BMW putih berhenti tepat di depan teras rumah besar Keluarga Sintia. Gadis itu terlihat gugup dan masih duduk di kursinya.
"Apa kamu tidak mau turun?"tanya Verrel.
Sintia menoleh, kemudian mengangguk. Dia hendak menggapai pintu, tapi Verrel menahan nya.
"Tunggu sayang, aku akan membukakan pintu untuk mu" tubuh Sintia menjadi kaku, saat mendengar Verrel memanggilnya dengan panggilan sayang.
Dari jendela kaca rumah, Sela mengintip keluar. Dia sangat terkejut saat melihat pria yang sudah 1 tahun tidak menampakkan diri.
"Siapa Sela?" tanya Rea.
"Sintia pulang, ma. Dia bersama seorang pria!"
"Apa?" Danrem terkejut, dia segera beranjak keluar, melihat secara langsung siapa pria yang bersama putrinya.
"Verrel Eldor" gumam Danrem terkejut. Dia tidak menyangka bisa bertemu dengan mafia muda seperti Verrel. Nama nya ada di mana mana, semua orang yang mengetahui pasar gelap, pasti mengenal nya.
"Selamat malam tuan dan nyonya Rafs, dan..." Verrel melirik Sela, raut wajahnya langsung berubah ketika melihat Verrel.
"Putri sulung Rafs" sambung nya.
Verrel tersenyum ramah, tangan nya menggandeng erat tangan Sintia, seakan menunjukkan pada keluarga Sintia, bahwa gadis ini telah menjadi milik nya.
"Siapa kamu? Mengapa kamu bersama dengan putri ku?"
Verrel mendengar Sintia menjawab pertanyaan mama nya dan menjelaskan siapa Verrel baginya.
"Sudah aku katakan, aku akan menikah dan dialah pria yang akan menikah dengan ku!"
"Apa?" Semua mata melirik kearah Sela, membuat gadis yang tengah berbadan dua itu menjadi salah tingkah.
"Maksud ku, mengapa terlalu cepat. Baru kemarin gagal menikah, dan sekarang sudah menemukan seorang pria?" Lanjut nya.
"Memangnya kenapa? Apa kakak berharap aku akan menangis dan terus menyesali apa yang telah kamu lakukan pada ku?" Balas Sintia mulai terlihat emosi.
Verrel mengusap bahu kekasih baru nya, mencoba menenangkan gadis nya.
Melihat hal itu, Danrem menjadi naik pitam. Dia tahu siapa pria ini, tidak pernah serius dengan satu wanita. Di luar sana, sudah tidak terhitung lagi wanita yang sudah dia tiduri.
"Sintia! Masuk!" Teriak Danrem.
Sintia tidak bergeming, dia tetap berdiri di samping Verrel.
"Apa kamu tuli, papa sudah menyuruh mu masuk!" Teriak Sela.
Melihat ketegangan yang terjadi di rumah Sintia, Verrel pun mengusap lembut pucuk kepala Sintia, dan berkata sangat lembut.
"Masuk lah, istirahat. Persiapkan diri mu untuk hari kita selanjutnya"
"Baiklah, jika kamu berkata begitu" jawab Sinti patuh.
Danrem dan Rea menganga, putri mereka sudah berubah. Dia tidak mendengar perkataan mereka lagi.
"Berani sekal-"
Sintia tidak peduli, di pergi begitu saja melewati kedua orang tuanya. Katakan saja jika dia sudah menjadi anak yang durhaka Sekarang.
Sela mengikuti adik nya ke kamar, menahan saat Sintia ingin menutup pintu.
"Ada apa lagi?",dengus Sintia kesal.
Sela menatap adiknya penuh tanya, bagaimana bisa Sintia bertemu dengan pria itu. Apa mereka sedang mengadakan konspirasi.
"Sejak kapan kamu mengenal dia?"
"Itu bukan urusan mu!" Ketus Sintia.
"Sintia, aku tanya dari mana kamu mengenal pria itu!!!" Suara Sela semakin keras. Namun, tidak cukup membuat Sintia takut padanya.
"Berhenti berteriak kepada ku, aku tidak suka mendengar nya!" Bentak Sintia tak kalah kerasnya.
Dia sudah jengah di atur dan di salahkan. Dia sudah lelah dengan semua itu. Kali ini, dia tidak akan tinggal diam lagi, siapapun yang menekan nya, maka dia akan membalasnya
"Apa ini yang dia ajarkan? Apa begini caranya berbicara dengan orang yang lebih tua?"
"Berhenti menceramahi aku, karena kamu tidak pantas melakukan nya. Kamu hanya bisa merusak kebahagiaan ku saja"
"Aku sudah lelah menjadi bayangan mu, menerima hukuman dan amarah semua orang atas apa yang kamu lakukan.
Bisakah kamu membiarkan aku bernafas sebenisaja, agar aku bisa menikmati hidupku!"
"Tidak! Karena kamu akan menjadi bayangan ku selama nya!"
Sintia menatap kakak nya lekat, jika dulu dia menatap kakak nya penuh dengan kekaguman, kini dia menatap kakak nya dengan tatapan amarah.
Keputusan menikah dengan Verrel, seperti nya bukanlah keputusan yang salah. Dia akan menerima Verrel, dia akan menikah dengan pria itu.
"Aku tahu, kamu sakit hati pada ku. Aku tahu itu, tapi mengapa kamu mendekati pria itu?"
"Memangnya mengapa jika pria itu hm...Apa kau mengenal nya? Ohh astaga ...Aku lupa, kau pernah memiliki seorang kekasih yang miskin bukan?" Sintia tersenyum mengejek, melihat kakak nya terbakar amarah. Kedua tangan nya mengepal kuat.
" Tapi, mengapa kamu marah ketika aku dekat dengan Verrel, pria kaya yang saat ini menggilai ku?"
"Sintia, dia tidak seperti yang kamu bayangkan. Dia tidak memiliki apapun, aku tahu itu" ucap sela berusaha memberitahukan sang adik.
"Kau berbicara seakan kau mengenal nya" lirih Sintia tersenyum miring. Dia sengaja pura pura tidak tahu, jika Verrel adalah mantan kekasih kakak nya.
Namun, yang aneh itu adalah. Sela menganggap Verrel tidak memiliki apapun. Sedangkan bersama dengan nya, Verrel terlihat sangat kaya.
"Dia mantan pacar ku, apa kau puas? Dan ini adalah bukti bahwa kau selalu mendapatkan sisa ku!" Cibir Sela dengan bangga.
"Wah benarkah? Namun sayangnya kamu yang selalu terlihat ingin merebut apapun yang aku miliki. Contohnya Rendi. Pria sampah yang kau rebut, bahkan kau merelakan tubuh mu di nikmati oleh nya"
"Sintia!!" Tegur Sela kembali emosi.
"Ups.."
Sementara itu, di luar rumah. Verrel masih berhadapan dengan Danrem. Pria tua yang menjadi ayah Sintia.
"Mengapa kau mendekati putri ku tuan Eldor?" nada suara Danrem terdengar dingin.
Rea yang tidak tahu siapa Verrel, dia hanya diam dan melihat percakapan mereka.
"Tidak ada alasan lain tuan Rafs, aku hanya ingin menikahi putri mu!"
"Cih. Aku tidak yakin dengan hal itu. Aku tahu siapa dirimu, mafia licik"
Verrel langsung tertawa, ketika mendengar panggilan calon ayah mertua untuk dirinya.
"Nama yang bagus, tapi aku tidak menyukai nya. Ini tidak akan baik jika nanti kita sudah menjadi keluarga " gumam nya.
Danrem semakin naik darah, dia tidak akan pernah menerima pria ini menjadi menantunya.
"Sampai kapan pun, kau tidak akan pernah menjadi menantu ku, tidak akan pernah aku biarkan kau masuk ke dalam keluarga ku!"
"Ohh jangan terlalu besar berharap tuan Rafs, aku tidak sebodoh itu, aku tidak mau masuk ke dalam keluarga mu, tapi aku hanya ingin masuk ke dalam kehidupan putri mu. Setuju atau tidak nya" sorot mata Verrel berubah menjadi tajam, Rea bergidik ngeri melihatnya.
"Bagaimana mungkin, kau berkata kasar seperti itu pada keluarga gadis yang kau suka!" decak Rea. Dia sudah mencap pria itu sangat buruk.
Namun, Verrel tidak akan peduli. Dia hanya butuh Sintia, bukan keluarga nya.
"Maaf nyonya Rafs, aku tidak butuh kalian, aku hanya butuh putri kalian. Permisi"
"Dasar tidak sopan, aku tidak akan pernah menerima mu masuk ke dalam keluarga ku!" Teriak Rea memaki Verrel yang sudah masuk ke dalam mobilnya. Kemudian melaju pergi.
"Anak tidak berguna!"
Danrem masuk ke dalam rumah, dia memanggil Sintia dengan suara lantang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments