Aku terus menatap keluar dari jendela kamarku dan melihat betapa banyaknya tamu undangan yang hadir ke rumahku dalam perayaan ulang tahu kakakku Cecil, sebenarnya aku sangat iri ketika melihat semua itu, karena ini sudah bertahun-tahun lamanya tapi keluargaku masih tidak menganggap keberadaanku dan aku juga masih belum tahu apa alasan mereka melakukan ini terhadapku, hingga tiba-tiba saja aku melihat seorang pria tampan memakai jas hitam yang mengkilap dan dia begitu bercahaya.
"Waahhh....siapa pria itu, kenapa dia bisa setampan ini?" Ucapku penasaran.
Aku langsung bergegas turun dan keluar dari kamarku, karena aku ingin melihatnya lebih dekat lagi, sebab entah kenapa sejak pertama kali aku melihatnya aku merasa dia seperti seseorang yang aku kenal beberapa tahun yang lalu, sehingga aku pergi untuk memastikannya meskipun saat itu ibu sudah melarangku agar tidak keluar dan menampakkan diri di depan banyak tamu undangan.
Namu aku tetap keluar dengan menggunakan tudung di kepalaku agar ibu tidak menyadarinya, aku melewati jajaran para tamu yang merayakan pesta dan terus mencari keberadaan pria tadi yang aku lihat di luar, sampai tidak lama ketika Cecil melakukan beberapa penyampaian kata untuk menyambut para tamu dia pun terlihat menunjuk ke arah seseorang sambil mengucapkan terimakasih kepadanya.
"Hallo semuanya ini adalah ulang tahun yang paling aku tunggu-tunggu dimana ulang tahun yang ke 18 ini akan menjadi permulaan ku dalam memimpin perusahaan milik keluarga Wheeler ini, selain itu aku juga ingin mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada tuan Lukas dari keluarga Pramudya sekaligus tuan rumah dalam bisnis di negara ini karena sudah turut hadir dalam pestaku kali ini" ucap Cecil sambil membungkuk memberi hormat kepada pria tersebut.
Saat aku melihat arah pandang Cecil rupanya dia bicara kepada pria yang aku cari sedari tadi dan pria itu benar-benar terlihat gagah serta berwibawa, dimana ada dua pria juga di belakangnya dan aku masih mengingat dengan jelas wajah pria itu, aku merasa wajahnya sangat tidak asing dan aku terus berusaha mengingat sesuatu di dalam pikiranku.
Hingga akhirnya aku tersadar dan mengetahui bahwa pria itu adalah pria yang aku cari sejak lama.
"Aahhh...iya dia pria kecilku dia teman masa kecilku yang aku cari selama ini, aku yakin itu pasti dia... Tapi dia terlihat sehat dan matanya tidak buta sedangkan cinta masa kecilku seorang pria buta yang baik hati, meski wajahnya terlihat sangat mirip tetapi apa dia orang yang sama?" Gumamku memikirkan.
Aku terus memperhatikan pria itu hingga aku tidak sadar bahwa aku terus berjalan ke depan tanpa melihat langkahku dengan benar hingga aku justru malah menabrak salah satu tamu yang ada disana dan membuat pakaiannya tertumpah oleh minuman yang tengah dia bawa di tangannya sendiri.
"Brukk...aaaawww...hey kalau jalan itu itu pake mata apa kau buta hah!" Bentak wanita itu dengan kasar dan membersihkan pakaiannya,
"AA..aku minta maaf kak aku sungguh tidak sengaja, biar aku membersihkan pakaianmu" ucapku sangat kaget dan segera membersihkan pakaian wanita itu hingga tidak sadar tudung yang menutupi kepalaku terbuka dan jatuh ke bawah.
Cecil yang sadar aku berada di tengah-tengah pesta dia langsung marah dan seketika menghampiriku lalu dia turut meminta maaf kepada tamu yang barusan aku tabrak.
"Astaga...Vivian apa yang kamu lakukan kau merusak pakaian tamu pentingku, Zesika tolong maafkan adikku yang bodoh ini yah, dia memang sedikit terganggu tolong maafkan dia, dan untuk pakaianmu aku akan menggantinya" ucapnya sambil membungkuk meminta maaf kepada gadis tersebut,
"Vivian ayo cepat minta maaf kepada temanku Zesika, apa lagi yang kau tunggu?" ucap Cecil kepadaku.
Aku pun langsung ikut membungkuk dan meminta maaf kepada gadis bernama Zesika itu tapi gadis itu bahkan tidak menerima permintaan maafku dan dia malah mendorongku hingga aku jatuh ke lantai dan menjadi pusat perhatian banyak tamu di pesta tersebut.
"CK...aku tidak sudi menerima permintaan maaf dari gembel sepertimu!" Bentaknya sambil mendorong tubuhku dengan kuat,
"Aaahhh..." Ucapku meringis kesakitan dengan terkulai di lantai.
Kakiku mungkin terkilir saat itu sehingga aku kesulitan untuk berdiri, aku pun meminta bantuan Cecil untuk membantuku berdiri, namun Cecil justru malah pergi begitu saja dan membiarkanku seorang diri.
"Cecil...bisakah kau bantu aku berdiri" ucapku memohon kepadanya sambil menahan rasa sakit di kakiku.
Saat itu aku sangat berharap Cecil akan mengulurkan tangannya kepadaku dan membantuku berdiri, bahkan dia sudah hampir mengulurkan tangannya kepadaku namun disaat aku hendak meraih tangannya dia langsung menghempaskan tanganku dengan kasar, padahal aku sudah sangat senang karena berpikir Cecil akan membantuku, rupanya dia hanya memberikan harapan palsu kepadaku.
"CK...jangan harap aku akan membantumu setelah kau merusak pestaku" ucapnya dengan sinis dan kembali dengan kesibukan pestanya tanpa menghiraukan keberadaanku.
Semua orang juga sibuk dengan dirinya masing-masing dan mereka sama sekali tidak perduli dengan gadis kusam yang jatuh tergeletak di lantai kesulitan berdiri sepertiku, aku hanya bisa menangis tanpa suara dan hanya air mataku yang turun begitu saja dengan perlahan membasahi pipiku.
"Ternyata dia masih membenciku" gerutuku pelan sambil mengusap air mataku dan aku kembali mencoba untuk berdiri sendiri.
Disaat aku berusaha memaksakan diriku untuk bangkit seorang diri tiba-tiba saja sebuah tangan yang kekar dan panjang menjulur ke arahku dan saat aku mengangkat kepalaku ternyata itu adalah ukuran tangan dari pria tampan yang aku lihat dari atas kamarku sebelumnya.
"Kamu..." Ucapku dengan mata terbuka dan terperangah kagum saat melihatnya,
Lukas yang melihat Vivian hanya tertegun dan diam ketika melihatnya dia segera menyadarkan Vivian dan menyuruhnya untuk segera bangkit berdiri.
"Hey...ayo bangkit apa yang kau pikirkan" ucapnya menyadarkanku,
"AA..ahhh..iya terimakasih sudah membantuku" ucapku kepadanya.
Dia hanya mengangguk lalu pergi melewatiku begitu saja, dia keluar dari pesta dan hanya datang beberapa saat saja, aku sungguh merasa senang dan terus memegangi tanganku yang tadi telah bersentuhan dengan tangannya, setelah melihat wajahnya dari dekat aku sungguh yakin dia adalah anak laki-laki buta yang pernah menolongku di kolam renang 12 tahun yang lalu.
"Dia.... aku yakin dia orangnya, ya tuhan terima kasih sudah mempertemukan aku dengannya lagi, dia adalah malaikatku, akhirnya aaa aku senang sekali" ucapku sambil memeluk tanganku sendiri saking senangnya.
Bahkan rasa sakit di kakiku yang terkilir aku sudah melupakannya dan terus berjalan dengan senang meskipun sambil menahan sakit di kakiku yang mulai terlihat membengkak, hingga bi Ida datang menghampiriku dan dia segera membawaku ke belakang lalu membantuku untuk mengolesi minyak pada kakiku yang bengkak itu.
"Ya ampun nona apa yang terjadi dengan kakimu kenapa lebam dan bengkak seperti ini, apa kamu baik-baik saja?" Tanya bi Ida mengkhawatirkan aku,
"Tidak masalah bi aku baik-baik saja ini hanya terkilir sedikit nanti juga akan sembuh kok" balasku sambil tersenyum,
Bi Ida mengurut kakiku dan dia segera membalurkan minyak pada kakiku yang lebam lalu membantuku berjalan hingga masuk ke dalam kamar.
"Nona sebaiknya nona jangan banyak berjalan dulu, sampai kaki nona membaik baru nona boleh bekerja" ucap bi Ida memberi tahu aku.
Aku hanya mengangguk lalu bi Ida kembali keluar dan menutup pintu kamarku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments