"Maaf jika aku membuat mu kecewa, tapi aku tadi pusing memikirkan keluarga ku!" Lirih Sela menunduk sedih.
"Ada apa, apalagi yang terjadi? Apa karena masalah kita lagi?"
Sela menggeleng,
"Lalu apa?"tanya Rendi penasaran.
"Sintia akan menikah seminggu sebelum acara pernikahan kita!"
Deg.
"Kamu serius? Dengan siapa? Siapa yang mau menjadi suami wanita seperti Sintia?"decak Rendi seolah ucapan Sela tadi adalah sebuah lelucon baginya.
"Aku serius beb, Sintia akan menikah dengan Verrel Eldor!"
Awal nya terkekeh, kini Rendi terbelalak mendengarnya.
"Verrel Eldor?? Apa kamu yakin?"tanya Rendi lagi, berpikir jika telinganya salah.
"Iya Rendi, bahkan pria itu bergerak sangat cepat. Dia sudah mengantar jemput Sintia ke rumah" tutur Sela dengan ekspresi cemberut.
"Verrel Eldor? Oh ya ampun. Bagaimana bisa Sintia menerima pria seperti itu" gumam Rendi.
"Papa sama Mama gimana?"
"Mereka menolak nya, namun Sintia tidak peduli. Bahkan dia sangat acuh pada kedua orang tua ku!" Lirih Sela berpura-pura sedih, membuat Rendi langsung memeluknya.
"Sudah sudah, jangan sedih. Mungkin Sintia hanya melampiaskan kemarahannya. Sehingga menerima pria itu" tutur Rendi membujuk kekasihnya. Meskipun di dalam hati, dia masih mencemaskan gadis itu .
Oh bukan, Rendi mencemaskan bisnis keluarga nya. Jika nantinya calon mertuanya terus menentang Verrel, maka akan berakibat buruk bagi keluar Rafs.
Tidak hanya itu, Keluarganya juga akan menerima dampak nya.
Sela membalas pelukan calon suaminya, mencium bibir nya penuh dengan hasrat. Entah mengapa, Sela mendadak merasa ingin berperang dengan Rendi di atas ranjang yang empuk.
"Ahh ..Aku menginginkan mu Honey" desah Sela sembari terus merayu Rendi.
Pria itu tak menolak, dia juga merasakan hal yang sama dengan Sela.
Dalam sekejap, mereka sudah polos tanpa sehelai benang pun. Beruntung Rendi sudah mengunci pintu ruangan, sehingga mereka bisa bebas melakukan apapun di dalam ruangan kedap suara itu.
Sementara itu, Sintia dan Verrel baru saja tiba di perumahan milik Verrel.
"Ayo turun" Verrel turun lebih dulu dari mobil, kemudian di ikuti oleh Sintia.
"Wahh..."seketika itu mata Sintia berbinar, mulut nya menganga melihat pemandangan di depan matanya.
"Ini perumahan atau lingkungan istana??" Gumam nya. Sejak memasuki gerbang yang menjulang tinggi bak seperti istana tadi, hingga melihat rumah besar yang terlihat seperti rumah induk dari rumah rumah susun di sekitar nya.
Verrel tersenyum, dia menggandeng tangan Sintia masuk ke dalam rumah nya.
"Ini rumah kamu?"tanya Sintia masih dengan ekspresi terkejut dan kagum.
"Sekarang rumah aku, nanti akan menjadi rumah kita" balas Verrel, membuat kedua pipi Sintia memerah.
Mereka melangkah masuk, deretan pelayan langsung berbaris dan memberi hormat.
"Selamat datang tuan, dan.." ucapan pelayan yang Sintia yakini adalah kepala dari semuanya terjeda melihat kearahnya.
"Nyonya!" sambung Verrel.
"Nyonya" ulang pelayan itu tersenyum ramah pada Sintia.
Verrel menatap dingin para pelayan nya, terutama kepala pelayan. Seolah membeei peringatan untuk mengingat siapa wanita yang bersama nya saat ini.
"Ayo, aku akan mengenalkan mu dengan seseorang"
Sintia mengangguk, dia berjalan di samping Verrel, menaiki anak tangga yang terlihat sangat mewah. Sungguh, ini adalah rumah termewah yang pernah Sintia masuki.
"Apa nama tempat ini, mengapa begitu indah?" bisik Sintia bertanya pada Verrel
"Apa kau menyukainya?"
"Tentu saja, aku sangat menyukainya. Di sini ada taman bunga, kebun sayuran, sangat lengkap" ucap Sintia penuh semangat. Terlihat dari ekspresi wajahnya, kalau dia sangat menyukai tempat itu.
"Baguslah, jika kamu menyukainya. Aku akan membuat semua ini menjadi milik mu setelah menikah nanti"
Mata Sintia membulat besar, dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Are you crazy? " decak Sintia tak percaya.
Verrel baru ingin menjawab, tapi mereka sudah berada di depan pintu kamar seseorang.
"Kamar siapa ini?"tanya Sintia penasaran.
"Seseorang yang juga merupakan bagian dari hidup ku" Verrel menekan knop pintu, lalu mendorong nya masuk.
"Ayo"
Mendengar suara pintu terbuka, seorang wanita cantik yang sedang berdiri di depan jendela kaca langsung berbalik.
Senyum manis terukir jelas di wajah wanita itu, dia melangkah lebar mendekat kearah Verrel dan seorang wanita yang dia kenal dari cerita Verrel.
"Widia" seruh Verrel.
Yah, wanita itu adalah Widia. Istri dari sahabat Verrel, yaitu Reno. Mereka berteman sejak kecil, hingga kini.
Karena Widia satu satu nya wanita di antara mereka. Widia menjadi emas dan permata yang harus mereka lindungi.
"Hai, kamu pasti Sintia yah?"
Sintia terkejut, dia menoleh pada Verrel. Belum sempat dia mengeluarkan suara, Widia menarik tangan Sintia. Membawa gadis itu duduk di sofa.
"Jangan menoleh padanya, tanyakan langsung pada ku" ujar Widia.
Sintia sedikit gugup, dia kembali menoleh pada Verrel yang kini sudah masuk ke dalam toilet.
"Hey, Sintia. Kenapa kamu selalu melirik pada Verrel. Dia tidak akan meninggalkan mu di sini sendirian" kekeh Widia.
"Bukan begitu, tapi-"
"Kenalin aku Widia, sahabat Verrel. Suami ku juga merupakan sahabat kami" ucap Widia memperkenalkan diri. Dia tahu kalau Sintia gugup.
"Aku Sintia, tem-"
"Calon istri Verrel kan?" Potong Widia.
Sintia melebarkan matanya, membuat Widia terkekeh pelan.
"Kami bertiga adalah sahabat, apapun pasti di bicarakan. Dan kau tahu, kau adalah wanita teristimewa di muka bumi ini, tentu nya selain aku"
Lagi lagi Widia terkikik pelan, ekspresi Sinti Sanga menggemaskan di matanya.
"Benarkah? Apa dia menceritakan soal pernikahan kami? Penyebab nya apa dia ceritakan juga?" Tanya Sintia penasaran.
"Yah, dia menceritakan semuanya. Soal dirimu, hmm sorry, di khianati. Dan kakak mu mengkhianati Verrel"
"Jadi, kamu juga kenal Sela?"tanya Sintia.
Widia mengangguk, kemudian menggeleng. Membuat Sintia merasa bingung.
"Aku sering mendengar namanya Verrel sebut, entah beberapa kali. Tapi, gadis itu tidak pernah dia bawa ke rumah ini.
Kamu lah wanita pertama smyang Verrel bawa ke rumah ini, selain aku"
Sintia terdiam, jantung nya berdegup kencang. Dia tidak tahu bagaimana perasaan nya sekarang. Sintia hanya berharap jantung nya akan baik baik saja hingga mereka pulang nanti.
Ceklek.
Orang asing kembali Sintia temui, seorang pria melangkah masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu.
"siapa dia?" tanya Sintia berbisik pada Widia.
"Dia suami ku" jawab Widia lantang, membuat Sintia langsung menunduk malu. Dalam hati dia merutuki sikap Widia barusan.
"hahaha...Maaf Sintia, jangan malu begitu. Suami ku orang nya baik, tidak sangar seperti tampang nya" kekeh Widia seraya bergerak mengambil minuman untuk sang suami.
Reno menatap Sintia lekat, menilai gadis itu dari penampilan nya. Dia berusaha mencari sifat buruk di dalam diri Sintia.
Namun, Reno tidak menemukan nya. Dia tersenyum lega, Sintia jauh berbeda dengan Sela.
"Hai, aku Reno, sahabat Widia dan Verrel" ucap Reno mengulurkan tangan.
Sedikit ragu ragu Sintia hendak menjabat tangan Reno. Namun di tepis oleh seseorang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments