Topeng

Berlari sekuat tenaga dengan memakai rok setinggi lutut dan pakaian sekolah yang cukup ketat membuat aku terhambat untuk lari dengan semua kekutanku, aku harus terus menggunakan kakiku sendiri untuk sampai di sekolah hingga di perjalanan tidak sengaja bertemu dengan Sela, seorang gadis yang cukup cantik dengan rambut panjang sebahu dan dia adalah gadis yang sama yang kemarin mengajakku untuk makan bersama di kantin.

Tapi ujung-ujungnya dia malah mengolok-olok aku di hadapan semua orang, bahkan menyuruh kedua temannya untuk menyiramkan air ke atas kepalaku, dia menggunakan mobil dan berhenti di dekatku lalu kembali menghinaku dengan ucapannya yang sangat menyebalkan.

"Hey...anak pungut! Kakakmu si Cecil itu sudah kembali, dia tidak mengambil kesempatan untuk loncat kelas dan malah memilih kembali ke sekolah menengah di kelas A bersama dengan Kaylo, itu semua pasti karenamu kan?" Bentak dia tiba-tiba.

Aku tidak mengerti dengan apa yang dia katakan, dia tiba-tiba muncul, keluar dari mobilnya menghadang jalanku dan memarahi aku di pinggir jalan seperti itu.

"Urusan Cecil kembali ke kelas 12 itu tidak ada hubungannya denganku, aku tidak tahu apapun bahkan aku baru tahu kabar ini darimu" balasku dengan jujur.

Meski aku sudah mengatakan yang sebenarnya, tapi terlihat Sela tetap membenciku dan dia mendorong sebelah bahuku dengan jari tangannya hingga aku mundur beberapa langkah ke belakang.

"Heh, jangan berpura-pura tidak tahu, aku yakin semua ini karenamu, asal kau tahu jika sampai Cecil mendekati Kaylo lagi, dan dia merebut posisiku sebagai ketua di gengku aku akan menghajarmu!" Bentaknya memberikan ancaman.

Kemudian dia hendak pergi masuk kembali ke dalam mobilnya namun aku segera menahan tangan dia dengan cepat, karena aku tidak terima dia memberikan sebuah ancaman kepadaku, dimana aku tidak mengetahui urusannya sama sekali

Mungkin aku akan lemah dan mengalah pada Cecil dan ibu angkatku, tetapi tidak pada orang asing yang tidak memiliki pengaruh apapun dalam hidupku ini.

"Tunggu! Siapa kau berani mengancamku? Aku beri tahu kau sekali lagi, Cecil dan aku berbeda dan aku tidak tahu apapun tentangnya, aku hanyalah anak angkat sama seperti yang kau tertawakan kemarin, jadi jangan mengganggu aku karena kesalahan dan kebencian dirimu pada Cecil!" Ucapku mengatakannya dengan tegas dan menggenggam tangan Sela dengan kuat.

Meski Sela meringis menahan sakit aku tetap tidak ingin melepaskan genggaman tanganku dengan mudah, sampai ketika dia benar-benar kesakitan dan mengangguk mengerti dengan ucapanku barulah aku melepaskannya dengan segera.

"AA..AA..aww..hey lepaskan tanganku!" Bentaknya meringis kesakitan,

"Aaahh ..iya...iya, aku tidak akan mengganggumu" balasnya dan aku segera melepaskan tangan dia.

Aku melanjutkan jalanku dan mengabaikan Sela yang menggerutu bahkan menyumpahi aku di belakang, bagiku dia hanya seekor nyamuk yang lemah dimana aku bisa menepuk dia kapan saja, dan membuatnya mati di tanganku dengan mudah.

"Dasar anak pungut sialan, awas kau aku tidak akan membiarkanmu bebas begitu saja, aku sumpahi kau jatuh ke kubangan!" Teriak dia menyumpahi aku.

Aku mengabaikannya dan tetap melanjutkan jalanku karena takut kesiangan, hingga ketika aku sampai, gerbang hampir tertutup dan salah satu guru yang mengajar mengenai kedisiplinan sudah berdiri di depan pintu memeriksa serta memberikan hukuman kepada anak-anak yang terlambat, aku bingung dan merasa resah karena tidak ingin di cap buruk oleh guru di hari kedua aku masuk sebagai siswa baru disana.

"Ohh...gerbangnya hampir tertutup dan ada guru disana, aahh bagaimana ini" gerutuku merasa bingung.

Disaat aku kebingungan ku lihat Kaylo berjalan melewati aku dengan santai dan dia bisa masuk dengan mudah ke dalam sekolah melewati guru yang berdiri memeriksa disana.

Aku terheran-heran ketika melihat hal tersebut karena hanya Kaylo yang bisa melewati gerbang meski dia kesiangan, aku pun mencoba untuk berjalan ke sana karena tidak memiliki ide lain yang bisa aku lakukan, saat aku hendak melewati gerbang guru itu memanggilku dan dia menyuruh aku untuk berdiri di sampingnya dengan para siswa lain yang kesiangan.

"Kau yang memakai tas hitam, mau kemana kau, cepat berdiri di samping yang lainnya!" Bentak guru itu memerintah,

"Maaf pak, aku siswa baru dan aku belum mengetahui peraturan di sekolah ini, jadi bisa aku masuk sekarang?" Ucapku beralasan.

Untungnya guru itu percaya dan memberikan aku kesempatan untuk kali ini.

"Aahhh...begitu, ya sudah kau saya beri ampunan sekarang, tapi jika nanti saya melihat kau kesiangan lagi, bapak tidak akan segan-segan membuatmu menerima hukuman dua kali lipat, mengerti!" Bentak guru tersebut memperingati aku,

"Mengerti pak" balasku membungkuk lalu segera masuk ke dalam.

Aku menghembuskan nafas lega dan akhirnya bisa masuk dengan mudah, namun aku tetap saja merasa sedikit terganggu karena Kaylo bisa masuk ke dalam sekolah tanpa di berikan pertanyaan apapun oleh guru tersebut, aku terus memikirkannya hingga ketika di depan kelas aku melihat Cecil di kerumuni oleh anak-anak di kelasnya, ya aku duduk di kelas B dan Cecil duduk di kelas A, tentu saja kelas kami bersampingan dan aku bisa melihat dia dengan jelas.

Aku hanya melihat dia yang selalu pamer dimanapun dia berada dan sudah tidak aneh melihat tingkah munafiknya itu, tadinya aku berniat mengabaikan dia dan segera masuk ke dalam kelas, tapi Cecil malah memanggilku dengan sebutan adik sehingga membuat teman-teman perempuan penggemarnya segera berbalik menatapku.

"Ehh...Adik kenapa kau baru datang, apa kau kesiangan? Ya ampun adik, kakak kan sudah bilang agar kita pergi bersama, lagi pula kakak memilih untuk tidak mengambil kesempatan loncat kelas demi menjagamu di sekolah ini, dengan begitu kita bisa masuk ke universitas bersama-sama tahun depan" ucapnya bicara omong kosong kepadaku di hadapan banyak orang.

Aku hanya diam tanpa memberikan reaksi atau jawaban apapun karena tidak mengerti dengan semua omong kosong yang dia katakan, hingga Cecil membisikan sesuatu di samping telingaku.

"Cepat jawab aku dengan baik dan panggil aku kakak!" Ucapnya memerintah lagi.

Terpaksa aku harus menurutinya karena bagaimana jika aku tidak menurutinya mungkin dia tidak akan membuatku selamat ketika berada di rumah nanti.

"A..ahh...iya kak, maaf itu kesalahanku karena kesiangan" balasku yang pada akhirnya hanya bisa menyalahkan diriku sendiri.

Padahal dalam kenyataannya Cecil lah yang meninggalkan aku, dia sendiri yang tidak suka untuk pergi ke sekolah bersama denganku, namun di depan teman-temannya di hadapan semua orang dia memakai topeng yang sangat sempurna, berpura-pura baik dan memperlakukan aku layak nya adik sungguhan bagi dia.

"Ya sudah nanti kita pulang bersama ya dik, kakak akan masuk ke kelas dulu" ucap Cecil sambil tersenyum kepadaku dan aku hanya membalasnya sekilas.

Orang-orang langsung saja memuji Cecil atas sikap baik dan lemah lembutnya, mereka juga membicarakan Cecil yang rendah hati juga memperlakukan aku dengan baik meski aku adalah adik angkat baginya.

"Cecil kamu memang bidadari, hatimu baik sekali memperhatikan adikmu padahal dia hanyalah adik angkat, aaahh....aku cemburu dengan adik angkat mu itu" ucap salah satu temannya.

Mereka segera masuk ke dalam kelas dan aku juga segera pergi karena sangat muak melihat semua drama yang perankan oleh Cecil.

"Apa dia tidak bisa mencintai diri dia apa adanya?" Gumamku memikirkan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!