Begitu selesai berteleponan dengan Deril, Hinata langsung mengambil kunci mobil dan mengendarai mobil nya secara ngebut-ngebutan. Saat ini ia sungguh membutuhkan pelampiasan untuk semua rasa sedih dan kecewa yang mendera hati dan juga pikiran nya.
Hinata tahu perbuatan nya itu salah. Tapi ia tak tahu, dengan cara apalagi ia bisa membuat hatinya merasa tenang.
Melesat cepat membelah jalanan adalah salah satu hobi yang sering digandrungi Hinata sejak dulu. Ia ingat. Dulu ia sering melakukan hal ini sesekali.
Mengingat tentang dirinya sebelum menikahi Mike dulu, Hinata tersentak kaget saat tiba-tiba saja seorang anak kecil tahu-tahu berlari di jalan depan mobil nya.
Beruntung sekali Hinata refleks menginjak rem dan juga membanting stir ke kiri. Meskipun akhirnya ia harus menabrak pembatas jalanan setelah sebelumnya mobilnya berputar-putar beberapa kali.
Brakk!
Kepala Hinata membentur roda kemudi mobil nya cukup kencang. Sehingga membuat nya merasa sangat pening setelah tabrakan itu terjadi.
Telinga wanita itu pun serasa berdenging. Sehingga selama beberapa waktu, Hinata tak bisa mendnegar suara apapun jua.
Seluruh indera Hinata serasa tak berfungsi. Meski begitu ia sadar untuk segera keluar dari mobil nya.
Masih dalam kondisi setengah sadar, Hinata lalu membuka pintu mobil dan hendak keluar melangkah. Namun karena tungkai kaki nya maish terasa begitu lemas, ia akhirnya oleng dan hampir saja terjatuh mencium aspal jalanan, jika saja tak ada sepasang tangan yang menangkap kedua bahu nya.
"Nona, Apa Anda tak apa-apa?" Tanya sebuah suara asing kepada Hinata.
Hinata hendak menjawab, namun rasa mual hebat menyerang nya begitu tiba-tiba. Ia pun akhirnya muntah-muntah, hingga kemudian tak sadarkan diri.
***
Di rumah sakit, Hinata kembali membuka kedua matanya. Kepala nya masih terasa sangat pusing.
"Nona, apa Anda masih merasa pusing?"
Suara ramah yang sama, yang tadi juga sempat menyapa Hinata tak lama setelah kejadian kecelakaan berlangsung.
Akan tetapi kali ini Hinata sudah bisa melihat jelas pemilik suara yang menyapa nya itu. Dan ia sedikit tertegun oleh ketampanan pemuda yang berdiri di hadapan nya.
"Mirip Lee Jong Suk.." gumam Hinata tanpa sadar.
Sesaat kemudian, ia menyadari kalau ia telah keceplosan menyuarakan gumaman nya tadi di hadapan sang pemuda. Seketika hati nya dihinggapi oleh perasaan malu.
'Ya ampun! Apaan sih, Nat?! Malu-maluin diri sendiri aja!' tegur nya pada diri sendiri. Kali ini di dalam hati.
"Aduh!"
Hinata kembali mengaduh kesakitan. Migrain yang datang menyerang nya begitu tiba-tiba membuat nya reflek menyentuh kepala nya sendiri. Dan ia kembali tertegun, setelah menyadari kalau kepala nya telah dibalut dengan perban.
"Ehh..?" Hinata tampak kebingungan untuk sesaat.
Sampai ia mengingat kembali kecelakaan yang tadi dialami nya.
"Anak itu!" Pekik Hinata tiba-tiba.
"Dia selamat. Syukurlah Anda mengerem tepat waktu. Saya berterima kasih untuk itu, Nona. Jika bukan karena Anda mengerem tepat waktu, Jim pasti lah sudah terluka parah tadi," ujar pemuda di depan Hinata itu lagi.
Hinata mengangkat pandangan nya, hingga kedua netra nya tepat bertatapan dengan sepasang mata sipit milik pemuda berkulit putih tersebut.
'Benar-benar mirip Jong Suk..' gumam Hinata kembali berulang dalam hati.
"Siapa kamu?" Tanya Hinata dengan pandangan bingung.
Terlebih dulu pemuda itu tersenyum. Sebelum akhirnya ia memperkenalkan diri.
"Perkenalkan, nama saya James Carls. Saya adalah.."
Perkenalan dari pemuda tersebut tiba-tiba terpotong oleh suara lelaki lain yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan.
Brak!
Pintu dibuka dengan dorongan kencang yang tiba-tiba. Sehingga itu menarik perhatian Hinata dan juga James.
Hinata mendapati sosok Mike, suami nya masuk ke dalam ruangan dengan raut gusar.
"Nat! Apa yang sebenar nya terjadi?! Kenapa kamu bisa terlibat kecelakaan kayak gini sih? Aku dibikin pusing sama rekaman CCTV kamu lagi ngebut di jalanan. Dan karena itu aku harus ngeluarin banyak uang untuk nutup berita ini dari Media!" Omel Mike seraya menghampiri Hinata.
Hinata yang masih merasa pusing, tampak seperti orang linglung kala menerima omelan dari Mike.
"Maaf, Tuan! Bukan begitu caranya Anda mengunjungi orang yang baru saja terlibat kecelakaan. Lagipula. Kecelakaan itu bukan murni kesalahan nona ini juga. Jim lah yang berlari tiba-tiba ke jalan raya dan mengagetkan Nona ini, hingga akhirnya terjadilah kecelakaan ini," tegur James dengan berani.
Mike mengernyit tak suka usai mendapat teguran dari James.
"Siapa kamu? Apa perlu nya kamu di kamar ini?" Tanya Mike memandang curiga secara bergantian ke arah James dan juga Hinata.
"Nat, siapa dia?" Tanya Mike kemudian pada istri nya.
"Dia.. James..?" Jawab Hinata dengan nada ragu.
"Perkenalkan. Saya James Carls. Saya adalah.."
"James Carls? Kamu adalah James Carls dari keluarga Carls Union?!" Tanya Mike tiba-tiba.
James mengangguk singkat. Dalam hati nya ia sudah memiliki persepsi yang buruk tentang lelaki di hadapan nya itu.
"Jadi, Nona ini tak sepenuh nya salah dalam kecelakaan ini. Saya justru berterima kasih karena berkat reflek yang baik dari Nona ini akhirnya keponakan saya bisa terhindar dari kecelakaan maut," imbuh James kemudian.
"O.. jadi begitu.. syukurlah. Syukurlah kalau begitu.. jadi, bagaimana kalau kita minum-minum sebentar di cafe, Tuan James? Kita mungkin bisa membincangkan banyak hal bersama..?" Ujar Mike terlihat jelas sedang menjilat James.
James makin tak suka dengan lelaki di hadapan nya itu. Sehingga kemudian ia pun mengabaikan Mike dan menghadap ke Hinata kembali.
"Jadi, Nona. Ini adalah kartu nama saya. Sekali lagi saya mohon maaf karena keteledoran Jimmy kami sehingga membuat Nona jadi seperti ini," ujar James.
"Untuk biaya perawatan, telah kami cover seluruh nya. Jadi Nona tenang saja. Saya harap Nona bisa segera pulih dan beraktivitas kembali. Kalau begitu, saya permisi dulu..ah.. hampir saja saya lupa. Ini adalah kartu nama saya. Bila Nona membutuhkan bantuan apapun, jangan sungkan untuk menghubungi nomor ini ya, Nona..?" tawar James sambil memberi Hinata pandangan tanya.
Hinata mengerti dengan apa yang ingin ditanyakan oleh James kepda nya. Ia pun kemudian balas memperkenalkan diri.
"..Hinata. nama ku Hinata Lotus," ucap Hinata memperkenalkan diri.
James melebarkan senyuman nya usia mendengar nama panjang Hinata.
"Lotus.. itu nama bunga bukan? Nama yang cantik. Secantik pemilik nya.. kalau begitu, saya permisi dulu.." pamit James, lalu mengangguk singkat pada Mike dan berjalan keluar ruangan.
Sementara itu, Hinata yang tadi sempat menerima pujian cantik dari James pun kembali tertegun dan merasa jengah.
'Ah! Semua lelaki tampan memang suka menggombal!' rutuk Hinata, berusaha menyembunyikan rasa malu nya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
linda sagita
karya kak mei kali ini berbeda langsun subscribe
2023-02-17
1
Mom La - La
CINTA 3 SERANGKAI mampir lagi...
2023-02-16
1
Lina Zascia Amandia
Wkwkkwkk jgn2 Lee Jong Suk.... nyasar ke Indonesia....
2023-02-13
0