Situasi sangat kacau, Sintia benar benar syok dengan apa yang baru saja dia alami.
Segerombolan anggota bersenjata datang menghadang dirinya, tanpa berdaya dia harus melihat Lena di pukul secara tidak manusiawi hingga jatuh pingsan.
Beruntung Verrel datang tepat waktu, pria itu berhasil menyelamatkan Sintia dan memerintahkan Reno membawa gadis itu ke tempat yang aman.
Verrel??
Bagaimana dengan pria itu, Sintia teringat dengan Verrel, dia tidak tahu bagaimana nasib pria itu sekarang. Melihat betapa banyak nya penjahat itu, Sintia tidak yakin Verrel akan selamat.
"Minumlah" Widia menyodorkan segelas air putih. Sintia pun menerimanya, situasi yang sulit membuat tenggorokan nya terasa kering.
"Terimakasih" ucap Sintia meletakkan gelas yang suda kosong ke atas meja di depan nya.
Widia menatap Sintia, dia dapat merasakan keterkejutan yang Sintia rasakan. Gadis yang biasa duduk di kantor, kemana mana selalu aman. Tidak tahu menahu dengan dunia kejam seperti yang Verrel lalui.
Kini kehidupan itu mulai memasuki ranah Sintia, lambat laun dia akan melalui kekejaman dunia bersama Verrel.
"Kamu harus membiasakan diri. Ada situasi yang bahkan lebih sulit di Bandung situasi ini"
Sintia mendongak, mendengar ucapan Widia barusan. Situasi ini sudah membuat nya hampir mati ketakutan, sedangkan Widia, mengatakan masih ada yang lebih parah.
Oh yah tuhan, Sintia tidak bisa membayangkan situasi seperti apa itu.
"Verrel bukan lah pria biasa, seperti yang kamu pikirkan. Dunia nya dan dirimu itu berbeda."
"Jika sudah terlanjur melangkah, maka kamu tidak akan bisa mundur lagi. Kamu sudah di ketahui sebagai pasangan Verrel, semua orang pasti akan mengincar mu dan menganggap kamu sebagai kelemahan Verrel"
Sintia tertegun, dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Namun, jauh di lubuk hatinya. Dia tidak menginginkan mundur dari pernikahan ini.
Sintia justru ingin mengetahui lebih jauh lagi. Dia penasaran, dunia seperti apa yang sedang Verrel jalani.
"Siapa mereka, mengapa mereka menyerang Verrel. Bahkan, setelah melihat tembok yang kokoh, penjahat tidak akan mudah menerobosnya. Tapi, mereka tetap bisa melakukan nya."
Widia terdiam, pertanyaan yang Sintia lontarkan tidak bisa dia jawab. Hanya Verrel yang bisa menjelaskan padanya.
"Suatu hari nanti, kamu pasti akan mengerti dan mengetahui siapa mereka." Jawab Widia. Wanita itu beranjak membawa gelas kosong milik nya dan juga Sintia ke dapur.
Dapur?
Yah, ruangan ini di desain khusus untuk persembunyian. Verrel sudah mempersiapkan segala sesuatu kemungkinan yang terjadi.
Dia tahu, sepintar pintarnya dia mengatur pengamanan, suatu hari nanti para musuhnya pasti bisa menerobos keamanan kompleks damai nya.
Ruangan itu di lengkapi dengan segala kebutuhan kehidupan sehari hari. Ada dapur, kamar tidur, ada kamar mandi dan ada juga tempat menjemur pakaian. Tidak di luar ruangan, melainkan di kamar mandi, secara otomatis akan ada penghangat yang muncul ketika tombol nya di tekan.
Sedangkan dari luar, pintu ruangan bisa tersamarkan. Pintu akan terlihat seperti di dinding biasa. Tidak akan ada yang bisa menduga ada ruangan di balik tembok itu.
Sementara itu, di luar sana. Verrel berhadapan dengan Mr Topi. Mafia yang terkenal dengan kelicikan nya.
"Kali ini, apa lagi yang kau inginkan Mr Topi?" Tanya Verrel lantang. Dia sudah lelah mengalahkan mereka.
Pria itu tertawa, dia menatap Verrel dengan tatapan mengejek.
"Setelah semua yang kau lakukan, kau masih bertanya? Hahaha...Dasar bodoh, sampai mati pun, aku tidak akan membiarkan mu hidup dalam ketenangan!"
Verrel terlihat santai, dia melirik Reno yang baru saja tiba setelah mengantar calon istri nya.
"Aku dengar, kamu akan menikah. Siapa gadis itu? Apa dia cantik? Umm seperti apa body nya? Bolehkah aku mencoba nya?"
"Diam kau bajingan! Aku peringatkan kau, jangan pernah mencoba menyakiti Keluarga ku!" Verrel menggertak kan gigi nya, menahan amarah ketika mendengar pria di hadapan nya itu membahas soal Sintia.
"Wahh...Mr Eldor. Melihat reaksi mu seperti ini, membuat aku semakin yakin, bahwa wanita itu sangat berarti bagi mu"
"Diam kau!!"
Dor! Dor!
Verrel mengarahkan tembakan nya pada beberapa anak buah Mr Topi.
"Jika kau tidak pergi sekarang juga dari kediaman ku! Akan ku pastikan, semua anak buah mu, mati di tangan ku!" Peringat Verrel lagi.
Mr Topi sedikit panik, dia menatap pasukan Verrel yang jauh lebih banyak di bandingkan dengan pasukan nya.
Pasukan Verrel terkenal dengan keahlian bela diri, semua orang tahu itu. Sulit untuk menaklukkan mereka. Mr Topi memilih untuk mundur, tapi dia tidak menyerah. Suatu hari nanti, dia akan membuat perhitungan lagi dengan Verrel.
"Kali ini, aku memang mundur Mr Eldor! Tapi ingat! Aku tetap akan membalaskan dendam ku!. Dendam anak dan istri ku. Akan ku pastikan kau merasakan apa yang aku rasakan!"
"Terserah apa yang ingin kau lakukan! Dan jangan lupa, berani berbuat, maka berani menanggung resiko. Mungkin kau bisa menemui keluarga mu lebih cepat!" Balas Verrel tersenyum mengejek.
"Keparat kau!" Umpat Mr Topi menahan amarah, dia memberikan kode pada anak buah nya segera pergi dari sana.
Fyu!
"Bereskan semua nya! Pindahkan semuanya ke ruangan khusus pelatihan. Gelar acara pernikahan tertutup, beberapa orang penting saja yang di undang" titah Verrel.
"Baik boss!"
Verrel menatap Reno, " dimana dia?"
"Ada di ruangan persembunyian" jawab Reno mengerti siapa yang Verrel maksud.
Pria itu pun berlalu, dia pergi menemui calon istri nya. Verrel yakin, wanita itu saat ini pasti ketakutan, dia pasti bingung dan bertanya-tanya tentang siapa dirinya sebenarnya.
Sintia tersentak, saat mendengar suara pintu terbuka. Dia langsung berdiri dari tempat duduk nya, dan berjalan menuju ke arah pintu.
"Verrel!"
Sintia langsung memeluk Verrel, mengucapkan berbagai kata syukur karena, Verrel kembali dengan selamat tanpa ada luka sedikit pun. hanya ada noda bercak darah di baju Verrel.
"kamu tidak apa apa kan?"
"Tidak Sintia, harusnya aku yang bertanya pada mu. Apa ada yang terluka? bagian mana yang sakit?" ucap Verrel balik bertanya. Dia mengurai pelukan Sintia, mengecek seluruh tubuh Sintia.
Sintia menggeleng, dia tidak mengalami luka apapun, dia hanya syok dengan kondisi yang terjadi secara tiba-tiba.
"aku tidak apa apa Verrel, hanya saja Lena masih belum sadarkan diri" lirih Sintia melirik kearah Lena yang terbaring lemah.
Verrel pun ikut melirik kearah Lena, menatap wanita yang rela mati demi melindungi majikan nya. Verrel cukup terkesan dengan hal itu.
"Reno, panggilkan dokter." titah Verrel.
"Baik boss!" sahut Reno, dia segera menghubungi dokter khusus melayani Verrel dan orang orang sekitarnya.
"Luka di bagian perut dan lengan nya cukup parah. seperti nya, mereka menggunakan pisau" ujar Widia angkat bicara. Verrel mengangguk, di juga melihatnya. karena itulah Verrel memerintahkan Reno untuk memanggil sang dokter.
Verrel merengkuh tubuh Sintia masuk ke dalam pelukan nya, memberikan rasa aman, dan menghilangkan rasa takut di hati Sintia.
Verrel tahu, Sintia pasti menyalahkan dirinya atas apa yang menimpa Lena.
"Jangan salahkan dirimu, semua ini bukan kesalahan mu. Dia hanya menjalankan tugasnya sebagai pelayan!" ucap Arkan mempererat pelukan nya pada tubuh ramping Sintia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments