Ke Sekolah

"Aaa....Aa...aww..ini sakit, berarti ini bukan mimpi, aku sungguh bisa pergi ke sekolah yang luar biasa, bersama Cecil dan akan mendapatkan teman yang sama dengannya, aaahhh aku senang sekali" gumamku dalam hati.

Sepanjang perjalanan aku tidak berhenti tersenyum dan terus memasang wajah yang ceria, rasanya aku ingin sekali memberitahu semua orang bahwa aku adalah putri bungsu keluarga Wheeler, dan mereka sudah menyayangiku serta mengakui aku sebagai anggota keluarganya, aku tidak bisa menyembunyikan kesenangan ini.

Sedangkan disisi lain tanpa Vivian ketahui semua kebaikan itu adalah kebohongan semata, sebab saat ini saja Cecil bahkan sudah sangat muak duduk berdekatan dengan Vivian yang tidak selevel dengan dirinya.

"CK....aku benci dia memakai pakaianku, ingin rasanya menendang orang kampungan ini dari mobil pribadiku" gerutu Cecil di dalam hatinya yang sudah sangat kesal.

Cecil terus menatap sinis ke arah Vivian tanpa sepengetahuan Vivian, dan ayahnya yang menyetir di depan dengan cepat memberikan kode tatapan tajam pada Cecil hingga Cecil memalingkan pandangannya keluar jendela mobil dengan kesal.

Beberapa saat kemudian kami sampai di depan gerbang sekolah menengah atas Gardenia School, iya itu adalah nama sekolah tempat dimana Cecil menempuh pendidikan SMA nya dahulu, kini dia sudah lulus dan akan melanjutkan ke tingkat perguruan tinggi, serta kebetulan perguruan tinggi tempat Cecil menuntut ilmu juga berada tidak jauh dari sekolah tersebut sehingga tentu saja kami bisa pergi bersama-sama karena sekolahnya pun saling berdampingan satu sama lain.

Seharusnya aku juga masuk ke universitas saat ini, namun karena keterlambatan sekolahku sebelumnya yang hanya mendapatkan pendidikan di home schooling sehingga mau tidak mau aku harus mengikuti peraturan yang ada di sekolah tersebut dan aku harus masuk ke kelas tiga SMA lagi, membuat aku terlihat satu tahun lebih lambat dari teman sebayaku lainnya.

Walau begitu aku tidak pernah berkecil hati sebab bukan hanya aku yang di usia 17 tahun dan masih duduk di tingkat kelas tiga SMA, sehingga aku tidak memperdulikan masalah usia, saat mobil kami mulai memasuki gerbang dan halaman sekolah, aku sudah sangat terpukau melihat taman di sekolah tersebut yang begitu indah dengan sebuah kolam air mancur yang cantik serta bangku taman yang berjajar rapih.

Banyak mahasiswa serta anak-anak SMA yang berlalu lalang di sekitar sana hingga tiba-tiba saja Cecil meminta ayah untuk menghentikan mobil tepat di dekat taman kecil yang terdapat sebuah kola air mancur.

"Ayah aku berhenti disini saja" ucapnya dengan wajah yang terlihat begitu muram,

"Cecil apa kamu baik-baik saja, bukankah universitas tempatmu itu masih jauh di depan?" Tanyaku kepadanya,

"Ahh....tidak aku masih ada kepentingan lain, jadi harus pergi lebih dulu dan harus turun disini, kau boleh meminta ayah menurunkanmu di depan sana" ucapnya langsung mengubah raut di wajahnya.

Aku yang merasa tidak enak dengan ayah juga Cecil tentu saja aku tidak bisa mengesampingkan kesibukan mereka sehingga aku pun memilih turun disana juga, lagi pula ayah bilang dia sudah mendaftarkan aku ke sekolah sehingga aku tinggal masuk ke kelas atau menemui wali kelas di ruang guru.

"Aahh...tidak usah Cecil, kalian sudah sangat baik kepadaku, aku juga turun disini saja agar ayah bisa segera berangkat ke kantor lebih awal" ucapku sambil tersenyum dan segera turun dari mobil.

Tapi disaat aku baru saja turun aku merasa heran karena melihat Cecil yang tidak kunjung turun dari mobil.

"Cecil kenapa kamu tidak turun juga?" Tanyaku lagi kepada dia,

"Ahh...aku lupa kakiku masih sakit aku tidak bisa turun disini aku akan pergi ke sana dengan ayah, by Vivian" ucapnya dan mobil segera melaju meninggalkanku begitu saja.

Aku kaget dan heran mengapa Cecil bisa berubah begitu saja secara tiba-tiba.

"Eh...Cecil...tunggu, Cecil!" Teriakku berusaha menahannya.

Sayangnya mereka sudah pergi cukup jauh sehingga teriakkan dariku juga akan menjadi percuma saja sebab mereka tidak mungkin bisa mendengar suaraku dalam jarak sejauh ini ditambah suara kendaraan yang melewati jalanan itu, tentu saja itu akan membuat suaraku tidak akan terdengar.

Aku bingung menatap ke sekeliling dan kemana aku harus berjalan, aku sama sekali tidak tahu arah dan ini pertama kalinya aku pergi ke sekolah setelah aku lulus di sekolah menengah pertama, ku lihat halaman itu sangat luas dan aku mencoba untuk mengikuti anak-anak lain yang berjalan ke arah sebelah kanan, aku pikir mereka anak SMA sama sepertiku sebab ku lihat seragam yang mereka kenakan sama dengan seragam milikku sehingga aku langsung menyebrang begitu saja.

Tetapi karena aku tidak hati-hati aku tidak melihat ada sebuah mobil yang melaju dari arah samping dan hampir menabrak aku.

"Aaarkhhh...." Teriakku sangat kaget ketika melihat mobil itu melaju cukup cepat ke arahku.

Saking kagetnya aku tidak bisa lari untuk menghindar dan aku justru malah menutup telingaku sambil berjongkok dengan hati yang tidak karuan dan terus saja berdoa kepada yang maha kuasa untuk keselamatan diriku sendiri.

Hingga beberapa saat kemudian aku tidak merasakan rasa sakit apapun pada tubuhku dan aku mendengar suara seseorang yang menggelegar dan suaranya terdengar begitu kuat.

"Ehh...kenapa aku tidak merasakan sakit sama sekali apa aku sudah mati?" Gerutuku pelan,

"Bangun kau, dan menyingkir dari jalanku!" Ucap seorang pria dengan suara yang mendominasi,

"Hah, suara apa itu, atau jangan-jangan itu suara malaikat maut?, Aduhh....aku belum siap untuk mati tolong ampuni aku" ucapku ketakutan tidak menentu.

Tiba-tiba saja dia mengangkat tanganku dan aku refleks langsung membuka mataku dan langsung kaget membuka mataku dengan lebar ketika melihat ternyata itu adalah pria tampan, pangeran kecil yang selama ini aku cari.

"KA..KA...kamu?" Ucapku terbata-bata.

Aku masih tidak menyangka dia yang datang menyelamatkan aku untuk ke tiga kalinya, dan aku masih merasa ini sebuah mimpi.

"Apa aku bermimpi sekarang?" Tanyaku dengan sorot mata kebingungan dan menatapnya dengan lekat.

"Aishh....apa kau gila, hey sadarlah dan berhenti berkhayal minggir kau dari jalanku!" Bentakku mengagetkan aku dengan sikapnya yang tiba-tiba saja berubah sangat kasar.

Dia mendorongku ke samping lalu pergi kembali masuk ke dalam mobilnya tanpa memperdulikan aku sedikitpun, aku tidak ingin kehilangan jejak pangeran kecilku lagi sehingga dengan kesadaran yang masih belum pulih sepenuhnya, aku langsung segera berlari mengejar dia dan menahan tangannya agar tidak masuk ke dalam mobil dan meninggalkan aku lagi.

"Eh...eh...eh....tunggu, hey jangan tinggalkan aku" ucapku menahannya.

Dia menoleh dan langsung menghempaskan tangannya yang aku pegang, tatapannya itu begitu tajam dengan mata yang dia sipitkan dan terlihat tangannya mengepal dengan kuat, bahkan aku kesulitan menelan salivaku sendiri saat melihat ekspresi wajahnya yang cukup membuatku takut.

"LEPASKAN ATAU AKU AKAN MENENDANG MU!" ucapnya dengan ancaman dan wajah yang menakutkan.

Entah kenapa aku langsung menuruti perkataan darinya dan perlahan aku menurunkan tanganku lalu dia langsung masuk ke dalam mobilnya dengan menutup pintu mobil cukup keras sampai membuatku terperanjat ke belakang beberapa langkah.

"Brakk" suara pintu mobil yang di banting olehnya dengan kuat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!