Sintia tiba di rumah. Kepala nya terasa nyeri, memikirkan tentang semua yang terjadi pada dirinya.
Apalagi setelah dirinya bertemu dengan pria itu. Pria yang mengaku sebagai kekasih kakak nya yang telah dia khianati.
"Tampan, gagah. Mengapa dia malah mengkhianati nya"
"Apa karena pria itu miskin?"
Status ekonomi, memang menjadi dasar bagi keluarga mereka. Syarat utama menjadi menantu mereka yaitu, memiliki sebuah usaha yang maju, berasal dari keluarga terpandang, minimal berasal dari keluarga yang setara dengan mereka.
Sintia memutuskan untuk mandi, lalu dia berniat ingin beristirahat. Menenangkan pikiran dan juga hati nya.
...----------------...
Di sebuah rumah besar, pria tampan dan gagah melangkah masuk. seperti nya dia merasa sangat senang. Entah apa yang menyebabkan dia sebahagia itu.
"Waw, seperti nya ada yang lagi bahagia?" sindir Reno, sahabat sekaligus kaki tangan Verrel.
Verrel tidak membalas, dia duduk di sofa, menerima segelas air minum dari Widia, istri Reno.
"Ada apa?" tanya Widia.
"Tidak ada yang istimewa, tapi aku merasa sangat senang setelah bertemu dengan nya" ujar Verrel setelah meneguk habis segelas air mineral itu.
Widia dan Rena saling pandang, kemudian menatap curiga pada Verrel.
Menyadari kedua orang itu menatap nya, membuat Verrel terkikik geli.
"Ok ok, aku ceritain"
Widia dan Reno mengangguk senang, mereka beringsut lebih dekat dengan Verrel, kemudian memasang telinga baik baik.
"Aku bertemu dengan Sintia, adik Sela. Melihat nya yang terlihat tenang dan bijaksana, seperti nya dia jauh berbeda dengan kakak nya!" Verrel kembali tersenyum.
Ini adalah hal yang paling langkah terjadi. Verrel adalah pria yang tidak mudah di taklukkan.
Cukup lama bagi Sela merayu nya, berusaha menarik perhatian nya hingga mereka bersama.
Meskipun begitu, Verrel tidak mencintai Sela. Bagi Verrel cinta itu hanya dongeng. Dia tidak percaya dengan semua itu.
Dia menerima Sela sebagai penghangat ranjang nya, mereka membuat komitmen.
"Aku tidak suka memakai banyak wanita, jadi selama kau ingin bersama ku, jangan pernah mendekati pria lain. Jika kau sudah bosan, katakan baik baik pada ku!"Tegas Verrel.
Sela menerima semua itu, dan akhirnya mereka bersama dan berakhir dengan kabar Sela yang hamil dengan calon suami adik nya sendiri.
Tentu hal ini membuat Verrel sakit hati. Dia tidak suka di khianati, apalagi oleh seorang wanita.
"Jadi, apa yang terjadi?" desak Widia penasaran, karena Verrel menggantung ceritanya.
"Aku memberinya tawaran kerjasama. Sebuah komplotan balas dendam" jawab nya.
Rena dan istri nya kembali saling pandang. Mereka tahu, jika Verrel sudah memutuskan sesuatu, maka gak itu harus segera di lakukan. Dia tidak pernah main main dengan ucapan nya.
"Apa dia menerima nya?"tanya Reno.
Verrel meringis sedih, karena Sintia belum menerima tawaran nya.
"Dia belum memberikan jawaban nya. Tapi, aku sudah memberikan nya no ponsel ku"
Reno dan Widia mengangguk mengerti, mereka tidak bisa berbuat apa apa. Hanya membantu dan sekedar memberi saran. Soal memutuskan, suami dan istri itu tidak berani.
...----------------...
Setelah selesai mandi, Sintia naik keatas tempat tidurnya, bersiap untuk tidur dan...
Tuk Tuk!!
Mata yang baru saja terpejam, kembali terbuka lebar. Dengan sorot mata tajam, Sintia menatap pintu kamar nya. Siapa yang berani mengganggu dirinya yang ingin tidur.
Ceklek.
Sintia membuka pintu, dan mendapati art nya berdiri di hadapan nya dengan sebuah kotak hadia di tangan nya.
"Maaf non, ini ada hadia dari seseorang untuk non Sintia"
Art itu menyerahkan kotak hadia itu pada Sintia, kemudian pamit untuk diri.
Sintia mengerut, dia membawa kotak hadia itu masuk ke dalam kamar nya.
"Apa ini, siapa yang mengirimnya untuk ku?" gumamnya seraya membuka pembungkus hadiah.
Setelah melihat isi nya, mata Sintia terbelalak kaget.
"Waw...Cantik banget" decak nya kagum.
Entah siapa yang mengirim nya, Sintia tidak tahu. Tapi, dia sangat menyukai gaun hijau muda yang terlihat sangat mewah.
Dengan cepat, Sintia berlari ke depan kaca. Dia menempelkan gaun itu pada tubuh nya.
"Wah, indah sekali. Aku terlihat sangat cantik!" gumam nya.
Sintia mengambil kotak hadia itu lagi, mencari nam pengirim gaun ini padanya. Namun, dia tidak menemukan apapun.
Ketika dia ingin membuang kotak hadiah itu, tiba-tiba secarik kertas jatuh ke lantai.
"Eh, apa ini?"gumam nya sembari mengambil kertas itu.
"Setelah kita berpisah tadi, aku melihat gaun ini terpajang di salah satu butik ternama. Lalu aku memutuskan untuk mengirimnya pada mu!"
Sintia mengerut, mengingat siapa yang bertemu dengan nya tadi.
Beberapa detik kemudian, mata nya membesar. Dia tahu siapa yang mengirim ini padanya.
"Verrel? mantan kekasih Sela?" gumam nya bertepatan dengan pintu kamar nya yang tiba-tiba terbuka.
Sintia menoleh, dia melihat kakak nya melangkah masuk.
"Ada apa?" tanya Sintia dengan nada datar, dia menyembunyikan kertas tadi ke dalam saku baju tidurnya.
Sela tersenyum miring, di melirik pada gaun yang sedang adik nya pegang.
"Waw, gaun yang indah. Kamu beli di mana?" tanya Sela terlihat seperti biasanya, dekat dan manja dengan adik nya.
"Dari seseorang yang mengagumi ku!" jawab Sintia ketus.
Seketika itu, tawa sela pecah.
"Seseorang mengagumi mu? ahaha...Kamu jangan bercanda dek, mana ada yang mengagumi mu" ejek Sela yang masih tertawa.
"Jika kau hanya ingin mengejek ku, lebih baik kau pergi saja. Aku tidak punya banyak waktu untuk berbincang dengan mu" usir Sintia.
Sela tersinggung, dia tidak suka adik nya bersikap kurang ajar padanya.
"Berani sekali kau bersikap seperti ini pada ku. Oh aku tahu, kamu masih Nara pada ku? karena aku sebentar lagi akan menikah dengan Rendi?"
"Apa karena itu?"
Sintia tidak menjawab, dia tidak perlu buang buang tenaga untuk menjawab pertanyaan kakak nya yang tidak penting.
"Jawab aku Sintia, apa kamu masih marah?" hardik Sela menggoyang goyangkan bahu adik nya.
Sintia sudah cukup bersabar, dia tidak bisa mengalah lagi.
"Sudah cukup Sela!" bentak Sintia.
Sela terkejut, untuk pertama kali nya dia mendengar bentakan dari sang adik.
"Waw, kamu sudah berani membentak ku?" decak Sela.
Sintia menatap Sela tajam, dia tidak habis pikir dengan pola pikiran kakak nya. Wanita ini, oh tidak semua orang mengatakan dirinya kurang ajar karena membentak kakak nya, membuat malu keluarga karena terlalu egois jika tidak mau merelakan Rendi.
Tidak kah mereka berpikir, kakak nya lah yang telah menghancurkan nama baik keluarga mereka?
Mengapa hanya terpaku pada dirinya saja, sementara kelakuan kakak nya yang telah mencoreng nama baik keluarga nya, malah di terima dengan begitu mudahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Na Filland
Yaa sama aja,, padahal Verel juga udah tidur sama Sela,,, kasian Sintia dong terima bekas Sela semuanya,,,
2023-03-07
0
Crystal
Sangat disayangkan sih. Kenapa Verrel harus pernah tidur dengan Sela, 😌
2023-03-03
1