Mengejar Cinta Lukas
Hallo namaku Vivian Wheeler aku putri bungsu keluarga Wheeler, saat ini adalah hari ulangtahunku yang ke 17 tahun, tapi seperti biasa tiap tahun aku tidak pernah merayakan apapun untuk hari kelahilanku, jika gadis lain akan membuat sebuah pesta meriah dan mengundang teman-temannya untuk datang aku justru tidak pernah datang ke pesta sekalipun, aku selalu di perintah untuk tinggal di rumah dan tidak pernah bisa melihat dunia luar, bahkan aku hanya sekolah, pulang dan tidur setiap hari.
Terkadang aku merasa iri dengan kakakku Cecil Wheeler dia saat ini berusia 18 tahun namun tanggal dan bulan ulang tahunnya sama denganku, tetapi walau begitu dia selalu merayakan ulang tahunnya di hotel mewah bintang lima atau terkadang merayakan pesta di rumah, aku hanya bisa menonton pesta miliknya dan setelah selesai membantu membereskan pesta tersebut sebab tidak ada banyak pelayan di rumah kami meskipun kami keluarga kaya raya, hanya ada satu ketua pelayan yang bekerja di rumahku yaitu bi Ida dia sudah aku anggap seperti keluargaku sendiri sebab dia sudah mengurusi aku sejak aku kecil hingga sebesar saat ini.
Sejak kecil aku selalu menerima banyak tekanan dari keluargaku sendiri, dan ibuku selalu membenciku, dia tidak pernah menganggap keberadaanku kecuali jika dihadapan ayah namun itupun masih dengan sorot mata yang penuh kebencian.
Terkadang aku sering merasa bingung dan berpikir apakah aku putri ibuku juga atau bukan, sebab perlakuan ibu kepadaku dengan kepada Cecil sangatlah berbeda, bahkan tempat tidurpun aku hanya di berikan kamar kecil di samping kamar pelayan, aku tidak pernah protes karena aku pikir Cecil juga merasakan hal yang sama ketika dia seusiaku.
Hingga semakin dewasa aku semakin berpikir bahwa semua ini memang terlalu berbeda antara aku dan Cecil, kini usiaku 17 tahun dan Cecil 18 tahun dia mengadakan sebuah pesta besar di kediaman kami dan aku hanya diminta untuk menjadi pelayan di acara pesta ulang tahun kakakku sendiri.
"Vivian....Vivian...kemari kau!" Teriak ibuku sangat keras.
Aku segera berlari menghampirinya dengan membawa baki di tanganku,
"Ada apa ibu?" Tanyaku menghampiri,
"Kau lihat ini bagaimana bisa kau menyiapkan pesta untuk kakakmu seperti ini, ganti semua piringnya ini terlihat murahan!" Bentak ibuku.
Aku hanya bisa menghembuskan nafas lesu dan segera mengambil piring-piring tersebut lalu mengembalikannya ke dapur dan mengganti dengan piring lain yang jauh lebih bagus.
Aku terus berjalan dengan lesu karena sudah kelelahan menyiapkan untuk pesta ini sejak pagi, hingga kepalaku kini terasa sedikit pusing.
"Nona apa kamu baik-baik saja, sudah biar bibi yang menyelesaikan sisanya sebaiknya nona istirahat saja" ucap bi Ida kepadaku,
"Tidak papa bi aku baik-baik saja, ini paling hanya pusing sedikit, jangan mengkhawatirkan aku" balasku sambil tersenyum meyakinkannya.
Aku berusaha menguatkan diriku sendiri dan segera kembali melanjutkan pekerjaanku hingga akhirnya semua sudah selesai, aku pergi menghampiri ibuku untuk melaporkan bahwa semua pekerjaan sudah aku selesaikan dengan baik dan sudah siap untuk digunakan pesta nanti malam.
"Tok...tok...tok..." Suara ketukan pintu yang ku ketuk,
Ibu mulai membuka pintu kamarnya dan menatap ke arahku dengan sinis seperti biasanya.
"Ada apa kau kemari?" Tanyanya dengan kedua tangan yang dilipatkan di dadanya,
"Pekerjaanku sudah selesai bolehkan aku kembali ke kamarku sekarang, aku ingin beristirahat Bu, kepalaku pusing" ucapku mengatakan apa yang aku rasakan,
"Kembalilah, tapi ingat kau harus tetap menjadi pelayan di saat acara pesta ulang tahun Cecil nanti malam, ingat itu" ucap ibuku memperingati,
"Iya Bu aku mengerti" balasku sambil mengangguk.
Aku pun segera pergi ke kamarku, membersihkan diri dan segera mengistirahatkan tubuhku, saat aku merebahkan tubuhku ke atas ranjang dan aku menatap ke atas dengan lurus.
Aku mulai teringat dengan seorang pria luar biasa di masa lalu, dia pria yg tampan dan perkasa dia menyelamatkan aku dari kolam renang saat ulang tahun Cecil yang ke 6 tahun.
Kala itu 12 tahun silam saat aku menginjak usia lima tahun dan Cecil enam tahun keluarga kami mengadakan sebuah pesta yang sangat meriah, tapi saat itu masih ada ayah karenanya itu menjadi hari perayaan ulang tahun pertama dan terakhir untukku, ayah memperbolehkan aku untuk merayakan hari ulang tahunku bersama dengan Cecilia bahkan dia membelikan aku sebuah gaun yang sangat cantik.
Aku terlalu senang kala itu dan di malam perayaan aku memakai gaun itu sehingga beberapa orang menatap ke arahku dan banyak dari tamu undangan yang memuji kecantikanku maupun gaun yang aku kenakan, perhatian semua orang datang padaku dan Cecil membenci itu, dia menarik tanganku sangat kencang dan membawaku ke pinggir kolam, aku pikir saat itu dia hanya marah biasa terhadapku.
Namun ternyata dia bahkan berani mendorongku dengan sengaja ke dalam kolam hingga aku hampir tenggelam karena tidak bisa berenang, aku pikir aku akan mati kala itu sebab tidak ada siapapun di sekitar kolam rumahku, dan Cecil juga pergi meninggalkan aku begitu saja.
"Huh...rasakan itu Vivian, siapa suruh gadis sepertimu pantas mendapatkan banyak pujian, akulah yang harus mendapatkannya bukan kau!" Perkataan Cecil yang terakhir kali aku dengar dan masih berdengung di telingaku hingga saat ini.
"Tolong ...huft....tolong...." Teriakanku yang mulai redup perlahan lahan,
Aku sudah pasrah jika itu sudah ajalku namun tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam air dan meraih tanganku aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena saat itu aku sudah kehilangan kesadaran dengan perlahan.
Pria itu berhasil menyelamatkan aku dan dia membantuku hingga aku tersadar dan berhasil mengeluarkan banyak air yang aku minum sebelumnya.
"Ohok...ohok..." Aku yang terbatuk karena baru saja sadar.
Aku melihat seorang pria yang jauh lebih dewasa duduk di sampingku dengan pakaian yang basah kuyup dan rambut berantakan dia menatapku dengan tatapan kosong serta dingin dan aku menatapnya dengan heran.
"Kamu siapa?, Apa kamu yang menyelamatkan aku tadi?" Tanyaku kepadanya,
Dia mengangguk tanpa bicara sedikitpun, dan tangannya meraba raba ke sekitar dia memegang wajahku dengan acak lalu meminta maaf begitu saja karena sudah membuatku kesal dengan perbuatannya.
"Aduhh ..hey...apa yang kau lakukan?, Kau menampar wajahku barusan" ucapku kesal sambil menahan tangannya yang terus meraba kesana kemari,
"Ma..maaf aku tidak bisa melihat, maafkan aku" ucapnya yang membuatku sangat kaget.
Aku terperangah dan langsung melepaskan tangannya begitu saja.
"Tidak papa kamu tidak perlu meminta maaf, aku yang salah dan terimakasih sudah menyelamatkan aku" balasku kepadanya.
Dia tidak menjawab ucapanku lagi dan tangannya itu terus meraba kesana kemari tanpa henti, aku merasa jengkel dengan tingkahnya sehingga aku langsung berdiri dan bertanya dengan apa yang tengah dia lakukan sedari tadi.
"Hey....apa yang sedang kamu cari kenapa kau terus meraba raba tidak jelas seperti itu?" Tanyaku kepadanya dengan nada sedikit kesal,
"Tongkat, aku kehilangan tongkatku saat menyelamatkanmu tadi, bisakah kau membantuku mendapatkannya" ucapnya meminta bantuanku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments