Hinata menatap nyalang pada dua orang yang sangat dekat dengan nya itu. Jarak di antara mereka berkisar belasan meter. Dan Hinata berdiri di lantai bawah. Sementara Mike dan Tatiana mengambil posisi duduk di pinggir lantai 2.
Dari posisi nya, Hinata bisa melihat jelas kemesraan sikap Mike terhadap Tatiana. Dan itu membuat Hinata dibakar oleh api cemburu dan juga rasa kecewa.
Tangan nya mengepal erat tali tas yang tersampir di bahu nya. Dan matanya sudah memerah karena emosi yang sekuat tenaga ditahan nya dengan susah payah.
Berbagai memori melintas di benak Hinata. Terkait sikap Mike yang mulai berubah sejak beberapa bulan terakhir.
Dan Hinata juga mengingat, kalau Tatiana sering kali menolak ajakan nya untuk bertemu. Entah karena alasan syuting atau ada meeting dengan bos besar. Begitu alasan Tatiana kepada nya.
'Bos besar! Hah! Bos besar yang dia maksud pasti lah Mike bukan?' cibir Hinata tanpa suara.
Hinata lalu melihat saat Tatiana mencubit pucuk hidung Mike dengan manja.
'Grr.. tega benar kamu, Tii.. dia itu suami ku! Suami ku!!' pekik Hinata dalam hati.
Tak mampu membendung tangis yang hampir tumpah, Hinata pun langsung saja berbalik dan kembali ke mobil nya.
Begitu masuk dan membanting pintu mobil dengan kencang, Hinata langsung memukul roda kemudi nya demi meluapkan emosi amarah yang membludak ingin keluar.
"Aaarghhh!!! Tega kalian! Tega kalian Mike! Tii!!" Jerit Hinata penuh emosi.
Lama terdiam di dalam mobil, Hinata tiba-tiba saja mengangkat pandangan nya ke depan. Mata nya memandang tak fokus entah pada apapun yang ada di depan mobil nya. Sementara pikiran nya tertuju pada pemandangan mesra yang dipertunjukkan oleh suami dan juga sahabat nya tadi.
Akhirnya Hinata sampai pada sebuah keputusan.
Ia lalu menelpon seseorang.
Panggilan nya seketika diangkat pada dering pertama oleh seseorang di seberang telepon.
"Nat? Kenapa lagi?" Tanya orang itu kepada Hinata.
"Ril, apa kamu tahu, kalau Mike dan Tatiana punya hubungan khusus?" Tanya Hinata to the point kepada Deril.
"Hah?! Maksud kamu apa, Nat? Mike dan Tatiana punya hubungan khusus?" Tanya Deril terdengar bingung.
'Sepertinya Deril benar-benar tak tahu. Ck.ck.ck.. kalau Deril saja yang sering bersama dengan Mike sampai tak tahu hubungan mereka, itu berarti Mike dan Tiana benar-benar lihai menyembunyikan hubungan spesial mereka,' gumam Hinata dalam hati.
"Nat? Nat? Kami masih di sana?" Panggil Deril yang terdengar sedikit panik.
Hinata pun tersadar dari lamunan singkat nya.
"Ya, Ril. Berarti kamu gak tahu ya.." Hinata berkomentar pelan.
"..."
Jeda sejenak.
"Kamu serius soal mereka punya hubungan khusus, Nat? Maksud kamu, affair kan?" Tanya Deril memastikan.
"Aku serius, Ril. Barusan aku lihat sendiri dengan mata ku mereka mesra-mesraan di Noya," Hinata mengaku.
"Hah?! Terus kamu labrak mereka?!" Tanya Deril terkejut.
"Ya enggak lah! Ngapain aku malu-maluin diri sendiri? Di Noya kan jam segini lagi rame, Ril!" Sanggah Hinata dengan tegas.
"Nah. Good attitude! Tapi, Nat, apa kamu gak salah paham dengan interaksi mereka aja kah? Maksud ku, ya kali mereka bukan mesra-mesraan gitu.." bujuk Deril mencoba mengajak Hinata menilai kembali apa yang dilihat nya tadi di restoran Noya.
"Aku jelas gak salah lihat, Eil. Mike berkali-kali cium tangan Tiana! Dan Tiana juga sering banget nyubitin pucuk hidung atau pipi nya Mike. Udah kayak anak ABG yang lagi kasmaran banget kan tuh!" Pekik Hinata terdengar sedikit histeris.
"...well, looks like there's something fishy about them (yah.. memang kayaknya ada yang mencurigakan tentang mereka)," komentar Deril.
"Nah! Kamu juga mikir begitu kan!" Seru Hinata berapi-api.
Jeda kembali beberapa lama. Sampai kembali terdengar suara Hinata bicara. Kali ini, ia berkata sambil diiringi isakan pelan.
"Hiks.. salah ku apa coba, Ril? Salah ku apa ke mereka?! Kenapa mereka tega banget nikung aku dari belakang gini?! Memang nya mereka pikir aku gak bakal tahu affair mereka apa?!" Kecam Hinata pada speaker ponsel nya.
Di seberang kota Deril sedikit menjauhkan ponsel yang ia pegang dari telinga nya. Karena suara jeritan Hinata tadi cukup membuat pendengaran nya terganggu.
Deril membiarkan Hinata menangis puas. Dan setelah ia tak lagi mendengar Hinata bicara, pemuda itu pun kemudian berkata.
"Kamu tenang dulu ya, Nat. Aku akan selidiki ini dulu. Kita harus tahu dulu apa yang sebenarnya terjadi dengan Mike dan juga Tiana, Nat. Jangan bertindak gegabah dulu. Oke?" Pesan Deril.
"Oke..hiks.."
"Good girl! Sekarang, kamu tenangin diri kamu dulu deh. Have fun dulu ke mana gitu. Shopping atau traveling lah. Tapi kalau mental kamu udah siap sih, mending tanya langsung ke Mike deh baik-baik. Ku pikir, Mike bakal bilang terus terang kalau kamu nanya nya juga dengan baik-baik," lanjut Deril menasihati.
"Gak! Aku gak mau tanya apa-apa ke Mike atau pun Tatiana!" Hinata menolak usulan ke dua dari Deril.
"Oke.. kalau gitu, kamu tenangin diri dulu deh di rumah. Atau shopping.. atau.."
Ucapan Deril langsung dipotong oleh Hinata.
"Aku juga ga mau shopping! Aku mau pulang ke rumah aja. Mau tidur!" Imbuh Hinata tiba-tiba.
"..."
Di seberang telepon, Deril terheran-heran usai mendengar ucapan Hinata tadi. Tapi ia sudah terbiasa mendengar jawaban aneh keluar dari mulut Hinata.
Jalan pikiran teman nya itu memang kadang sulit ditebak.
"Yah.. it's up to you lah, girl (terserah kamu lah, Non)!" Sahut Deril.
"Dan aku iuga mau balas dendam!" Imbuh Hinata tiba-tiba.
Kalimat nya sungguh mengejutkan Deril setengah mati.
"HAH?!! Balas dendam??!! Jangan, Nat! Jangan kirim pembunuh bayaran untuk matiin mereka! Itu dosa! Kamu bisa masuk penjara nanti!" Cegah Deril mulai panik.
Beruntung saat Deril mengatakan itu, ia sedang berada di dalam mobil nya. Tadi Hinata menelpon nya saat ia baru selesai makan siang dan hendak kembali ke hotel tempat nya menginap.
Jika Deril masih berada di sestoran, sudah tentu ucapan nya tadi akan membuat nya dilirik oleh banyak pasang mata pengunjung kafe tempat nya makan siang sesaat atdi.
"Siapa juga yang mau kirim pembunuh bayaran? Kebanyakan nge halu deh kamu, Ril!" Sanggah Hinata seketika.
Mendengar jawaban itu, Deril pun langsung menghela napas lega.
"Syukurlah.. habisnya tadi kamu bilang mau balas dendam kan ke Mike dan Tatiana. Jadi ku pikir kamu mau.."
Lagi-lagi Hinata memotong ucapan Mike.
"Tapi semisal rencana ku nanti gak berhasil bikin mereka jera, aku mungkin akan pertimbangin untuk kirim pembunuh bayaran seperti usulan kamu, Ril.." ujar Hinata tiba-tiba.
"Hinata!" Pekik Deril menegur teman nya itu.
"Ck.ck.ck.. aku gak serius, Ril.. aku gak sebodoh itu untuk balas dendam dengan cara kasar. Aku kan cewek. Jadi cara balas dendam ku tuh harus pakai cara halus lah!" Ujar Hinata lebih lanjut.
"Rencana? Cara halus? Maksud kamu apaan sih, Nat? Aku sama sekali gak ngerti!" Keluh Deril.
"Lihat aja nanti. Kamu juga bakal tahu!" Sahut Hinata misterius.
"...Tapi Nat, kamu jangan mulai rencana balas dendam nya dulu ya! Biar aku cari tahu dulu yang sebenar nya kayak gimana. Oke? Aku gak mau kamu salah langkah dan menyesal nanti nya," imbuh Deril menasihati.
"Oke. Aku tunggu info dari kamu ya, Ril. Tapi ingat, jangan sampai Mike ataupun Tiana tahu ya kalau aku lagi nyelidikin mereka berdua!" Pesan Hinata bernada serius.
"Siap.. kamu tenang aja ya. Nanti ku infoin lagi deh. Udah dulu ya, Nat. Bentar lagi aku mau meeting nih sama klien," pamit Deril akhirnya.
"Oke. Makasih ya, Ril, untuk semuanya. Untung aku masih punya kamu, jangan bosan ya jadi bestie ku terus," ujar Hinata dengan tulus.
"Tenang aja, Nat. Kamu tuh udah kayak hamster ku, si Cipo yang dulu udah mati itu. Kamu selalu bikin aku gak tega sama kamu, Nat.." canda Deril menghibur Hinata.
"..sialan! Jadi nyesal nih anggap kamu bestie!" Ujar Hinata pura-pura menyesal.
"Hahaha!"
Dan tawa dari Deril pun mengakhiri perbincangan telepon di antara keduanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Senajudifa
bagus hinata aku mendukungmu
2023-02-21
1
Rini Antika
sestoran apa Restoran Kak Mel?✌️ semangat terus ya ngebut nya 😍
2023-02-17
1
Rini Antika
aku gak bisa bayangin kalau jd Hinata
2023-02-17
1