana berani mengakui perselingkuhan nya dengan Mike saat ini tepat di hadapan nya, atau tidak.

Kedua ex sahabat itu saling berpandangan lama. Sampai kemudian Tatiana lah yang akhirnya memutuskan kontak mata di antara keduanya.

"Aku belum bisa memastikan nya juga sih, Nat. Maaf. Mungkin aku memang salah dengar. Maaf ya kalau ucapan ku sudah membuat mu khawatir," ucap Tatiana terburu-buru.

"..Tak apa-apa, Tii. Aku justru senang hila kamu mau mengabari ku tentang sesuatu yang tak ku ketahui perihal Mike. Maksud ku, di jaman sekarang ini, ada terlalu banyak pelakor bertebaran di mana-mana, bukan?" Sahut Hinata masih memandang serius ke arah Tatiana.

"Aku jelas tak bisa membiarkan tikus got mengambil keju milik ku. Bahkan mencicipi nya sekali pun, aku tak akan membiarkan nya.." ujar Hinata ber analogi.

Mendengar analogi yang disampaikan oleh Hinata, kedua tangan Tatiana pun seketika mengepal. Dan itu tak luput dari perhatian Hinata.

'Hah! Rasakan itu rubah jahat! Kau pastilah panas kan??' cibir Hinata dalam hati.

"Bagaimana jika Mike benar-benar telah menduakan mu, Nat?" Tanya Tatiana tiba-tiba.

Hinata spontan menaikkan sebelah alis nya.

"Jika? Berarti.. ini masih permisalan ya.." komentar Hinata.

Wanita itu lalu menyenderkan tubuh nya pada bagian wastafel yang kering. Selanjutnya ia bersedekap, dengan salah satu tangan yang memeragakan aksi seperti sedang berpikir.

"Mm.. apa yang akan ku lakukan jika Mike benar selingkuh di belakang ku..?" Ujar Hinata dengan kalimat menggantung.

"Ya.. apa yang akan kau lakukan, Nat?" Tanya Tatiana terlihat sangat penasaran.

Suasana tegang mengisi udara di toilet saat itu. Sampai kemudian terdengar suara lain.

Tik. Tak. Tik. Tak.

Langkah kaki orang terdengar hendak memasuki toilet. Saat itu Hinata dan Tatiana memang masih hanya berdua saja di sana. Karena nya keduanya bebas berbincang tentang Mike.

Akan tetapi saat Hinata menyadari kalau akan ada orang yang hendak memasuki toilet, ia pun akhirnya bergegas memberikan jawaban nya pada Tatiana.

"Itu jelas tak mungkin terjadi. Karena Mike sangat mencintai ku!" Jawab Hinata menutup perbincangan keduanya.

"Ayo, Tii.. sebaiknya kita kembali ke ball room. Sebelum Mike atau Pendamping mu menyusul kita ke mari!" Ajak Hinata seraya berjalan terlebih dulu.

Di belakang nya, Tatiana tampak tersenyum sinis. Ia pikir, Hinata tak melihat nya. Sayang sekali, Hinata tadi sudah sempat melihat senyuman sinis nya itu saat ia melewati nya.

'Akan ku biarkan kau merasa menang kali ini, Tii.. silahkan saja lau berpuas hati dan bersenang-senang saat ini. Kau mengira aku bodoh untuk selamanya? Cih. Kau lah yang paling tampak bodoh saat ini!' gumam Hinata dalam hati.

***

Saat melewati tikungan, tanpa sengaja Hinata bertubrukan dengan seseorang.

Bruk!

"Aduh!" Hinata mengaduh.

"Maaf! Aku tadi kelilipan. Apa Kakak baik-baik saja?" Tanya suara wanita asing.

Hinata mengangkat pandangan nya, dan ia bertatapan langsung dengan wajah pas-pasan dari seorang wanita.

Tampak jelas penyesalan di wajah wanita yang baru saja menabrak Hinata itu. Usia nya mungkin sedikit di bawah Hinata.

Akan tetapi bukan wajah wanita itu yang membuat Hinata tertarik kepada nya. Melainkan kerudung lebar yang wanita itu kenakan lah yang menjadi perhatian Hinata.

Wanita itu mengenakan kerudung merah maroon yang sangat lebar, bahkan mungkin hampir mencapai pinggang nya. Sebuah kacamata model tua bertengger di atas hidung nya yang cukup mancung.

'Seorang jilbaber..' gumam Hinata, mengomentari penampilan wanita di depan nya itu.

"Nat, kamu gak apa-apa?" Suara Tatiana terdengar khawatir.

Tapi Hinata tahu, kalau kekhawatiran itu hanyalah palsu.

"Gak apa-apa Tii.." sahut Hinata singkat.

"Maaf ya Kak. Aku beneran gak sengaja tadi. Mataku sempat kelilipan, jadi aku tadi bersihin kaca mata ku sambil jalan. Tapi aku malah nabrak kakak.." ucap wanita asing itu lagi.

"Iya. Gak apa-apa.. santai aja.." sahut Hinata menenangkan.

"Nis, kamu udah ke toilet nya?" Terdengar suara lain dari arah belakang wanita asing itu. Sang wanita asing pun menoleh, begitu juga dengan Hinata dan Tatiana.

"Mama.. sebentar ya, Ma. Tadi Anis gak sengaja nabrak kakak ini.." jawab sang wanita asing yang ternyata bernama Anis.

Hinata lalu beradu tatap dengan wanita yang tadi menyapa Anis. Dan ia pun terkejut.

"Tante Soraya?" Sapa Hinata terkejut.

"Ahh! Hinata! Apa kabar, Nak?" Sapa balik Tante Soraya, ibu dari sang jilbaber Anis.

"Sehat, Tante.. ooh.. ini Anis, anaknya Tante?" Tanya Hinata dengan raut senang.

"Iya, Nat. Papa Mama kamu gimana? Sehat semua kan?" Tanya Tante Soraya.

"Papa Mama sehat, Tante. Tapi sekarang mereka tinggal di negara X. Papa kan jadi konsulat di sana," jawab Hinata lagi.

"Ooh.. begitu. Kamu sudah nikah, Nat?" Tanya Tante Soraya saat melihat jari manis Hinata telah dilingkari cincin emas.

"Udah, Tante.."

"Syukurlah.. Tante sempat lihat berita tentang kamu sih. Kamu menekuni modeling kan, Nat? Tante dulu sering lihat kamu lho di majalah. Tapi kayaknya sekarang-sekarang ini Tante jarang lihat kamu lagi.." komentar Tante Soraya lagi.

"Hinata sempat vakum di modeling, Tante. Niat hati mau jadi istri yang berbakti dengan tinggal di rumah aja.." jawab Hinata dengan sedikit canda.

"Bagus itu.. tuh, Nis! Hinata aja udah menikah! Ayo kamu juga cepat lah menikah!" Tegur Tante Soraya pada Anis, putrinya.

Anis menampilkan wajah meringis. Ia sepertinya telah terbiasa dengan teguran dari Mama nya itu.

"Hinata ini kan sepupu jauh kamu lho, Nis. Terakhir kali kalian ketemu mungkin pas kamu baru setahun. Sementara Hinata waktu itu udah agak gedean.."

"Lima tahunan, Tante.." imbuh Hinata.

"Nah. Iya. Jadi kamu mungkin lupa, Nis. Tapi sekarqng kalian kan udah ketemu, jadi nanti kalau ketemu lagi, jangan sombong di jalan ya!" Pesan Tante Soraya.

"Iya, Ma.. "jawab Anis menurut.

kemudian, kepada Hinata, Anis berkata kembali.

"Tentang yang tadi, maaf ya Kak Hinata, Anis gak sengaja nabrak Kakak.."

"Iya, gak apa-apa.. Tante dan Anis ikut acara pelelangan amal juga kah?" Tanya Hinata kembali.

"Iya, Nat. Eh, kamu Udah punya anak berapa, Nat?" Tanya Tante Soraya lagi tiba-tiba.

Hinata tertegun. Pertanyaan tentang anak selalu saja membuat hatinya dirundung duka.

Bagaimana lah tak berduka, karena selama lima tahun pernikahan nya dengan Mike, ia belum juga dikaruniai seorang anak.

Hal ini juga yang membuat status Hinata menjadi semakin hina di mata mertuanya, Mama Lani.

Mama Lani selalu saja membandingkan dirinya dnegan menantu teman nya yang sudah bisa memberikan cucu. Entah satu, dua, ataupun tiga.

Sementara Hinata? Ia harus menabahkan diri menerima hinaan 'mandul' dari mertua perempuan nya itu.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!