Karena Pengkhianatan
"Baik, karena pengantin perempuan dan pengantin pria sudah ada di sini. Mari kita mulai acara nya" ucap pembawa acara.
Sintia tersenyum manis, dia merasa sangat bahagia saat ini. Setelah memadu kasih selama 3 tahun, akhirnya Rendi akan menikahi dirinya.
"Pak penghulu, silahkan di mulai acara akad nya" ucap pembawa acara.
Pak penghulu mengangguk, pria baru baya itu menatap kedua mempelai secara bergantian.
"Pengantin pria, apakah anda sudah siap?"tanya pak penghulu pada Rendi.
"Siap" jawab Rendi penuh semangat.
Semua keluarga dan tamu tersenyum mendengar jawaban Rendi, sangat bersemangat dan tangkas.
Pak penghulu pun ikut tersenyum, kemudian dia beralih pada Sintia. Dia menatap Sintia dan melontarkan pertanyaan yang sama.
"Bagaimana pengantin Wanita, apakah anda sudah siap?"
Sintia tersenyum, dia merasa sedikit gugup. Sebelum menjawab, Sintia melirik calon suaminya sebentar. Baru setelah itu dia kembali menatap pak penghulu.
"Saya-"
"Berhenti!!!"
Semua orang tercengang, termasuk Sintia dan juga Rendi. Mereka menoleh, melihat Sela dengan cepat menuruni anak tangga. Dengan penampilan kacau, Sela berdiri di hadapan mereka.
"Pernikahan ini tidak bisa di lanjutkan, tolong berhenti!!!" Teriak nya dengan nafas terengah engah.
Semua orang terkejut, termasuk Sintia. Dia tidak mengerti mengapa kakak nya menghentikan pernikahan nya seperti ini.
Sintia berdiri, dia berbalik dan menatap kakak nya yang juga menatap dirinya.
"Ada apa kak, mengapa kakak mengacaukan pernikahan ku?" tanya Sintia.
"Iya nak, ada apa ini. Mengapa kamu lakukan semua ini?" Tanya Danrem menatap bingung pada putri sulungnya.
Sela masih mengatur nafas, dengan sedikit keraguan. Dia mengangkat testpack yang sejak tadi dia genggam di hadapan semua orang.
"Lihat ini, aku hamil!" Ucap nya.
Sintia mengerut bingung, dia tidak mengerti dengan apa yang saat ini kakak nya coba lakukan.
"Kak ada apa ini, apa hubungan nya. Kamu hamil dengan pernikahan ku. Mengapa kakak melakukan kekacauan ini di saat aku akan menikah!"
"Sela! Apa maksud kamu. Jangan membuat malu keluarga dengan mengacaukan pernikahan adik mu!" Bentak Danrem.
"Tidak bisakah kakak membicarakan hal ini, ketika pernikahan ku sudah selesai?"lirih Sintia dengan nada kecewa.
Semua mata tertuju kepada nya, Sela yang masih diam akhirnya buka suara.
"Bagaimana bisa, aku membiarkan pernikahan ini selesai. Sedangkan aku mengandung anak dari calon suami mu Sintia!"
Duarrrr!!!!
Bak seperti petir menyambar, Sintia merasa ucapan kakak nya sama seperti petir menyambar tubuhnya.
"Huh?"
"A-apa Kak?" Tanya Sintia lagi. Dia merasa pendengaran nya sedikit terganggu.
"Apa yang kakak bicarakan, jangan berbicara hal yang bukan bukan" seru Sintia hampir menangis.
Sintia melirik kearah Rendi, berharap pria itu menyangkal nya. Namun, apa ini??. Pria brengsek itu malah menunduk, seakan dia mengakui perbuatan nya.
"Maaf" Satu kata yang mampu meluluhlantahkan hati Sintia.
Sintia menggeleng, dia tidak bisa berpikir lagi. Semua ini terjadi begitu cepat.
Sintia beringsut menjauh dari keramaian, yang kini tengah membicarakan dirinya. Dia turun dari panggung yang seharusnya menjadi saksi pernikahan nya.
"Sintia..Maaf kan aku" lirih Rendi yang terdengar samar di telinga Sintia.
Sintia tidak mendengarkan, langkah hampa nya beringsut hingga keluar.
Sintia merasa kehilangan tenaga, sehingga dia harus berpegangan pada kursi tamu di luar rumah.
Sintia terhenyak di deretan terakhir kursi yang tersusun rapi.
Sintia menggeleng, air matanya mulai bercucuran. Isak memilukan mulai terdengar.
"Tidak, ini tidak mungkin terjadi" Dia terus mencoba menyangkalnya, dan berharap semua ini hanya mimpi buruk nya.
"Sintia, maaf kan aku. Kamu boleh marah, pukul aku. Tapi maafkan aku Sintia. Aku mohon." Lirih Rendi mendekat kearahnya, Sintia juga merasakan tangan kekar itu merengkuh tubuh nya.
Sintia tidak memberikan reaksi apapun. Hati nya hancur, pikiran nya kacau. Apa yang harus dia perlihatkan, apakah harus berteriak marah?? Atau malah meneruskan pernikahan yang pasti akan menjadi kutukan baginya.
Rendi terus memeluk Sintia, dia ikut terisak saat mendengar isak memilukan dari Sintia.
"Tidak bisakah kamu berhenti menangis? Kita bisa membicarakan semua ini secara kekeluargaan dan dengan tenang!" ucap Sela.
Sintia mendongak, mendorong Rendi menjauh dari tubuhnya. Apa yang kakak nya ucapkan, tenang? Bukan kah sejak tadi kakaknya lah yang berteriak dan menangis histeris. Lalu mengapa harus dia yang di suruh tenang. Harusnya, kakak nya lah yang tenang dan berhenti mengacaukan hari terbahagia yang sudah lama dia nantikan. Kini , telah berubah menjadi hari yang paling buruk sepanjang hidupnya.
"Sintia, ayo masuk. Kita akan membicarakan semua ini"
Sela terdengar menyela dan membatah ucapan Rendi. " Apa yang harus di bicarakan lagi Rendi. Semuanya sudah terjadi, dan Sintia harus menerimanya. Jika pernikahan nya harus di batalkan."
"Sela, bisakah kamu tenang? Apa kamu tidak malu pada para tamu huh?" Bentak Rendi.
"Mengapa harus tenang? Aku tidak bisa tenang dengan semua ini!" jawab Sela semakin menjadi jadi.
"Lalu, bagaimana bisa kau menyuruh aku tenang! Setelah kau mengacaukan hidup ku!"teriak Sintia histeris. Dia menatap sang kakak yang selama ini dia kagumi. Wanita yang pernah menjadi panutan hidup nya.
Ternyata, kakak nya lah yang mengacaukan hidup nya. Kakak nya yang menjadi musuhnya. Kakak nya yang merebut calon suaminya.
"Mengapa kau lakukan ini Sela. Mengapa??" tanya Sintia lantang.
Plak!
Sintia menatap nanar pada sang mama. Dia tidak tahu mengapa mama nya malah menampar pipi nya.
"Tidak bisakah kau berbicara sopan kepada kakak mu?"
"huh?" Bibir Sintia bergetar, dia tidak menyangka hal itu keluar dari mulut mama nya.
Tidak adil, sungguh tidak adil. "Bagaimana mama bisa melakukan ini pada ku? meng-"
Sintia memejamkan matanya, saat rea kembali hendak melayangkan tamparan lagi.
Namun, suara bariton terdengar menghentikan nya.
"Sudah cukup Rea!" teriak Danrem.
"Untuk Para tamu, kami minta maaf. Mohon pulang lah" ucap Danrem menebalkan wajah. Martabat keluarga nya tengah di runtuhkan saat ini.
Berangsur, semua orang meninggal acara pernikahan yang gagal milik Sintia. Yang tersisa hanya Keluarga inti dari kedua bela pihak mempelai.
Wanita yang bernama Lengkap Sintia Anggraini itu terhenyak di tanah.
"Mengapa ini bisa terjadi?? Mengapa??" tangis nya mulai pecah.
"Ayo masuk, dan bicarakan ini!" titah Danrem, dia masuk terlebih dulu ke dalam. Kemudian di susul oleh rea dan kedua orang tua Rendi.
"Ayo Sintia!" ajak Rendi.
"Lepas!" tepis Sintia marah.
"Kamu harus merelakan Rendi Sintia, walau bagaimanapun. Anak ku butuh seorang ayah."
Setelah mengatakan hal itu, Sela ikut menyusul Keluarga nya ke dalam. Lalu, Rendi juga melakukan hal yang sama.
"Mengapa hal ini bisa terjadi pada hidup ku? apa aku tidak pantas untuk bahagia? apa ini harus aku hadapi sendirian?"
"Mengapa????" teriak Sintia meluapkan emosinya.
Setelah berpacaran selama 3 tahun. Mengapa baru sekarang dia mengetahui ini. Mengapa setelah akad akan segera di lakukan, hal ini terjadi.
"Mengapa Harus aku???"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Vinansha AFR
Aku mampir nii kak othor..
Nyebrang jauh dari IG 😁
2023-02-24
0
Aish
mampir thor🤩🤩
2023-02-10
1
✿⃝ᴀ̣ʏᴜ́
benar-benar serasa disambar petir😢impian menjadi seorang istri dari randy harus menelan pil pahit,, tpi ga apa lebih baik tau sekarang dari pada sudah jadi istri baru tau..sabar ya .. hadir dari ku ka author semngat
2023-02-09
2